Newsletter

Dari Meja Dagang ke Bursa: Pintu Breakout IHSG Kini di Depan Mata

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
24 July 2025 06:20
Foto Kolase Rupiah dan Saham.
Foto: Foto Kolase Rupiah dan Saham. (CNBC Indonesia)
  • Pasar keuangan Indonesia berakhir beragam, IHSG dan nilai tukar rupiah mengalami penguatan sementara yield Obligasi 10 tahun RI justru naik tipis.
  • Wall Street kompak menguat di tengah optimisme apsar mengenai kesepakatan dagang dan laporankinerja keuangan
  • Proyeksi pertumbuhan ekonomi RI oleh ADB dan AMRO hingga IHSG yang mulai mendekai resistance menjadi sentimen pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup hampir senada pada perdagangan kemarin Rabu (23/7/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali naik senada dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang juga menguat, namun Surat Berharga Negara (SBN) terpantau melemah.

Pasar keuangan domestik diproyeksikan masih akan dipengaruhi oleh sentimen baik dari luar negeri maupun dalam negeri pada Kamis (24/7/2025). Selengkapnya mengenai proyeksi bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada penutupan perdagangan kemarin Rabu (23/7/2025), ditutup naik signifikan sebesar 1,70% ke posisi 7.469,23. 

Nilai transaksi IHSG kemarin mencapai sekitar Rp15,89 triliun dengan melibatkan 29,69 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,63 juta kali. Sebanyak 366 saham menguat, 228 saham melemah, dan 203 saham stagnan.

Dari sisi investor asing, terpantau melakukan net buy sebesar Rp663,46 miliar di seluruh pasar.

Sebanyak Sembilan dari sebelas sektor ditutup di zona hijau yang dipimpin oleh sektor teknologi yang naik 8,28%, dan diikuti sektor properti 5,59%.

Di sisi lain, sektor utilitas berada di zona pelemahan dengan penurunan sebesar 0,36%.

Melihat dari sisi emiten, saham konglomerat Toto Sugiri, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menjadi penyumbang terbesar pada penguatan IHSG hari ini dengan menyumbang 62,24 indeks poin, kemudian diikuti oleh PT Astra Internasional Tbk (ASII) dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dengan masing-masing menyumbang penguatan 11,53 indeks poin dan 6,74 indeks poin.

Sementara saham yang menjadi penghambat pergerakan IHSG kemarin yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 6,59 indeks poin, diikuti oleh PT Indosat Tbk (ISAT) sebesar 1,93 indeks poin, dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dengan menyumbang 1,90 indeks poin.

Beralih ke pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau ditutup menguat.

Melansir dari Refinitiv, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan kemarin Rabu (23/7/2025) mengalami penguatan sebesar 0,12% ke posisi Rp16.285/US$. Secara intraday, rupiah sempat menguat hingga ke posisi Rp16.260/US$ di awal perdagangan, namun pada akhirnya penguatan tersebut mesti berkurang hingga di penutupan.

Penguatan rupiah kemarin seiring dengan pelemahan indeks dolar AS yang tendah mengalami tekanan setelah mencatatkan penurunan selama tiga hari berturut-turut.

Selain itu, penguatan rupiah kemarin juga dipicu oleh tercapainya kerangka perjanjian dagang antara AS dan Indonesia, yang diumumkan oleh Gedung putih pada Selasa (22/7/2025) sore waktu AS.

Kesepakatan ini dianggap sebagai sinyal positif bagi prospek hubungan dagang kedua negara dan berpotensi meningkatkan arus perdagangan bilateral, sehingga menjadi katalis tambahan yang menopang penguatan rupiah.

Selain menurunkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap hambatan dagang, perjanjian ini juga dapat mendorong sentimen investasi asing masuk ke Indonesia dalam jangka menengah.

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Rabu (23/7/2025) imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang bertenor 10 tahun terpantau naik tipis 0,02% menjadi 6,484%. Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield naik berarti harga obligasi turun, hal ini menunjukkan investor yang sedang keluar dari pasar SBN.

Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Saham-saham di Wall Street naik ditopang perkembangan terbaru dalam perdagangan memicu optimisme bahwa AS akan mencapai lebih banyak kesepakatan sebelum batas waktu tarif yang akan datang.

