MARKET DATA

Banjir Aceh Pukul Produksi Garam, Tambak di 8 Kabupaten Terendam

Martya Rizky,  CNBC Indonesia
30 December 2025 18:55
Restoran dan rumah-rumah terendam banjir di dekat pantai setelah gelombang tinggi menggenangi daerah tersebut saat Badai Priscilla menguat di dekat pelabuhan San Blas, di Nayarit, Meksiko, 7 Oktober 2025. (REUTERS/Christian Ruano)
Foto: Restoran dan rumah-rumah terendam banjir di dekat pantai setelah gelombang tinggi menggenangi daerah tersebut saat Badai Priscilla menguat di dekat pelabuhan San Blas, di Nayarit, Meksiko, 7 Oktober 2025. (REUTERS/Christian Ruano)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banjir yang melanda wilayah Aceh memberi dampak serius pada sektor kelautan dan perikanan, khususnya produksi garam rakyat. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat sedikitnya delapan kabupaten mengalami kelumpuhan produksi akibat tambak garam terendam banjir.


Direktur Sumber Daya Kelautan KKP Frista Yorhanita menyampaikan, pendataan awal menunjukkan kerusakan terjadi di sejumlah sentra produksi garam di Aceh pasca bencana.


"Jadi kami sudah mendata ternyata di Aceh itu ada 8 kabupaten yang terdampak tambak garamnya akibat kejadian musibah banjir kemarin," ujar Frista dalam konferensi pers di Media Center KKP, Jakarta, Selasa (30/12/2025).


Adapun delapan kabupaten yang terdampak meliputi Aceh Besar, Aceh Timur, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Aceh Utara, Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen. Menurut Frista, hampir seluruh tambak garam di wilayah tersebut terendam air, disertai kerusakan pada fasilitas pendukung produksi.


Meski dampaknya cukup luas, Frista menegaskan pihaknya masih melakukan penghitungan untuk memastikan besaran kerugian yang ditimbulkan akibat bencana tersebut.


"Jadi mayoritas di kabupaten tersebut seluruh tambak garamnya terendam oleh banjir juga terdapat beberapa kerusakan rumah garam, 50% garam perebusan mengalami kerusakan," tambahnya.


Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan Miftahul Huda menjelaskan, sebagian besar petambak garam di Aceh menggunakan metode perebusan air laut atau air tua untuk menghasilkan garam. Metode ini telah lama didukung KKP melalui bantuan teknologi.


"KKP sejak 2018 intervensi dukungan ke Aceh itu dengan tunnel itu beberapa lokasi yang memang bagus. Lokasi bagus ini yang terdampak (bencana)," imbuh kata Miftahul.


KKP pun menyatakan akan terus memantau kondisi di lapangan serta menyiapkan langkah lanjutan untuk mendukung pemulihan produksi garam rakyat di wilayah terdampak bencana.

(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tambak Garam Raksasa di NTT Dijadwalkan Panen Mulai Juni 2026


Most Popular
Features