Ini Bukti Batu Bara RI Mulai Ditinggalkan Dunia, Ada Apa?

ras, CNBC Indonesia
29 June 2025 14:30
Aktivitas pertambangan batubara milik Bayan Resources di Tabang/Pakar, Kalimantan, Jumat (17/11/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Aktivitas pertambangan batubara milik Bayan Resources di Tabang/Pakar, Kalimantan, Jumat (17/11/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia ambruk sepanjang minggu ini. Namun, penurunan harga tersebut membuat perdagangan ekspor 'si emas hitam' Indonesia kena 'double hit'.

Berdasarkan data Refinitiv harga batu bara dunia acuan Newcastle untuk kontrak Agustus 2025 pada Jumat (29/6/2025) tercatat d1 US$107 per ton. Angka tersebut turun 4,68% secara mingguan. Sementara sepanjang tahun 2025, harga batu bara acuan telah anjlok 15,75% ytd.

Salah satu penyebab yang mendorong harga batu bara hingga ambruk 4% lebih adalah karena China mengurangi impor batu bara karena pasokan yang melimpah di konsumen 'emas hitam' terbesar di dunia itu.

Mengutip Bloomberg, ada peningkatan 13% dalam pengiriman batu bara ke luar negeri dari negara tersebut selama lima bulan pertama tahun ini.

China mengekspor 2,5 juta ton batu bara antara Januari dan Mei 2025, dengan sebagian besar dikirim ke Jepang, Indonesia, dan Korea Selatan. Sementara itu, produksi batu bara mencapai 5 miliar ton pada periode yang sama, sementara impor turun 8% dibandingkan tahun lalu.

Produksi batu bara domestik yang mencapai rekor tertinggi dan pelemahan pembangkit listrik tenaga batu bara di China telah menyebabkan penurunan permintaan impor batu bara termal ke pasar batu bara terbesar di dunia.

Tren ini mulai terlihat awal tahun ini, setelah impor batu bara China sempat menembus 500 juta ton pada 2024. Di sisi lain, badan perencana pusat China telah memerintahkan peningkatan stok batu bara untuk pembangkit listrik hingga 10%.

Melihat harga batu bara domestik yang rendah, permintaan yang lemah, dan persediaan batu bara yang tinggi di pelabuhan, penurunan impor China tidak mengherankan. Para analis bahkan sebelumnya telah memperkirakan tren penurunan impor ini kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Asosiasi batu bara China memperkirakan produksi akan tumbuh lebih cepat daripada konsumsi pada 2025, mengindikasikan kelebihan pasokan bisa bertahan hingga akhir tahun ini, meski akan ada musim permintaan puncak pada musim panas.

Ekspor Batu Bara RI Terancam Gak Laku

Perdagangan ekspor batu bara Indonesia mendapatkan tantangan besar dari penurunan dunia. Pertama, devisa dari batu bara yang berpotensi mengurang dan produk batu bara RI ditinggalkan.

Penurunan harga batu bara global membuat negara konsumen utama seperti China dan India melirik batu bara dengan kalori tinggi sebab lebih murah. Masalahnya batu bara Indonesia umumnya berkalori rendah sehingga berpotensi ditinggalkan China dan India yang juga merupakan pembeli utama batu bara RI.

Indonesia merupakan eksportir terbesar dunia untuk batu bara thermal yang dipakai untuk pembangkit listrik. Namun, nasibnya kini tengah dipertaruhkan.

Data terbaru menunjukkan pembelian batu bara oleh China dan India dari Indonesia menurun lebih cepat dibandingkan penurunan keseluruhan impor batu bara termal mereka.

Kedua negara tersebut mulai beralih ke batu bara dengan nilai kalori (calorific value/CV) lebih tinggi, yang menghasilkan energi lebih banyak per ton.

"Batu bara berkalori tinggi memang lebih mahal, tetapi menghasilkan lebih banyak energi untuk setiap dolar yang dibelanjakan pada harga saat ini. Satu juta ton batu bara CV tinggi dapat menggantikan 1,2 hingga 1,5 juta ton batu bara dari Indonesia," kata Vasudev Pamnani, Direktur di perusahaan perdagangan batu bara berbasis di India, I-Energy Natural Resources, kepada Reuters seperti dikutip pada Minggu (29/6/2025).

Di China, batu bara termal Indonesia dengan nilai kalor sedang hingga rendah menghadapi kesulitan dalam bersaing dengan batu bara Rusia yang kualitasnya serupa namun dijual dengan harga diskon, ujar analis dari Kpler, Zhiyuan Li.

Indonesia hanya memasok batu bara di China sebanyak 78,45 juta ton pada Januari-Mei 2025. Jumlah tersebut anjlok 11,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebaliknya, pasokan dari Australia dan Mongolia terus meningkat.

Ramli Ahmad, Direktur Utama perusahaan tambang Indonesia Ombilin Energi, mengatakan bahwa batu bara Indonesia bisa saja kembali diminati jika harga batu bara CV tinggi naik karena konflik di Timur Tengah.

Namun, batu bara dengan CV rendah akan tetap tertekan selama batu bara dengan kandungan energi lebih tinggi masih lebih kompetitif.

Di pasar China, batu bara dari Mongolia menjadi pemenang utama yang menggantikan posisi Indonesia.

Di India, batu bara dari Afrika Selatan mengalami lonjakan permintaan. Pangsa pasar mereka mencapai rekor tertinggi dalam lima bulan pertama 2025, menurut data dari bea cukai China dan data perdagangan India.

Sebaliknya, kiriman batu bara dari Indonesia jeblok 7,24% menjadi 43,59 juta ton. Pasar batu bara Indonesia di India juga mendapat persaingan ketat dari Rusia hingga Amerika Serikat.

China dan India juga meningkatkan pembelian dari Tanzania, negara yang sebelumnya hampir tidak terdengar dalam peta perdagangan batu bara global sebelum pecahnya perang Rusia-Ukraina pada 2022.

Pedagang India turut meningkatkan pembelian batu bara berkualitas tinggi dari Kazakhstan, Kolombia, dan Mozambik tahun ini, sementara Australia juga mulai merebut pangsa pasar di China.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation