Ekonomi Tumbuh Tinggi, Laba & Saham Emiten Semen Kok Masih Retak?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
20 August 2025 08:35
POTRET INDUSTRI SEMEN INDONESIA
Foto: Infografis/POTRET INDUSTRI SEMEN INDONESIA/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri semen masih terpuruk pada semester I 2025, hal ini terbukti dari beberapa emiten semen yang masih mencatatkan penurunan penjualan hingga masih membukukan kerugian. Keterpurukan ini justru terjadi di tengah melambungnya laju pertumbuhan dan investasi yang disampaikan pemerintah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 melesat sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan ditopang investasi yang tinggi.

Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi juga menunjukkan perbaikan yang signifikan dengan kontribusi 27,83% dan pertumbuhan mencapai 6,99% yoy.

Angka pertumbuhan investasi ini melonjak drastis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya tumbuh 2,12% yoy.

Bahkan, pertumbuhan investasi pada kuartal II-2025 menjadi yang tertinggi sejak kuartal II-2021 yakni sebesar 7,52% ketika Indonesia masih berada dalam masa pandemi Covid-19.

Jika mengesampingkan periode pandemi, maka pencapaian ini merupakan yang tertinggi sejak kuartal I-2018, ketika investasi tumbuh 7,92% yoy.

Namun, kue pertumbuhan tinggi tidak sampai ke industri semen.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat penjualan semen domestik mengalami penurunan 2,5% secara tahunan (yoy) menjadi 27,7 juta ton pada semester I 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 28,48 juta ton.

Berdasarkan data ASI, produksi semen pada semester I 2025 mencapai 28,76 juta ton atau turun 5,8% (yoy) dibandingkan periode yang sama sebelumnya 30,53 juta ton. Penurunan penjualan terjadi hampir di seluruh wilayah, kecuali di Sumatra yang tumbuh 4,9% dan Maluku-Papua tumbuh 5% pada periode tersebut.

Penyebab utama dari penurunan penjualan semen yaitu masih lemahnya daya beli masyarakat dan melambatnya proyek-proyek infrastruktur nasional. Adapun, penyebab penurunan penjualan semen saat ini juga masih menjadi tantangan utama untuk semester kedua tahun ini. Kondisi pasar saat ini masih oversupply sehingga utilisasi pabrik masih rendah sekitar 55,6%.

ASI menargetkan pertumbuhan kinerja penjualan 2% tahun ini. Namun, dengan capaian kinerja semester I 2025, target tersebut masih menantang.

Dari lima saham semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), empat diantaranya telah merilis kinerja keuangan semester I 2025 dan dua di antaranya masih membukukan penurunan kinerja keuangan.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) terpantau masih mencatatkan penurunan kinerja keuangan, meskipun kerugian pada CMNT telah menurun sebesar 60,72%.

Performa kinerja keuangan tersebut pun mempengaruhi pergerakan harga saham-saham semen.

PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) menjadi satu-satunya emiten semen yang mencatatkan kenaikan harga saham signifikan secara year to date (ytd), hal ini sejalan dengan kenaikan laba bersih yang perseroan raih hingga 987,70%.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation