Ada Cak Lontong! Nih Diskusi Santai Penuh 'Daging' Finansial Festival

Jakarta, CNBC Indonesia-Hari pertama LPS Financial Festival 2025 yang penuh warna diisi oleh regulator dan ekonom, dan juga menampilkan nama-nama populer dari berbagai bidang mulai dari pelawak hingga selebriti. Sesi kedua yang berlangsung di Dyandra Convention Center Surabaya ini menggambarkan pendekatan yang lebih membumi terhadap isu finansial, terutama untuk menjangkau generasi muda dan pelaku UMKM.
Forum ini menjadi ruang berbagi pengalaman antara pengambil kebijakan dan figur publik, dengan tema besar membentuk karakter finansial yang kuat, adaptif, dan relevan dengan tantangan zaman. Dalam diskusi ini, audiens tidak hanya mendengar teori ekonomi, tetapi juga kisah kegigihan, refleksi hidup, hingga strategi membangun usaha dari bawah.
Lima tokoh yang tampil dalam sesi ke dua hari pertama adalah Didik Madiyono (Anggota Dewan Komisioner LPS), Winardi Legowo (Dirut Bank Jatim), Prof. Dr. Mohammad Nuh, Cak Lontong, dan Raffi Ahmad.
Didik Madiyono - Anggota Dewan Komisioner LPS
Didik menjelaskan evolusi fungsi LPS dari "loss minimizer" menjadi "risk minimizer" sesuai UU PPSK 2023. "Kalau dulu LPS hanya menyelamatkan atau melikuidasi bank, kini kami bisa bentuk bridge bank hingga jajaki investor," jelasnya.
Ia menekankan pentingnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. "Kalau teman-teman punya simpanan di bank, intinya aman karena ada LPS," ujar Didik.
Ia menyoroti bank digital yang kini menjanjikan bunga di atas suku bunga penjaminan. "Kalau bank digital tawarkan bunga lebih dari 4%, maka simpanan itu bisa tidak dijamin LPS," ungkapnya.
Didik membagikan pengalaman pribadinya terkait investasi: "Saya lebih banyak investasi ke properti, agar saat pensiun bisa hidup sederhana dari passive income.
Foto: Anggota Dewan Komisioner LPS Bidang Program Penjaminan Simpanan Dan Resolusi Bank, Didik Madiyono menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Winardi Legowo - Professional Banker
Winardi menyoroti pentingnya digitalisasi layanan keuangan untuk menjangkau generasi muda. "Ke depan, perbankan harus sesimple mungkin-cukup buka satu aplikasi bisa top-up e-wallet, bayar kuliah, sampai cek saldo," katanya.
Ia juga menekankan perlunya fitur perbankan yang selaras dengan kebutuhan milenial dan Gen Z, termasuk integrasi sistem kampus ke mobile banking.
Terkait UMKM, Winardi berkata, "Yang bertahan dalam persaingan adalah yang setia pada kualitas. Kualitas itu mencakup produk, proses, dan harga."
Foto: Winardi Legowo menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Prof. Dr. Mohammad Nuh - Akademisi dan Mantan Menteri
Nuh mengajak generasi muda untuk menjadi pembelajar sejati. "Ilmu dari sekolah itu kecil dibandingkan kehidupan. Kalau tidak bisa dari kurikulum, ya cari dari kehidupan," ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya life skills yang harus dimiliki generasi muda: "Pertama digital skill, kedua kemampuan jejaring, dan ketiga-ini yang paling penting-kemampuan mengelola finansial."
"Saya dulu diminta Pak CT gabung ke bank, padahal saya elektro. Tapi selama ilmu bisa dipelajari, ya selesai," kisahnya.
Ia mendorong mahasiswa untuk mencoba wirausaha sejak dini: "UMKM itu laboratorium kewirausahaan, jangan ragu untuk mulai dari kecil."
Foto: Tokoh Nasional Asal Jawa Timur, Prof. Dr. Mohammad Nuh menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Cak Lontong - Komedian
Cak Lontong menyampaikan pentingnya karakter dalam menghadapi keterbatasan. "Modal utama bukan uang, tapi karakter. Kalau nggak punya uang, bukan berarti nggak bisa menang," katanya.
Ia berpesan agar jangan terjebak dalam zona nyaman. "Tiru semangat maling-bukan perilakunya. Kalau satu pintu tertutup, dia cari pintu lain. Attitude dan karakter itu penting," ujarnya dengan gaya khasnya.
Terkait UMKM, ia menyindir dengan santai, "UMKM di Indonesia hebat-hebat, tapi nggak ada yang lulus. Karena slogannya cuma 'naik kelas' terus, nggak ada 'lulus'-nya."
Soal investasi, ia berkata, "Saya punya 40 kamar kos di Solo, bisnis laundry juga berkembang. Tapi investasi paling penting adalah memahami risiko."
Foto: Komedian Cak Lontong, menyampaikan paparan dalam acara LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Sesi kedua LPS Financial Festival 2025 memperlihatkan bahwa pendekatan terhadap keuangan dan usaha bisa datang dari berbagai latar belakang. Apakah itu regulator, pelaku perbankan, akademisi, entertainer, atau wirausahawan, semuanya membawa satu pesan yang sama pahami risiko, kelola waktu, dan bentuk karakter finansial sejak muda.
Di era digital dan derasnya peluang ekonomi, kemampuan untuk beradaptasi, berpikir strategis, dan menjaga integritas akan menjadi kunci. Selain untuk sukses pribadi, juga untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional dari bawah ke atas.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)