Diam-Diam Harga Emas Sudah Terbang 3 Hari Beruntun, Sampai Kapan Naik?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
05 August 2025 06:37
emas gold
Foto: emas gold

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas lagi-lagi melesat dan kembali bertahan psikologis US$3.300 per troy ons. Harga emas melanjutkan kenaikan di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Pada perdagangan sebelumnya Senin (4/7/2025), harga emas dunia menguat 0,31% di level US$3.373,06 per troy ons. Kenaikan ini memperpanjang tren positif emas dengan menguat selama tiga hari beruntun dengan penguatan mencapai 3%. Harga penutupan kemarin juga menjadi yang tertinggi sejak 23 Juli 2025.

Pada perdagangan hari ini Selasa (5/8/2025) hingga pukul 06.23 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,1% di posisi US$3.376,91 per troy ons.

Harga emas naik untuk sesi ketiga berturut-turut pada perdagangan Senin setelah data ekonomi pekan lalu memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) AS.

"Peluang penurunan suku bunga di bulan September semakin kuat sekarang, dan bahkan lebih kuat lagi untuk penurunan suku bunga berikutnya di bulan Desember. Hal itu, ditambah dengan hambatan inflasi, menurut saya cukup bullish untuk emas," ujar Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Pekan lalu, data menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja AS lebih lemah dari perkiraan pada  Juli, sementara jumlah penggajian non-pertanian (NFP) untuk dua bulan sebelumnya direvisi turun sebesar 258.000 pekerjaan, menunjukkan penurunan tajam dalam kondisi pasar tenaga kerja. Selain itu, tolok ukur pilihan The Fed, data inflasi PCE AS, meningkat 0,3% pada bulan Juni setelah kenaikan 0,2% yang direvisi naik pada bulan Mei karena tarif mulai menaikkan biaya beberapa barang.

Menurut perangkat CME FedWatch, para pedagang sekarang melihat peluang penurunan suku bunga pada bulan September sebesar 87,8%, naik dari lebih dari 63% seminggu yang lalu.

Emas batangan biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump pekan lalu terhadap sejumlah negara kemungkinan akan tetap berlaku alih-alih dipotong sebagai bagian dari negosiasi yang berkelanjutan, menurut Perwakilan Dagang Jamieson Greer dalam komentar yang disiarkan pada hari Minggu.

Trump menetapkan tarif termasuk bea sebesar 35% pada banyak barang dari Kanada, 50% untuk Brasil, 25% untuk India, 20% untuk Taiwan, dan 39% untuk Swiss, menurut perintah eksekutif presiden.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation