
Bikin Sedih! Produksi Jahe-Kunyit-Temulawak Merosot Terus

Jakarta, CNBC Indonesia - Di balik aroma dapur Nusantara yang akrab, ada kenyataan pahit, yaitu jahe, kunyit, dan temulawak, tiga rimpang sakti warisan leluhur, mengalami penurunan produksi tajam di 2024.
Berdasarkan data dari Statistik Hortikultura BPS 2024, produksi jahe hanya mencapai 190,26 ribu ton, turun 4,33% atau setara 8,61 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Kunyit mengalami penurunan yang lebih besar yakni 13,56%, dari 205,65 ribu ton pada 2023 menjadi 177,58 ribu ton di tahun ini.
Sementara itu, temulawak mencatat penurunan paling drastis, dengan total produksi sebesar 19,18 ribu ton atau turun 21,17% dari tahun lalu.
Penurunan produksi ini turut berdampak pada aktivitas ekspor. Nilai ekspor jahe sepanjang 2024 anjlok menjadi US$ 8,51 juta, turun 70,04% dari nilai ekspor tahun lalu yang mencapai US$ 28,40 juta.
Bangladesh menjadi negara tujuan utama dengan nilai ekspor mencapai US$ 4,90 juta untuk volume 4,97 ribu ton.
Sementara itu, ekspor kunyit juga mengalami penurunan. Nilainya pada 2024 hanya mencapai US$ 6,63 juta, turun 21,70% atau setara US$ 1,84 juta dari tahun sebelumnya.
India menjadi importir terbesar kunyit Indonesia dengan nilai transaksi sebesar US$ 2,58 juta (2,30 ribu ton), disusul Amerika Serikat (US$ 0,68 juta, 0,25 ribu ton) dan Singapura (US$ 0,59 juta, 0,02 ribu ton).
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)