Indekk Dow Jones Industrial Average naik 507,85 poin, atau 1,14%, ditutup di level 45.010,29-hanya terpaut sekitar empat poin dari rekor penutupan tertinggi.

Indeks S&P 500 menguat 0,78% ke rekor penutupan baru di 6.358,91 yang merupakan rekor ke-12 tahun ini.
Indeks ini juga menyentuh titik tertinggi sepanjang masa selama sesi perdagangan. Nasdaq Composite melonjak 0,61% dan ditutup di 21.020,02 yang menjadi penutupan pertama kalinya di atas level 21.000.

Presiden Trump menyatakan dalam unggahan di Truth Social pada Selasa malam bahwa AS telah menyelesaikan "Kesepakatan Besar" dengan Jepang. Kesepakatan itu mencakup tarif "resiprokal" sebesar 15% atas ekspor Jepang ke AS. Trump juga mengatakan bahwa AS sedang bertemu dengan pejabat Eropa untuk mendorong tercapainya kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa.

Saham mendapatkan dorongan tambahan pada Rabu sore setelah Financial Times melaporkan bahwa AS hampir mencapai kesepakatan tarif 15% dengan Uni Eropa, yang disebut akan meniru struktur kesepakatan AS-Jepang.
Bloomberg juga mengonfirmasi kemajuan antara AS dan Uni Eropa, mengutip diplomat yang diberi pengarahan mengenai negosiasi tersebut.

AS memang tengah berupaya menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan sejumlah negara sebelum tenggat 1 Agustus. Awal pekan ini, Gedung Putih mengungkap bahwa AS dan Indonesia telah sepakat pada kerangka kerja perjanjian dagang. Kesepakatan ini mengikuti sejumlah perjanjian perdagangan lain yang dicapai AS dengan negara-negara seperti China dan Inggris.

Perkembangan ini terjadi setelah Trump pada 2 April sempat membuat pasar terguncang dengan pengumuman tarif besar-besaran yang kemudian ia tunda pelaksanaannya.

"Sejauh ini, strategi tarif yang dijalankan Trump terlihat sangat menginspirasi dan menghasilkan pendapatan besar, memicu investasi besar-besaran ke AS untuk menghindari tarif, dan belum menimbulkan gangguan maupun inflasi seperti yang diperingatkan para pengkritiknya," kata Louis Navellier, pendiri sekaligus kepala investasi di Navellier & Associates, kepada CNBC International.

Pergerakan Rabu mengikuti hari kedua berturut-turut di mana S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi.

Lonjakan ke level tertinggi baru ini telah memicu apa yang disebut sebagai animal spirits di Wall Street, dengan saham-saham perusahaan kecil yang memiliki merek terkenal tetapi kondisi keuangan meragukan ikut naik. Saham Kohl's melonjak pada Selasa, sementara GoPro dan Krispy Kreme melejit pada Rabu.

Para investor kini menanti laporan keuangan dari Alphabet dan Tesla yang dijadwalkan keluar setelah penutupan perdagangan pada Rabu. Ini merupakan laporan perdana dari sektor teknologi megacap untuk musim laporan kali ini, kelompok yang terus menjadi sorotan karena peran dominannya dalam pergerakan pasar beberapa tahun terakhir.

Perdagangan hari ini, Kamis (24/7/2025) pelaku pasar akan mencermati sejumlah sentimen yang bisa mempengaruhi arah IHSG hingga Rupiah.

Dari dalam negeri, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Asian Development Bank (ADB) dan  ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) mengarah pada pandangan yang berbeda, sementara dari luar negeri, kebijakan tarif dagang terbaru Presiden AS Donald Trump dengan Jepang dan Filipina.

Di sisi teknikal, IHSG juga mulai mendekati resistance kuat sementara euforia saham IPO mulai meredup seiring disuspennya dua emiten anyar, CDIA dan COIN. Ada peluang IHSG menembus breakout  dengan melewati level resistance (atas) atau support (bawah) yang sebelumnya sulit dilewati.

