
Rupiah Anjlok 260 Perak Dalam Sebulan, Dolar AS Tembus Rp16.455

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah tercatat mengalami pelemahan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang Juli 2025. Sejak awal bulan ini, rupiah telah terdepresiasi lebih dari 200 perak akibat tekanan eksternal yang terus membayangi.
Berdasarkan data Refinitiv, hingga pukul 09.52 WIB, Kamis (31/7/2025), rupiah berada di posisi Rp16.455/US$ atau melemah 0,43% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Jika ditarik dari awal bulan yakni pada 1 Juli 2025 rupiah sempat ditutup di level Rp16.185/US$. Namun sejak saat itu, rupiah terus menunjukkan tren pelemahan dan kini telah terkoreksi 260 poin atau sekitar 1,67% terhadap dolar AS.
Penguatan Dolar AS Jadi Tekanan Utama
Salah satu faktor utama yang menekan rupiah adalah penguatan signifikan pada indeks dolar AS (DXY). Sejak awal Juli, DXY telah terapresiasi sekitar 3,06%, dari posisi 96,81 menjadi 99,78 per hari ini.
Penguatan dolar ini didorong oleh meredanya ketidakpastian perdagangan global. Pemerintah AS dalam beberapa pekan terakhir telah menyepakati perjanjian dagang dengan sejumlah mitra strategis seperti Uni Eropa, Jepang, Inggris, serta Indonesia. Hal ini meningkatkan optimisme pasar terhadap stabilitas perdagangan AS dan memperkuat permintaan terhadap dolar.
Selain itu, rilis data ekonomi AS yang solid turut memperkuat posisi greenback. Ekonomi AS tercatat tumbuh 3% secara tahunan (yoy) pada kuartal II 2025, membalikkan kontraksi 0,5% pada kuartal sebelumnya. Capaian tersebut juga melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan hanya sebesar 2,4%.
Di sisi lain, Federal Reserve (The Fed) kembali mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%-4,50%. Keputusan ini, ditambah dengan data ekonomi yang kuat dan mendorong investor untuk kembali masuk ke aset-aset berbasis dolar dan meninggalkan mata uang negara berkembang termasuk rupiah.
Merespon kondisi tersebut, BI terus melanjutkan komitmennya untuk memastikan stabilitas nilai tukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya melalui berbagai langkah operasi di pasar. Diantaranya melalui optimalisasi triple intervention di pasar domestik melalui transaksi spot, DNDF, dan pembelian SBN serta transaksi NDF di pasar offshore. BI juga terus memastikan keseimbangan demand dan supply valas di pasar domestik, sehingga dapat menjaga kepercayaan pasar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)