
Jepang Menjauh, Duit China Makin Mengalir Deras ke Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada semester I-2025 mencapai Rp942 triliun, tumbuh 13,6% secara tahunan (yoy). Angka ini setara 49,5% dari target investasi pemerintah tahun ini yang dipatok sebesar Rp1.905,9 triliun.
Dari total tersebut, investasi asing langsung (PMA) berkontribusi sebesar Rp432,6 triliun, sementara investasi dalam negeri (PMDN) menyumbang Rp510,3 triliun.
Menariknya, dalam enam tahun terakhir, struktur PMA di Indonesia mengalami pergeseran signifikan. Jepang yang dulunya menjadi salah satu investor terbesar dan paling konsisten di Indonesia kini mulai tergeser dari jajaran teratas.
Di sisi lain, Malaysia justru menunjukkan kebangkitan mengejutkan setelah sempat absen dari lima besar investor utama selama beberapa tahun.
Pergeseran bisa dilihat di bawah. CNBC Indonesia Research mengambil tahun 2019, 2023, 2024 dan 2025. CNBC tidak menyertakan 2020, 2021 dan 2022 karena periode tersebut adalah masa pandemi Covid-19 di mana aktivitas ekonomi sangat rendah.
Jepang Mulai Menjauh Dari Indonesia?
Data dari BKPM menunjukkan bahwa Jepang sempat menjadi salah satu investor asing utama di Indonesia.
Pada semester I tahun 2019, Jepang menempati posisi kedua dalam daftar negara dengan realisasi investasi terbesar, dengan nilai mencapai US$2,4 miliar. Saat itu, Jepang hanya berada di bawah Singapura dan mengungguli China, Hong Kong, serta Malaysia.
Namun, sejak saat itu, tren investasi Jepang justru menunjukkan pola penurunan yang konsisten. Pada semester I tahun 2020, nilai investasi Jepang turun drastis menjadi US$1,2 miliar dan membuatnya tergeser ke posisi keempat.
Meski sempat mengalami pemulihan di semester I 2023 dengan capaian US$2 miliar, posisi Jepang tetap berada di luar tiga besar investor terbesar di Indonesia.
Penurunan kembali terjadi pada semester I 2024, dengan nilai investasi anjlok ke US$1,8 miliar dan membuat Jepang turun ke posisi kelima.
Tren negatif ini berlanjut pada semester I 2025, saat Jepang hanya mampu merealisasikan investasi sebesar US$1,6 miliar, menjadikannya negara dengan nilai investasi terendah di antara lima besar investor asing di Indonesia.
Tren Positif Investasi Dari Malaysia
Berbeda dengan tren penurunan investasi Jepang, Malaysia dan China justru menunjukkan pergerakan yang semakin positif dalam hal realisasi investasi asing langsung di Indonesia.
Investasi China melesat sejak 2017. Pada 2013, total investasi China hanya menembus US$ 297 juta yang menempatkan mereka pada posisi 12 investor terbesar di Indonesia. Pada 2015, China naik ke peringkat ke-9 dengan investasi US$ 628 juta hingga mencapai posisi ketiga pada 2017.
Pada Januari-Juni 2019, investasi China tercatat US$ 2,3 mmiliar dan ada di peringkat tiga. Invesatsi China pada Januari-Juni 2025 kini menembus US$ 3,6 miliar.
Sementara itu, pada semester I tahun 2019, Malaysia berada di posisi kelima dalam daftar negara investor terbesar, dengan nilai investasi sebesar US$1 miliar.
Posisi tersebut mencerminkan peran yang relatif kecil dibandingkan negara-negara lain seperti Singapura, Jepang, atau China.
Namun, pada semester I tahun 2020, investasi Malaysia melonjak signifikan menjadi US$5,9 miliar. Lompatan ini mengantarkan Malaysia ke posisi ketiga dalam daftar lima besar negara dengan realisasi investasi tertinggi, mengungguli Jepang dan bahkan Hong Kong.
Setelah sempat tidak masuk dalam lima besar pada tahun 2023 dan 2024, Malaysia kembali menunjukkan eksistensinya di semester I tahun 2025.
Pada periode tersebut, Malaysia mencatatkan realisasi investasi sebesar US$1,7 miliar, menempati posisi keempat, tepat di atas Jepang yang turun ke posisi buncit.
Kembalinya Malaysia ke daftar investor utama ini mencerminkan sinyal kebangkitan dan minat yang semakin besar dari investor Malaysia terhadap pasar Indonesia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)