Berikut rincian beberapa sentimen yang akan mempengaruhi gerak IHSG- Rupiah hari ini :

Proyeksi Ekonomi Indonesia Menurut ADB dan AMRO

Dua lembaga internasional yakni Asian Development Bank (ADB) dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) baru saja merilis proyeksi terbaru mereka mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2025. Meski sama-sama mengakui adanya tekanan domestik dan global, pandangan keduanya menunjukkan perbedaan nada optimisme.

ADB dalam laporan Asian Development Outlook edisi Juli 2025 tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5,0% pada 2025 dan 5,1% pada 2026.

ADB menilai konsumsi rumah tangga akan tetap menjadi penopang utama pertumbuhan meski sektor investasi dan belanja pemerintah sempat melambat usai pemilu di kuartal pertama 2025 yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi RI hanya mencapai 4,9%.

Sebagai respons, pemerintah Indonesia menaikkan target defisit fiskal menjadi 2,8% dari PDB dan meluncurkan stimulus ekonomi seperti bantuan pangan, bantuan tunai, dan subsidi transportasi.

Pemerintah juga mempercepat program makanan gratis bagi 82,9 juta warga. Di sisi moneter, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali sepanjang tahun ini (Januari, Mei, dan Juli), masing-masing sebesar 25 basis poin, guna mendorong pertumbuhan kredit dan konsumsi.

Suku bunga kredit juga telah turun menjadi 9,16% pada Juni 2025, dari sebelumnya 9,20% di Januari. Pelonggaran ini dilakukan seiring risiko terhadap stabilitas harga yang masih terkendali dalam laporan ADB. Meski begitu, ADB mewanti-wanti bahwa sektor industri, penciptaan lapangan kerja formal, serta investasi swasta yang lesu tetap menjadi tantangan yang membayangi pemulihan ekonomi.

Sementara itu, AMRO justru menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8% pada 2025, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,0%. Dalam laporan ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO), AMRO menyoroti meningkatnya ketidakpastian global, termasuk kebijakan tarif dagang Amerika Serikat (AS) yang mulai berdampak ke negara-negara mitra termasuk Indonesia.

Kepala Ekonom AMRO, Dong He menjelaskan bahwa untuk seluruh kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan atau ASEAN+3 diproyeksikan turun menjadi 3,8% pada tahun 2025 dan 3,6% pada tahun 2026.

Ekonom AMRO, Allen Ng, menambahkan bahwa tarif impor 19% atas barang-barang asal Indonesia ke AS berdasarkan hasil negosiasi terbaru meski lebih rendah dari ancaman sebelumnya sebesar 32%, tetap jauh lebih tinggi dari tarif awal 10%. Kondisi ini, menurut AMRO, akan membebani permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

"19% memang terlihat relatif rendah mengingat situasi saat ini. Namun, angka tersebut sebenarnya masih lebih tinggi daripada 10% yang awalnya dihadapi Indonesia. Saya rasa revisi ke bawah pada proyeksi pertumbuhan kami mencerminkan dampaknya terhadap melemahnya permintaan domestik kami,"ujar Ng.

Trump Umumkan Kesepakatan Perdagangan Dengan Jepang

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengguncang panggung perdagangan global dengan mengumumkan kesepakatan besar bersama Jepang.

Dalam unggahannya di media sosial Truth Social, Trump menyebut perjanjian ini sebagai kesepakatan terbesar yang pernah dibuat, yang mencakup tarif resiprokal sebesar 15% atas ekspor Jepang ke Amerika Serikat termasuk tarif untuk mobil dan truk.

Kesepakatan ini disebut-sebut akan membawa manfaat besar bagi Amerika Serikat. Trump mengklaim bahwa Jepang akan menginvestasikan sebesar US$550 miliar di AS, dan bahwa Negeri Paman Sam akan memperoleh 90% dari keuntungannya.

Tak hanya itu, Trump juga menyebut bahwa Jepang akan membuka akses pasarnya untuk sejumlah komoditas penting seperti kendaraan, beras, produk pertanian lainnya, serta berbagai barang lainnya, yang diyakini akan menciptakan ratusan ribu lapangan kerja di AS.

