Negeri Seribu Ular: Indonesia & 3 Negara Ini Jadi Sarang Hewan Melata

Rania Reswara Addini, CNBC Indonesia
01 August 2025 15:50
Ular
Foto: Pixabay

Jakarta, CNBC Indonesia - Ular dikenal karena melata melalui hutan, gurun, lahan basah, dan bahkan area perkotaan. Melihatnya saja sudah bisa membuat merinding, mengingat kemampuannya untuk melumpuhkan korban dengan gigitan dan bisanya yang mematikan.

Sudah menjadi fakta umum bahwa reptil yang sering disalahpahami ini memiliki peran penting dalam ekosistem kita. Mereka bertanggung jawab mengendalikan populasi tikus dan hama lainnya dan bahkan membantu dalam penyebaran benih.

Berdasarkan statistik Reptile Database, terdapat sekitar 3.900 spesies ular yang tercatat di seluruh dunia. Menurut World Population Review, Meksiko berada di peringkat pertama sebagai negara dengan jumlah spesies ular terbanyak di dunia, yaitu sebanyak 438 jenis, disusul oleh Brasil.

Mulai dari gurun kering di utara hingga hutan hujan lebat di selatan, keanekaragaman geografi Meksiko menyediakan habitat yang sehat bagi ular.Beberapa ular yang terkenal dari Meksiko antara tersebar di seluruh 32 negara bagian Meksiko, mulai dari hutan bakau pesisir, hutan pinus pegunungan, ngarai gurun, hingga dataran tinggi vulkanik.

  • Ular derik pantai barat Meksiko (Crotalus basiliscus) - Salah satu spesies ular derik terbesar di dunia
  • Ular sulur tropis (Oxybelis fulgidus) - Spesies ramping yang hidup di pepohonan dengan kemampuan kamuflase yang sangat baik
  • Python penggali Meksiko (Loxocemus bicolor) - Spesies ular yang langka dan primitif, biasanya ditemukan di dataran rendah yang lembap
  • Ular karang (Micrurus spp.) - Ular berwarna mencolok dan sangat berbisa, ditemukan di beberapa negara bagian Meksiko.

Mengapa Meksiko memiliki begitu banyak spesies ular?
Ada beberapa faktor yang mendorong hal ini, di antaranya adalah Meksiko diklasifikasikan sebagai negara "megabiodiversitas," yang berarti termasuk dalam sedikit negara di dunia yang memiliki mayoritas spesies makhluk hidup di Bumi.

Negara ini membentang melewati berbagai ekosistem, termasuk hutan hujan tropis, gurun kering, hutan awan pegunungan, dan wilayah pesisir, yang semuanya mendukung populasi ular yang beragam.

ularFoto: Pexels
ular

 

Iklim Meksiko yang hangat menjadikannya tempat ideal bagi reptil berdarah dingin seperti ular. Kombinasi panas dan kelembapan di banyak wilayah menciptakan habitat sempurna bagi spesies yang hidup di pohon (arboreal) maupun yang hidup di tanah (terestrial).

Meksiko juga mendukung populasi ular yang sehat berkat kelimpahan mangsa seperti katak, tikus, burung, dan kadal. Di banyak daerah pedesaan, ular juga memainkan peran penting dalam pertanian dengan membantu mengendalikan hama.

Selain Meksiko, berikut adalah negara dengan jumlah spesies ular yang tercatat paling banyak menurut data dari Reptile Database:

2. Brasil (420 spesies)
Brasil berada di posisi kedua, dan sering kali disalahartikan sebagai negara dengan jumlah ular terbanyak. Namun, hutan hujan Amazon dan lahan basah Pantanal-nya memang merupakan rumah bagi banyak spesies ikonik seperti anakonda hijau, boa pembelit, dan ular berbisa. Meski Brasil memiliki banyak ular penghuni hutan lebat, Meksiko tetap mengunggulinya dalam jumlah total spesies.

3. Indonesia (376 spesies)
Sebagai negara kepulauan yang sangat luas, Indonesia mendukung keanekaragaman spesies tropis yang besar, termasuk python reticulatus dan kobra raja. Banyak pulaunya memiliki spesies ular endemik yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

4. India (305 spesies)
India memiliki lebih dari 300 spesies ular, termasuk empat ular terkenal yang dikenal sebagai "Empat Besar", yaitu kobra India, krait biasa, ular derik Russell, dan viper sisik gergaji, yang bertanggung jawab atas sebagian besar kematian akibat gigitan ular di negara tersebut. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), India mencatat salah satu jumlah kematian akibat gigitan ular tertinggi di dunia.

Anaconda raksasa seberat 400kg ditemukan di lokasi bangunan Brasil. (Tangkapan Layar Youtube Alexandre Flores)Foto: Anaconda raksasa seberat 400kg ditemukan di lokasi bangunan Brasil. (Tangkapan Layar Youtube Alexandre Flores)
Anaconda raksasa seberat 400kg ditemukan di lokasi bangunan Brasil. (Tangkapan Layar Youtube Alexandre Flores)

 

Apakah ular merupakan ancaman?
Terlepas dari ketakutan yang umum, sebagian besar spesies ular sebenarnya tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Bahkan ular berbisa memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan mengontrol populasi tikus dan hama.

