
Simak Sentimen Pasar Pekan Depan: Inflasi RI Hingga Pidato Bos The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan depan akan banjir rilis data ekonomi yang menjadi penggerak pasar saham Indonesia. Selain itu, fokus investor juga akan tertuju pada perkembangan negosiasi bilateral terkait tarif resiprokal yang tenggatnya hingga Juli dari penundaan 90 hari.
Sentimen Dalam Negeri
Dari dalam negeri, pada 1 Juli 2025 akan rilis beragam data penting mulai dari inflasi hingga neraca perdagangan. Pertama adalah data aktivitas manufaktur PMI oleh S&P Global yang diperkirakan oleh Trading economics tetap berada di zona kontraksi yakni di 48,5 pada Juni 2025.
Berdasarkan perkiraan Trading Economics, inflasi Indonesia akan mengalami percepatan menjadi 2,4% yoy pada Juni 2025 dari bulan sebelumnya 1,6% yoy. Sementara inflasi inti diperkirakan sedikit melambat menjadi 2,3% yoy pada Juni dari sebelumnya 2,4% yoy.
Adapun inflasi bulan ke bulan diperkirakan Trading Economics akan terjadi dengan pertumbuhan 0,1% mom dari sebelumnya deflasi 0,37% mom.
Di sisi lain, neraca perdagangan RI diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pada Mei 2025. Trading Economics memperkirakan neraca perdagangan RI akan mencapai US$ 1 miliar pada Juni 2025.
Kemudian pada Jumat 4 Juli 2025 akan diumumkan cadangan devisa untuk Juni 2025. Trading Economics memperkirakan akan terjadi peningkatan menjadi US$257 miliar dibandingkan bulan sebelumnya US$152,5 miliar.
Kemudian, ada delapan emiten sudah masuk periode offering date untuk listing di Bursa Efek Indonesia.
Mulai dari saham terafiliasi taipan Prajogo Pangestu hingga bursa Kripto dijadwalkan akan melakukan aksi Initial Public Offering (IPO) bulan depan.
Bukan tidak mungkin bakal terjadi 'war' berebut jatah IPO untuk emiten PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang terafiliasi dengan konglo Prajogo Pangestu.
Belum lagi ada bursa kripto pertama yang akan IPO di pasar saham Indonesia, yakni PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN).
Sisa enam emiten lainnya yang IPO juga bisa dicermati nih, diantaranya ada PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI), PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG), PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT), PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI), PT Asia Pramulia Tbk (ASPR), dan PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK).
Adapun jadwal book building, penawaran umum, dan tanggal pencatatan di BEI yang telah dirangkum oleh CNBC Indonesia Research, sebagai berikut:
Sentimen Luar Negeri
Pada Senin 30 Juni 2025 akan rilis data aktivitas manufaktur China pada periode Juni 2025 menurut data NBS.
Berdasarkan konsensus Trading Economics, PMI manufaktur China pada Juni akan tetap berada di zona kontraksi yakni 49,7 pada Juni 2025.
Sementara dari Amerika Serikat ada pidato penting dari Chairman The Federal Reserve atau The Fed Jerome Powell pada Selasa 1 Juli 2025.
Patut diperhatikan karena bisa jadi ada petunjuk mengenai nasib kebijakan suku bunga The Fed ke depan. Terutama setelah tenggat negosiasi tarif resiprokal Trump mulai berakhir pada bulan ini.
Pasalnya pada 30 Juli 2025 akan diadakan rapat untuk menentukan suku bunga The Fed. Berdasarkan data Fedwatch Tools, diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga di 4,25%-4,50%.
Selanjutnya adalah data pembukaan lowongan pekerjaan oleh JOLTs pada Mei 2025 yang diperkirakan meningkat 7,45 juta dari bulan sebelumnya hanya 7,39 juta.
Kemudian pada Kamis 3 Juli 2025 ada dua data penting yakni penggajian selain pertanian (NPF) dan tingkat pengangguran. Dua indikator penting dalam membaca kondisi ekonomi Paman Sam dan pertimbangan bagi suku bunga The Fed.
Berdasarkan data Trading Economics, data NPF pada Juni 2025 diperkirakan akan turun menjadi 129 ribu dari bulan sebelumnya 139 ribu. Sementara tingkat pengangguran tetap di 4,2% pada Juni 2025.
(ras/ras)