
Anggaran Pertahanan Naik, Cek Daftar Alutsista Baru TNI di 2026

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menetapkan alokasi anggaran pertahanan dalam RAPBN 2026 sebesar Rp335,2 triliun, melonjak dari outlook 2025 yang sebesar Rp247,5 triliun. Kenaikan signifikan ini menandai komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat sistem pertahanan Indonesia.
Tambahan anggaran tersebut sejalan dengan banyaknya alat utama sistem senjata (alutsista) yang dijadwalkan tiba pada 2026 untuk memperkuat Tentara Nasional Indonesia (TNI). Tidak hanya untuk biaya pengadaan, anggaran tambahan juga diperlukan untuk mempersiapkan personil, operasional, dan pemeliharaan alutsista baru agar siap digunakan secara optimal.
Langkah ini menjadi bagian dari delapan prioritas kebijakan belanja negara 2026, salah satunya penguatan sistem pertahanan dan keamanan melalui modernisasi alutsista.
Berikut ini beberapa alutsista pertahanan yang akan datang pada 2026:
Jet Tempur Dassault Rafale
Salah satu alutsista yang ditunggu kehadirannya pada 2026 mendatang adalah jet tempur Rafale, yang direncanakan akan menambah kekuatan pertahanan udara tanah air.
![]() Peswat tempur Rafale di Pair Air Show 2023. (AP Photo/Lewis Joly) |
Rafale adalah pesawat tempur omni-role generasi 4,5 asal Prancis yang mampu melaksanakan berbagai misi: superioritas udara, dukungan jarak dekat, pengintaian, serangan strategis, dan anti-kapal.
Kementerian Pertahanan RI telah menyepakati pembelian 42 unit jet tempur Dassault Rafale dalam kontrak senilai US$ 8,1 miliar, termasuk pengadaan senjata dan dukungan logistik.
Menurut jadwal, pengiriman jet-tempur pertama ke Indonesia akan dimulai awal tahun 2026, yang sekaligus modernisasi pesawat termpur TNI Angkatan Udara (AU) untuk kesiapan pertahanan udara nasional.
Airbus A-400M
![]() Pesawat A400M pertama pesanan Prabowo sukses terbang perdana di Spanyol. Pesawat TNI AU ini diuji manuver dan siap dikirim akhir 2025. (Instagram/airbus_defence) |
Indonesia juga akan memperkuat armada angkut strategis dengan kedatangan Airbus A-400M.
Pesawat angkut berat multirole asal Eropa ini dijadwalkan akan tiba pada November 2025 untuk satu unit dan disusul unit kedua pada kuartal I-2026.
A-400M tidak hanya berperan sebagai pesawat angkut logistik, tetapi juga dilengkapi aerial refueling pod, yang mampu mengisi bahan bakar di udara untuk jet tempur seperti Sukhoi, Hawk, hingga Rafale.
Dengan keunggulan ini, A-400M berfungsi sebagai force multiplier yang memperpanjang daya tempur armada udara Indonesia.
Drone Serang Anka
Modernisasi juga mencakup penguatan kekuatan nirawak dengan kedatangan 12 unit UAV Anka buatan Turkish Aerospace Industries (TAI). Kontrak senilai US$300 juta ditandatangani pada Februari 2023.
Dari total 12 unit, enam unit akan dirakit di Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia, sedangkan enam lainnya diproduksi di Turki. UAV jenis MALE (Medium-Altitude Long-Endurance) ini mampu terbang hingga 24 jam di ketinggian 30 ribu kaki dengan kapasitas muatan 350 kg.
Selain menambah daya tempur, proyek ini memberikan nilai strategis melalui transfer teknologi, yang mendukung pengembangan UAV lokal seperti Elang Hitam..
Tambahan T-50i Golden Eagle
Kekuatan udara TNI AU juga akan diperkuat dengan tambahan enam unit T-50i Golden Eagle dari Korean Aerospace Industries (KAI). Pesawat ini akan mulai masuk pada 2025 dan berlanjut hingga 2026.
Dengan tambahan ini, total armada T-50i Indonesia mencapai 19 unit yang akan memperkuat latihan penerbang tempur dan mendukung kesiapan operasional.
Tambahan armada ini merupakan hasil kontrak yang ditandatangani Kemhan RI dengan KAI pada Juli 2021 dengan nilai 274,488 miliar won.
Kontrak itu mencakup enam unit T-50i beserta paket dukungan, melengkapi 16 unit yang sudah lebih dulu dimiliki sejak 2014.
T-50i dikenal sebagai jet latih tempur dengan performa mendekati pesawat tempur sesungguhnya. Ditenagai mesin turbofan tunggal General Electric F404, pesawat ini mampu melaju hingga 1.837 km/jam, terbang di ketinggian 14.530 meter, dan menempuh jarak hingga 1.851 km.
KRI-Prabu Siliwangi
Selain alutsista udara, TNI Angkatan Laut (AL) akan diperkuat armada nya dengan kehadiran KRI Prabu Siliwangi (321). Kapal patroli lepas pantai kelas Thaon di Revel ini merupakan kapal yang dibuat untuk angkatan laut Italia bernama Ruggiero di Lauria namun belum sempat di operasikan, akhirnya di beli oleh Indonesia dan kini dinobatkan sebagai salah satu kapal terbesar dalam sejarah AL RI
Secara teknis, KRI Prabu Siliwangi memiliki bobot penuh antara 5.800-6.300 ton dan panjang 143 meter, menjadikannya kapal patroli terbesar dalam armada TNI AL Kapal ini dirancang untuk menjalankan berbagai misi, termasuk patroli maritim, pertahanan udara dan permukaan, hingga bantuan kemanusiaan dan pengamanan wilayah perairan strategis
Untuk kelengkapan teknis dan persenjataan, kapal kelas ini dilengkapi sistem radar AESA, rudal pertahanan udara, meriam otomatis, dan sistem perang elektronik mutakhir, menjadikannya aset signifikan dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)