Presiden AS Donald Trump juga  mengumumkan kesepakatan dagang baru dengan Filipina usai pertemuannya dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr. di Gedung Putih. Dalam kesepakatan tersebut, barang-barang asal Filipina akan dikenakan tarif 19%, sementara produk asal Amerika Serikat dibebaskan dari tarif impor.

Tarif ini sedikit lebih rendah dibandingkan ancaman tarif 20% sebelumnya, namun tetap lebih tinggi dibandingkan tarif 17% yang diumumkan Trump pada April lalu. Tarif 19% ini juga setara dengan tarif yang dikenakan AS terhadap Indonesia dan lebih rendah dari tarif Vietnam sebesar 20%.

IHSG Dekati Resistance Hingga CDIA dan COIN Disuspen

Secara teknikal, IHSG saat ini berada di ujung zona resistance kuat di kisaran 7.480 - 7.530, level yang sebelumnya terbentuk pada Desember 2024. Apabila hari ini indeks mampu menembus level tersebut, maka ada peluang bagi IHSG untuk melanjutkan penguatan ke level yang lebih tinggi. Namun jika tertahan, potensi koreksi jangka pendek tak bisa dihindari.

Kenaikan IHSG belakangan ini juga belum ditopang oleh penguatan secara menyeluruh. Penguatan lebih banyak disumbang oleh saham-saham tertentu saja, seperti PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang dalam sepekan terakhir sudah melonjak sekitar 40%. Pada perdagangan kemarin, DCII bahkan menyumbang lebih dari 62 indeks poin ke IHSG.

Di sisi lain, euforia saham IPO mulai mereda. BEI kembali melakukan suspensi perdagangan atas dua emiten anyar, yakni PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN). Keduanya baru melantai di bursa pada 9 Juli lalu, namun dalam waktu singkat telah mencatat lonjakan harga yang sangat tinggi, hingga akhirnya dikenai suspensi untuk mencegah volatilitas berlebihan.

IHSGFoto: IHSG
IHSG

Klaim Pengangguran di AS
AS akan mengumumkan klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 19 Juli 2025.

Sebagai catatan, Jumlah klaim awal tunjangan pengangguran di AS turun sebesar 7.000 dari pekan sebelumnya menjadi 221.000 pada periode kedua bulan Juli. Angka ini jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 8.000 menjadi 235.000. Ini merupakan jumlah klaim baru terendah dalam satu pekan sejak bulan April.

Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  •   Pertumbuhan PDB Korea Selatan kuartal II
  •  Suku bunga acuan bank sentral Eropa
  •  Klaim pengangguran AS 
  •  S&P Global PMI manufaktur AS Juli
  •  Presiden Republik Indonesia menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Kenya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
  • Taklimat Media Bank Indonesia yang akan membahas "Mempertahankan Stabilitas, Mendorong Pertumbuhan Ekonomi" di Press Room, Gedung Thamrin, kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta Pusat.

  • CORE Midyear Review 2025 di COREsight hub, Tebet, Jakarta Selatan.

  • UOB Business Circle ASEAN Next: the Future of Business di The St. Regis Hotel, Jakarta Selatan.

  • Opening ceremony and press conference XLSMART AI & Cybersecurity Forum BRAVO 500 SUMMIT yang akan dilaksanakan di Grand Ballroom Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan. Turut hadir Menkomdigi.

  • Media briefing AstraZeneca Indonesia "Kanker Ovarium: Bahaya Tersembunyi yang Harus Diwaspadai" di Penang Bistro Gatot Subroto Jakarta Selatan. Narasumber: dr. Muhammad Yusuf, Sp.OG (K) Onk Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi, Konsultan Onkologi

Agenda Korporasi:
Tanggal Pembayaran Dividen Tunai PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk AMIN
Tanggal Pembayaran Dividen Tunai PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk DEPO
Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Interim PT Global Sukses Digital Tbk (DOSS)
Tanggal Pembayaran Dividen Tunai PT Global Sukses Digital Tbk
Tanggal Cum Dividen Tunai Interim PT Eastparc Hotel Tbk (EAST)
Tanggal Pembayaran Dividen Tunai PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP)
Tanggal Pembayaran Dividen TunaiPT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk
Tanggal Pembayaran Dividen Tunai PT Transcoal Pacific Tbk (TCPE)

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular