Dunia Terancam Tsunami Pengangguran, Inggris - China Jadi Korban

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
28 August 2025 19:35
Infografis, Tingkat Pengangguran Menurut Pendidikan
Foto: Infografis/ Pengangguran/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia tengah dibayangi masalah serius di sektor ketenagakerjaan. Sejumlah negara besar mencatat lonjakan tingkat pengangguran, mencerminkan rapuhnya pemulihan ekonomi global di tengah tekanan inflasi, perlambatan ekonomi, hingga ketidakpastian politik.

Dari Inggris, China, hingga Prancis pasar tenaga kerja mereka menghadapi tantangan berat yang sebagian besar membebani generasi muda.

Fenomena ini bukan hanya menekan daya beli masyarakat, tetapi juga menimbulkan konsekuensi sosial dan politik yang luas. Krisis lapangan kerja, khususnya bagi kaum muda, berpotensi memicu instabilitas di berbagai negara.

Inggris 

Kondisi pasar tenaga kerja di Inggris semakin mengkhawatirkan. Tingkat pengangguran nasional pada kuartal II- 2025 tercatat 4,7%, level tertinggi sejak kuartal II-2021 yang pada saat itu pandemi Covid-19 masih melanda Inggris. Tekanan terutama datang dari kelompok usia muda, yang kini menghadapi situasi pasar kerja terburuk dalam lima tahun terakhir.

Data Office for National Statistics (ONS) mencatat tingkat pengangguran pemuda usia 16-24 tahun melonjak menjadi 14,1% pada periode April-Juni 2025, setara dengan 634 ribu orang. Angka ini naik dari 13,4% pada periode yang sama tahun lalu dan lebih tinggi dua poin dibandingkan sebelum pandemi.

Kondisi ini kian sulit bagi mereka yang baru pertama kali masuk dunia kerja. Laporan dari situs pencarian kerja Adzuna menunjukkan iklan lowongan untuk lulusan baru, magang, dan posisi junior turun 4,5% pada Juli 2025, menjadi di bawah 210 ribu lowongan.

Alhasil, porsi pekerjaan entry level kini hanya sekitar 20% dari total lowongan, jauh lebih rendah dibanding rata-rata 27% pada 2022-2024, sekaligus menjadi yang terendah sejak Oktober 2020.

Pelemahan ekonomi Inggris, ditambah inflasi yang masih tinggi serta biaya hidup yang melonjak, memperburuk situasi ini. Pemerintah pun dihadapkan pada tekanan besar untuk menjaga stabilitas fiskal sekaligus mengatasi krisis pasar tenaga kerja yang menimpa generasi mudanya.

China 

Biro Statistik Nasional China (NBS) mencatat tingkat pengangguran perkotaan atau urban surveyed unemployment rate pada Juli 2025 sebesar 5,2%, naik dari 5,0% di bulan sebelumnya. Lonjakan ini sebagian besar dipicu oleh masuknya jutaan lulusan baru ke pasar kerja setiap musim panas, yang menambah tekanan di tengah kondisi ekonomi yang masih lesu.

Namun, situasi lebih berat justru dialami kelompok muda. Generasi usia 15-24 tahun harus menghadapi kenyataan pahit bahkan, sebagian terpaksa berpura-pura bekerja atau tetap bekerja tanpa menerima gaji demi sekadar terlihat produktif. Fenomena ini mencerminkan betapa sulitnya pasar tenaga kerja China menyerap angkatan kerja baru.

Berdasarkan data World Bank, tingkat pengangguran pemuda di China terus meningkat sejak 2018. Pada 2024, angkanya sudah menyentuh 15,23%, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Kondisi ini menegaskan bahwa masalah pengangguran pemuda kini menjadi salah satu tantangan struktural terbesar bagi perekonomian China.


Prancis

Di Prancis, tingkat pengangguran pada kuartal II-2025 berada di kisaran 7,5%, stabil dibanding kuartal sebelumnya menurut data Institut Statistik Prancis (INSEE). Meski demikian, angka pengangguran menunjukkan tren mengkhawatirkan.

