Emas Hadapi Pekan Maha Berat: Jangankan US$3.500, Bertahan pun Sulit

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
28 July 2025 07:15
emas gold bar
Foto: emas gold bar

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia semakin jatuh. Harapan untuk kembali ke level psikologis US$3.500 per troy ons rasanya telah pupus. Menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) hingga harapan kesepakatan tarif dagang mengurangi permintaan terhadap safe haven.

Pada perdagangan hari ini Senin (28/7/2025) hingga pukul 06.38 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,17% di posisi US$3.330,41 per troy ons.

Sementara pada perdagangan sebelumnya Jumat (25/7/2025), harga emas dunia anjlok 0,95% di level US$3.335,92 per troy ons. Penurunan ini memperpanjang pelemahan harga emas selama tiga hari beruntun dan semakin menjauh dari harapan untuk kembali ke level psikogolis US$3.500 per troy ons.

Harga emas terus melemah, terbebani oleh penguatan dolar AS dan tanda-tanda kemajuan dalam negosiasi perdagangan antara AS dengan Uni Eropa yang menekan permintaan safe haven.

Indeks dolar AS (DXY) rebound dari level terendah lebih dari dua minggu, membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

"Kesepakatan Jepang yang signifikan, dan ada harapan untuk kesepakatan AS-Uni Eropa sebelum batas waktu 1 Agustus. Hal itu mengurangi permintaan safe haven karena meningkatnya selera risiko mendorong modal beralih ke aset berisiko," ujar Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals, kepada Reuters.

Dalam perkembangan terbaru, Presiden AS Donald Trump pada Minggu (27/7/2025) mengumumkan bahwa Amerika Serikat telah mencapai kesepakatan dagang dengan Uni Eropa, setelah melakukan pembicaraan penting dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen beberapa hari sebelum tenggat waktu tarif pada 1 Agustus.

Trump menyatakan bahwa kesepakatan tersebut menetapkan tarif sebesar 15% terhadap sebagian besar barang-barang Eropa yang masuk ke AS, termasuk mobil.

Dari sisi data, klaim pengangguran AS turun ke level terendah dalam tiga bulan, menandakan pasar tenaga kerja yang stabil meskipun perekrutan masih lesu.

Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara bagian turun 4.000 menjadi 217.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 19 Juli, level terendah sejak April, menurut data Departemen Tenaga Kerja. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 226.000 klaim untuk pekan terakhir. Klaim telah menurun selama enam minggu berturut-turut dan semakin menjauh dari level tertinggi delapan bulan yang dicapai pada bulan Juni.

Klaim yang belum disesuaikan turun 45.319 menjadi 215.792 pekan lalu.

Meskipun terjadi beberapa PHK, sebagian besar pengusaha enggan memecat pekerja, dan memilih untuk mengurangi perekrutan sambil menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan perdagangan proteksionis pemerintahan Trump.

Data pasar tenaga kerja yang stabil diperkirakan akan memberikan ruang bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga tetap di 4,25%-4,50% pada pertemuannya minggu depan, meskipun inflasi menunjukkan tanda-tanda peningkatan akibat tarif impor Presiden AS Donald Trump.

Kunjungan mendadak Trump ke bank sentral menandai upaya baru untuk menekan Ketua Jerome Powell, dengan Presiden kembali mendesak penurunan suku bunga yang dalam.

"Emas mungkin menarik minat beli di level US$3.300 per troy ons, tetapi mungkin tidak akan mencapai level tertinggi baru sepanjang masa hingga setelah keputusan The Fed," ujar Grant, ia juga mengatakan bahwa pertemuan tersebut dapat menandakan penurunan suku bunga akhir tahun ini.

Emas biasanya berkinerja baik selama periode ketidakpastian dan dalam lingkungan suku bunga rendah.

Pekan Genting

Emas akan menghadapi pekan genting pada minggu ini. Keputusan bank sentral AS The Federal Reserve, negoisasi dagang, hingga data tenaga kerja AS akan menjadi penggerak emas.

The Fed akan mengumumkan kebijakan pada Rabu waktu AS 930/7/2025) sementara data JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) untuk Juni pada Selasa (29/7/2025).JOLTs adalah salah satu indikator ketenagakerjaan penting yang dirilis oleh Bureau of Labor Statistics (BLS) Amerika Serikat. Data ini memberikan gambaran rinci mengenai dinamika pasar tenaga kerja.

Emas juga akan menghadapi penentuan hasil negoisasi dagang.

Jika The Fed belum menunjukkan sinyal pemangkasan, hasil negoisasi dagang berjalan baik dan data tenaga kerja membaik maka harga emas akan semakin terpuruk.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation