Kasus Beras Oplosan Bikin Panas, Saham HOKI & NASI Kena Imbas

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
17 July 2025 07:25
Buyung Poetra Sembada Tbk beras HOKI topi koki
Foto: Ilustrasi beras (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah beras oplosan kini menjadi perhatian publik hingga investor. Kasus ini pun menjadi perhatian serius yang dapat menyebabkan performa buruk terhadap pergerakan saham-saham beras yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman membongkar hasil temuan lapangan Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan, Kejaksaan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan unsur pengawasan lainnya mengenai beras oplosan.

Disebutkan, dari 268 merek beras yang diuji di 13 laboratorium di 10 provinsi, sebanyak 212 merek ditemukan bermasalah. Data Kementan menunjukkan, 85,56% beras premium tidak sesuai mutu, 59,78% dijual di atas harga eceran tertinggi (HET), dan 21% memiliki berat kurang dari yang tertera di kemasan.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan, langkah pemerintah tersebut adalah upaya tegas yang harus diterapkan untuk perbaikan tata niaga perberasan di Tanah Air. Mendorong produsen beras, terutama beras premium, agar memperhatikan kualitas dan mutu berasnya secara serius dan sesuai label yang diberikan.

Arief menambahkan, pemerintah telah menetapkan persyaratan mutu dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Harapannya para pelaku usaha dapat mengimplementasikan ketetapan tersebut.

Salah satu indikator pembeda antara beras medium dan premium adalah butir patah atau broken.

Standar mutu beras sudah ada di Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2023, untuk apa saja jenisnya dan juga HET.

Diketahui, HET beras premium itu Rp 14.900 per kilo (Zona 1), broken-nya maksimal 15%. Jika Indonesia mengikuti standar internasional, dapat lebih ketat lagi, karena beras premium di luar negeri bisa maksimal di level 5%.

Masalah beras oplosan ini pun mendorong turunnya pergerakan saham-saham beras yang tercatat di BEI dalam sepekan.

Jika melihat dari kinerja keuangan saham-saham beras, ternyata tak berbeda jauh dengan pergerakan harga sahamnya, alias sama-sama turun secara performa.

Pada kuartal I 2025, HOKI masih mencatatkan kerugian akibat turunnya penjualan mereka. Sementara itu, NASI mencatatkan laba bersih namun turun secara performa, akibat jatuhnya penjualan.

Sebagai informasi, HOKI memperkenalkan varian beras terbaru yaitu beras jagung dan beras singkong untuk mendukung pilihan gaya hidup yang lebih sehat, diproduksi tanpa bahan pengawet dan pewarna buatan. Melalui anak perusahaannya, PT. Hoki Distribusi Niaga (HDN) Di penghujung tahun 2021, HDN memperkenalkan produk consumer goods "Dailymeal".

Dailymeal Merupakan inovasi produk HOKI yang hadir dalam kemasan praktis dengan cita rasa masakan Indonesia.

Sementara itu, NASI menjual beras dengan beberapa merek dagang. Beberapa merek beras yang diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan ini antara lain Dua Tani, Baroma, Hideaki, Kiyoshi, Yonggi, dan Taeyangssal. Mereka menjual beras jenis medium dan khusus dengan porsi 50:50.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation