5 Saham Ini Jadi Koleksi Bandar, Dividen Jadi Kunci?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
25 August 2025 08:56
saham
Foto: saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Istilah "bandar saham" sering dipakai di kalangan trader Indonesia, tetapi sebenarnya ini bukan istilah resmi di dunia finansial. Bandar saham adalah sebutan untuk pihak bermodal besar seperti institusi, fund manager, sekuritas, atau investor besar atau market maker, yang memiliki kemampuan menggerakkan harga suatu saham dengan modal dan strategi tertentu.

Bandar biasanya melakukan akumulasi pada suatu saham untuk menggerakkan saham tersebut secara perlahan. Proses akumulasi berarti mereka membeli saham secara bertahap dalam jumlah besar, tapi dengan cara yang tidak langsung membuat harga melonjak tinggi.

Bandar punya dana besar sehingga bisa mengontrol supply & demand. Mereka bisa menyerap saham yang dilepas ritel pelan-pelan tanpa langsung terlihat.

Saat bandar akumulasi, harga saham biasanya bergerak sideway (datar) dalam range sempit. Tujuannya agar orang lain tidak sadar bahwa saham sedang dikoleksi.

Setelah saham terkumpul banyak, bandar bisa mendorong harga naik. Saat ritel mulai FOMO dan masuk, bandar melakukan penjualan alias distribusi di harga tinggi.

Hal ini lah yang mempengaruhi psikologis pasar. Dengan mengatur volume dan harga, bandar bisa memanipulasi emosi ritel, sehingga membuat terlihat tidak menarik saat akumulasi, lalu membuat terlihat mau terbang saat distribusi.

Namun banyak saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang likuiditasnya tidak terlalu besar, sehingga lebih mudah dikendalikan pihak bermodal besar.

CNBC Indonesia Research mencatat terdapat lima saham yang tengah diakumulasi bandar. Menariknya lima saham ini juga memiliki track record dividen yang cukup baik, tercermin dari yield rata-rata dividen dalam 3 tahun yang berada di angka lebih dari 9%. Tingginya dividen juga ditopang oleh kenaikan laba bersih dalam rata-rata 3 tahun. Bahkan secara pergerakan harga saham, 4 saham diantara mencatatkan kenaikan harga saham di sepanjang tahun ini.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation