
Wajah Konglomerat 80 Tahun RI: Persaingan Sengit Old Money vs OKB

Jakarta,CNBC Indonesia - Daftar orang terkaya Indonesia dan konglomerat menjadi cermin perubahan ekonomi-politik di Tanah Air selama 80 tahun Indonesia merdeka.
Dari era Orde Baru yang penuh koneksi politik, hantaman krisis 1997/1998, hingga kebangkitan konglomerat baru di awal 2000-an, peta kekayaan RI mengalami transformasi besar. Perkembangan jaman, teknologi, kebutuhan jaman hingga pergerakan global ikut mengubah tren wajah konglomerat Indonesia.
Di era Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, konglomerasi tumbuh pesat berkat akses politik dan bisnis. Sebelum krisis moneter 1997, daftar orang terkaya RI didominasi nama-nama lama, seperti Liem Sioe Liong (Sudono Salim), pemilik Salim Group (BCA, Indofood, Indocement), Eka Tjipta Widjaja dari Sinar Mas Group (pulp & paper, agribisnis, bank), dan William Soeryadjaya dari Astra International (otomotif).
Nama lain adalah Bob Hasan yang dikenal sebagai raja kayu & ekspor, dan sangat dekat dengan Soeharto serta Probosutedjo yang merupakan adik tiri Soeharto dan bergerak di bidang bisnis hutan & perdagangan. terdapat pula Sudwikatmono yang menguasai jaringan bioskop & properti dan dikenal sebagai kerabat keluarga Cendana.
Gelombang krisis moneter menghantam keras Indonesia pada 1997/1998. Rupiah terjun bebas dan utang dolar menjerat sehingga banyak konglomerat kehilangan kerajaan bisnisnya. Banyak taipan Orde Baru tersingkir atau menyusut drastis kekayaannya.
Memasuki era Reformasi, daftar orang kaya berubah drastis. Forbes mulai rutin merilis daftar orang terkaya Indonesia, dan wajah-wajah baru mulai menguasai panggung.
Nama-nama besar muncul menghiasi daftar orang terkaya. Nama Robert Budi & Michael Hartono yang menguasai Djarum Group, pemilik mayoritas BCA pasca krisis mulai mendominasi daftar kaya sejak awal 2000-an.
Nama laiin adalah Eka Tjipta Widjaja & keluarga dari Sinar Mas Group bangkit lewat agribisnis & pulp-paper. Terdapat pula nama pemilik Gudang Garam Susilo Wonowidjojo, Putera Sampoerna, Mochtar Riady & keluarga dari Lippo Group tetap eksis, serta Keluarga Bakrie yang sempat sangat kaya raya pada 2005-2008 berkat booming batubara & minyak sawit.
Jaman Berubah, Nama Berganti
Perubahan daftar orang terkaya mulai berkembang dan didukung kombinasi faktor pasar, bisnis, dan personal. Mayoritas kekayaan konglomerat berasal dari saham perusahaan yang mereka miliki. Saat harga saham naik tajam, valuasi kekayaan ikut melonjak, sebaliknya saat saham anjlok, posisi di daftar bisa turun.
Ekspansi ke sektor baru, inovasi produk, atau peningkatan permintaan bisa mendorong laba dan valuasi perusahaan. Sebaliknya, penurunan kinerja, skandal, atau disrupsi teknologi bisa memangkas nilai perusahaan.
Menjual sebagian saham, merger, akuisisi, atau pembelian aset besar juga bisa mengubah total kekayaan. Warisan dan pembagian harta keluarga juga memengaruhi posisi di daftar.
Daftar kekayaan biasanya dihitung dalam dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan atau penguatan rupiah terhadap dolar dapat memengaruhi nilai kekayaan saat dikonversi.
Dan munculnya wajah-wajah baru daftar konglomerat, biasanya terdapat pengusaha yang tiba-tiba melejit karena IPO perusahaan hingga booming industri baru misalnya teknologi atau energi terbarukan, atau lonjakan harga komoditas. Ketika mereka masuk daftar, otomatis posisi beberapa konglomerat lama bisa tergeser.
Pada 2024 duo Hartono masih memimpin menjadi orang terkaya RI nomor satu yang terdiri dari kekayaan bersih Robert Budi Hartono dan Michael Hartono pemilik Djarum Grup dan bank BCA.
Pada urutan kedua disusul sosok pengusaha energi Prajogo Pangestu, kemudian dari industri yang sama di urutan ketiga diisi oleh Low Tuck Kwong.
Pada posisi keempat ditempati oleh pembisnis Grup Sinar Mas, Widjaja Family. Dan posisi kelima pemilik Indofood Anthony Salim.
Namun, pada tahun ini tepatnya pada Jumat (15/8/2025), daftar orang terkaya RI memiliki wajah baru dan menggeser berhasil menggeser Widjaja Family dan Anthony Salim.
Jika kekayaan duo Hartono digabung, pemilik Grup Djarum ini masih menjadi orang terkaya RI dengan kekayaan Robert Budi Hartono sebesar US$22 miliar dan Michael Hartono sebesar US$21,1 miliar.
Jika terpisah, Prajogo Pangestu masih menjadi urutan nomor 1 orang terkaya RI dengan kekayaan bersih mencapai US$34,3 miliar. Dan di susul Low Tuck Kwong mencapai US$25,6 miliar.
Menariknya terdapat dua sosok baru yang berhasil menggeser daftar konglomerat RI lama. Sosok baru pertama adalah pemilik PT DCI Indonesia Tbk (DCII), Otto Toto Sugiri yang berhasil masuk dalam 5 besar orang terkaya RI dengan kekayaan bersih senilai US$16 miliar. Kekayaan Otto meningkat drastic usai kenaikan saham DCII di sepanjang tahun ini yang mencapai 754,87%.
Sosok baru lainnya yakni Marina Budiman yang masuk dalam top 5 orang terkaya RI dengan kekayaan bersih mencapai US$11,7 miliar. Marina Budiman adalah salah satu pendiri PT DCI Indonesia Tbk (DCII), ia berhasil membangun bisnis pusat data yang kini menjadi pemain utama di industri ini.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/luc)