Data terbaru mencatat jumlah pengangguran terdaftar di daratan utama Prancis naik 52.900 menjadi 3,03 juta orang pada Juli 2025, level tertinggi dalam empat bulan. Kenaikan ini terjadi di hampir semua kategori: populasi usia inti naik 25.800 menjadi 1,742 juta, kelompok usia di atas 50 tahun bertambah 7.900 menjadi 798.700, dan pemuda di bawah 25 tahun melonjak 19.200 menjadi 493.300 orang.

Secara tahunan, jumlah pengangguran terdaftar naik 216.200 orang. Kondisi ini menambah tekanan pada pemerintah minoritas Prancis yang tengah menghadapi voting kepercayaan pada September, sehingga stabilitas ekonomi dan politik kian dipertanyakan.

Amerika Serikat

Pasar tenaga kerja Amerika Serikat masih terbilang tangguh, tapi mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Data Bureau of Labor Statistics (BLS) mencatat tingkat pengangguran pada Juli 2025 berada di 4,2%, naik tipis dari bulan sebelumnya. Meski angkanya masih rendah secara historis, pasar kerja mulai kehilangan momentumnya.

Pertumbuhan lapangan kerja juga kian terbatas. Sepanjang Juli hanya ada tambahan sekitar 73 ribu pekerjaan baru, jauh di bawah ekspektasi analis yang menunggu lebih dari 150 ribu. Sektor teknologi dan manufaktur menjadi dua bidang yang paling terasa perlambatannya.

Sementara itu, jumlah pengangguran jangka panjang mereka yang sudah menganggur lebih dari 27 minggu melonjak menjadi 1,8 juta orang, atau hampir seperempat dari total pencari kerja. Kondisi ini memberi sinyal bahwa sebagian warga AS mulai kesulitan kembali masuk pasar kerja setelah kehilangan pekerjaan.

Pengangguran Indonesia Justru Turun 

Berbeda dengan tren di sejumlah negara besar, Indonesia justru mencatat perbaikan di pasar tenaga kerja.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2025 berada di level 4,76%, turun dari 4,82% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini menjadi salah satu yang terendah dalam satu dekade terakhir, menandakan pemulihan berlanjut pasca pandemi.

Jumlah pengangguran nasional turun menjadi sekitar 7,28 juta orang, dari sebelumnya lebih dari 7,3 juta orang. Penurunan ini terutama ditopang oleh perbaikan di sektor perdagangan, jasa, serta transportasi yang kembali menyerap tenaga kerja.

Namun, tantangan masih besar di kalangan usia muda.

Berdasarkan Sakernas Februari 2025, tingkat pengangguran pemuda (15-24 tahun) masih tinggi di level 16,16%. Artinya, dari setiap 100 orang muda yang sudah masuk angkatan kerja, ada sekitar 16 orang yang menganggur. Meski turun tipis 0,26 poin dibanding Februari 2024, angkanya masih jauh lebih tinggi dibanding rata-rata nasional.

Jika dibandingkan dengan populasi pemuda, tingkat pengangguran ini setara dengan 8,01% dari total penduduk usia 15-24 tahun, atau sekitar 3,6 juta orang. Dalam catatan BPS, jumlah penduduk muda Indonesia mencapai 44,26 juta jiwa.

Tingginya pengangguran di kelompok muda membuat mereka menyumbang hampir setengah dari total pengangguran nasional. Per Februari 2025, sebanyak 48,77% dari seluruh penganggur di Indonesia merupakan anak muda, dengan dominasi lulusan SMA/sederajat (60,93%). Sementara lulusan sarjana atau diploma hanya menyumbang sekitar 8,78% dari total pemuda yang menganggur.

Kondisi ini menegaskan bahwa meski TPT nasional turun, pasar tenaga kerja Indonesia masih menghadapi tantangan struktural dalam menyediakan lapangan kerja layak bagi generasi mudanya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation