
20 Obligasi Korporasi Jatuh Tempo Bulan Ini, Ada Dari BBRI - DSNG!

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 20 seri obligasi dari berbagai sektor seperti multifinance, properti, energi, pulp & paper, hingga perbankan akan jatuh tempo sepanjang Juli 2025.
Perusahaan dengan rating tinggi seperti PT Toyota Astra Financial Services , PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Protelindo, dan PT Sarana Multi Infrastruktur kemungkinan besar telah mengalokasikan dana untuk pelunasan.
Berikutnya, untuk obligasi seperti milik PT Sinar Mas Multifinance (irA+), PT Duta Anggada Realty ( irA-), serta PT CIMB Niaga Auto Finance (AA+) masih berada di jalur aman.
Namun, catatan-nya mungkin margin mereka masih ketat, mereka mungkin perlu mengonsolidasikan likuiditas atau menyiapkan jalur pembiayaan alternatif sebagai antisipasi, terutama jika kondisi pasar memburuk.
Emiten seperti PT Eagle High Plantations, PT Sumber Global Energy, PT Lautan Luas, PT Medco Energi Internasional, PT Steel Pipe Industry (ISSP), PT OKI Pulp & Paper Mills (OPPM), dan PT Dharma Satya Nusantara (DSNG) memiliki rating idA+ hingga idA-.
Dengan rating tersebut, biasanya mereka masih dinilai layak investasi, namun memiliki risiko moderat yang lebih tinggi dibanding emiten berperingkat AA atau AAA.
Rating ini mencerminkan kemampuan bayar yang cukup, tetapi sensitif terhadap tekanan bisnis atau keuangan, sehingga perusahaan perlu menjaga likuiditas, menyiapkan opsi refinancing, dan mengelola utang dengan lebih hati-hati menjelang jatuh tempo obligasi.
Adapun berikut rincian 20 obligasi yang akan jatuh tempo bulan ini :
Dari tabel di atas, ada satu catatan yang mengkhawatirkan untuk perusahaan dengan rating lebih rendah irD, PT PP Properti (PPRO) sangat perlu diantisipasi.
Sebelumnya, PPRO telah menunda pembayaran bunga obligasi mengakibatkan sahamnya digembok, bertahan di posisi Rp21 per lembar.
Meski begitu, dari kinerja keuangan, PPRO masih memiliki kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan tersebut per kuartal I/2025 ada sekitar Rp42 miliar dan sudah mulai mencetak laba sebesar Rp142 miliar, turnaround dari posisi yang sama tahun sebelumnya merugi Rp207 miliar.
Guna memahami lebih jelas tentang rating obligasi berikut tabel peringkat mengacu pada standar yang biasa digunakan oleh Pefindo, Fitch Ratings Indonesia, atau ICRA Indonesia:
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)