"Bahan Bakar" Perang Asia Disiapkan, AS Jual Senjata Rp174 T ke Taiwan
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) menyetujui penjualan paket senjata senilai US$11,1 miliar atau sekitar Rp174 triliun kepada Taiwan. Ini menjadi paket penjualan senjata terbesar AS untuk Taiwan sepanjang sejarah, di tengah meningkatnya tekanan militer dan diplomatik dari China terhadap pulau tersebut.
Persetujuan ini merupakan penjualan senjata kedua di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump saat ini. Paket tersebut masih berada pada tahap pemberitahuan kepada Kongres AS, yang memiliki kewenangan untuk memblokir atau mengubah kesepakatan, meski dukungan lintas partai terhadap Taiwan relatif kuat.
Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan paket senjata itu mencakup delapan item utama, di antaranya sistem roket HIMARS, howitzer, rudal antitank Javelin, drone amunisi jelajah Altius, serta suku cadang untuk berbagai peralatan militer lainnya.
"Amerika Serikat terus membantu Taiwan dalam mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai dan membangun daya tangkal yang kuat, dengan memanfaatkan keunggulan perang asimetris sebagai dasar menjaga perdamaian dan stabilitas regional," demikian pernyataan resmi kementerian tersebut, seperti dikutip Reuters, Kamis (18/12/2025).
Pentagon, dalam pernyataan terpisah, menegaskan penjualan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS. Kesepakatan tersebut dinilai mendukung modernisasi militer Taiwan dan menjaga "kemampuan pertahanan yang kredibel" di kawasan.
Didorong oleh Washington, Taiwan dalam beberapa tahun terakhir memang menggeser doktrin militernya ke arah perang asimetris, dengan mengandalkan senjata yang lebih kecil, mobile, dan relatif lebih murah, namun efektif, seperti drone dan sistem roket presisi.
"Negara kami akan terus mempromosikan reformasi pertahanan, memperkuat ketahanan pertahanan seluruh masyarakat, menunjukkan tekad untuk membela diri, dan menjaga perdamaian melalui kekuatan," kata juru bicara kantor kepresidenan Taiwan, Karen Kuo, seraya menyampaikan terima kasih kepada AS.
Bulan lalu, Presiden Taiwan Lai Ching-te juga mengumumkan rencana anggaran pertahanan tambahan sebesar US$40 miliar atau sekitar Rp628 triliun yang berlaku pada 2026-2033. Ia menegaskan bahwa "tidak ada ruang untuk kompromi dalam hal keamanan nasional".
Rupert Hammond-Chambers, Presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan, menilai sistem seperti HIMARS, yang banyak digunakan Ukraina melawan Rusia, dapat berperan penting dalam menghadapi potensi agresi militer China.
"Serangkaian pemberitahuan ke Kongres ini, yang mencetak rekor dalam bantuan keamanan AS untuk Taiwan, merupakan respons terhadap ancaman dari China serta tuntutan Presiden Trump agar mitra dan sekutu berbuat lebih banyak untuk mengamankan pertahanan mereka sendiri," ujarnya.
Pengumuman penjualan senjata ini muncul setelah kunjungan mendadak Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung ke wilayah Washington pekan lalu untuk bertemu pejabat AS, menurut sumber Reuters. Meski agenda pertemuan tidak diungkap, kunjungan tersebut mempertegas intensitas komunikasi kedua pihak.
Â
(luc/luc)[Gambas:