Di Meksiko, ular dilindungi oleh berbagai undang-undang konservasi regional. Namun, kehilangan habitat dan pengumpulan secara ilegal untuk perdagangan hewan peliharaan eksotis tetap menjadi masalah yang perlu diatasi.

Bagaimana populasi ular diukur?
Berbeda dengan mamalia atau burung, ular sangat sulit diamati dan dihitung di alam liar. Para herpetolog menggunakan berbagai alat dan metode seperti survei lapangan dan inventaris keanekaragaman hayati, peta distribusi spesies, laporan dari komunitas lokal, dan data gigitan ular.

Karena jumlah pasti individu ular di suatu negara sangat sulit ditentukan, keanekaragaman spesies digunakan sebagai ukuran yang lebih dapat diandalkan.

Kesadaran tentang ular dan hidup berdampingan
Seiring berkembangnya kota dan menyusutnya habitat alami, pertemuan antara manusia dan ular menjadi semakin umum, terutama di negara seperti India dan Meksiko, di mana banyak komunitas pedesaan berbatasan langsung dengan wilayah yang kaya akan ular.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perubahan iklim berkaitan erat dengan meningkatnya potensi konflik antara manusia dan ular, terutama karena reptil ini mulai mengubah sebaran geografisnya akibat suhu yang terus naik dan semakin seringnya kejadian ekstrem seperti banjir atau gelombang panas.

Ular sebagai hewan berdarah dingin sangat bergantung pada suhu lingkungan untuk mengatur metabolisme tubuhnya. Ketika suhu tanah di habitatnya melampaui ambang toleransi, ia akan keluar, berpindah, mencari tempat yang lebih teduh atau lebih kering.

Dua jalur yang tak sengaja bertemu dan memicu interaksi yang kian sering. Dalam situasi seperti ini, ular sanca adalah salah satu jenis yang kerap muncul di wilayah permukiman.

Ular mencium sapi. (Screenshot TwitterX/susantananda3)Foto: Ular mencium sapi. (Screenshot TwitterX/susantananda3)
Ular mencium sapi. (Screenshot TwitterX/susantananda3)

 

Meski tidak berbisa, ular ini dikenal sebagai pembunuh yang mematikan melalui kemampuan konstriksi melilit mangsa dengan tekanan kuat hingga sistem pernapasan dan peredaran darahnya terhenti.

Jenis-jenis sanca besar seperti Python bivittatus (sanca bodo), Malayopython reticulatus (sanca kembang), Python molurus (sanca batu India), Simalia amethistina (sanca patola), hingga Apodora papuana (sanca Papua), memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, dan sebagian di antaranya dapat tumbuh hingga 10 meter lebih. Mereka biasa memangsa burung, kadal, monyet, bahkan mamalia besar, dan dalam kondisi ekstrem-termasuk ketika terusik manusia-ular ini bisa menjadi sangat agresif.

Jenis-Jenis Ular Sanca Terbesar di Dunia

1. Sanca Bodo (Python bivittatus)

Ular sanca terbesar di Asia yang dapat tumbuh hingga 7 meter dan berat 182 kg, meski rata-ratanya 3-5 meter. Tubuhnya gemuk dan kuat untuk melilit mangsa. Ular ini tersebar luas di Asia Tenggara dan menjadi spesies invasif di Florida, AS.

2. Sanca Kembang (Malayopython reticulatus)

Ular terpanjang di dunia, bisa melebihi 10 meter. Tubuhnya ramping, lincah memanjat, dan punya sensor panas untuk mendeteksi mangsa. Selain burung dan mamalia kecil, dalam kasus ekstrem, ular ini mampu memangsa manusia.

3. Sanca Batu India (Python molurus)

Kerabat dekat sanca bodo dengan ukuran lebih kecil (4-6 meter). Warnanya mirip namun berpola lebih acak. Ular ini menghuni padang rumput, savana, dan bebatuan di wilayah India, Pakistan, hingga Sri Lanka.

4. Sanca Patola (Simalia amethistina)

Ditemukan di Papua dan Australia, ular ini tumbuh hingga 4 meter. Tubuhnya ramping dan kuat, sering ditemukan di atas pohon. Sisiknya berkilau seperti pelangi, menjadikannya populer sebagai hewan peliharaan, meski kini terancam karena perburuan.

5. Sanca Papua (Apodora papuana)

Berukuran hingga 4,3 meter, ular ini hidup di hutan dan savana Papua. Warna tubuhnya membantu kamuflase, dan perilakunya sebagai predator penyergap membuatnya efektif dalam memburu mamalia kecil secara diam-diam.

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation