Jarang Terjadi! Harga Emas Antam Logam Mulia Seminggu Turun Rp62.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Logam Mulia produksi PT Antam Tbk pada perdagangan Senin hari ini (30/6/2025) di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung sudah tembus ke bawah Rp1,9 juta per gram.

Harga emas Antam Logam Mulia pada Senin pukul 08.37 WIB tercatat sebesar Rp1.880.000 per gram. Harganya turun Rp4.000 dibandingkan pada perdagangan sebelumnya. Jika ditarik dalam seminggu terakhir atau dibandingkan Senin pekan lalu, harganya sudah jeblok Rp62.000.

Ambruknya harga emas Anta Logam Mulia sebesar Rp 62.000/gram dalam sepekan jarang terjadi, terutama tahun ini. Harga emas Antam Logam Mulai biasanya turun tetapi kemudian bisa bangkit lagi karena banyak ditopang faktor ketegangan geopolitik hingga ketidakpastian perang dagang.

Pada 28 dan 29 Mei 2025, misalnya, harga emas Antam Logam Mulia ambruk Rp 49.000 tetapi langsung naik pada hari ketiga.
Harga emas Antam logam mulia juga pernah jatuh hingga Rp 27.000 sehari pada 7 Juni 2025 atau ambruk Rp 27.000 dalam sehari pada 9 Mei tetapi naik pada hari berikutnya.

Sementara itu harga emas yang dibeli kembali (buyback) bertengger di Rp1.724.000 per gram-nya. Harga buyback turun Rp 4.000.

Harga emas Antam memburuk seiring dengan harga emas dunia yang ambruk beberapa hari ini usai sentimen global membaik akibat tensi perang di Timur Tengah mendingin dan prospek kebijakan tarif Trump dengan berbagai negara lebih baik dibandingkan tiga bulan lalu.

Merujuk Refinitiv, harga emas di perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (27/6/2025) ditutup di posisi US$ 3.272,99 per troy ons. Harganya ambruk 1,65%. Pelemahan tersebut memperpanjang derita emas yang diketahui sudah membentuk tren penurunan sejak 13 Juni lalu.

Adapun pada Senin pagi ini hingga pukul 06.370 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,16% di posisi US$3.267,79 per troy ons.Harga emas hari ini menyentuh posisi terendahnya sejak 19 Mei 2025 atau lebih dari sebulan terakhir.

Berikut harga emas Antam Logam Mulia hari ini Senin 30 Juni 2025:

CNBC INDONESIA RESEARCH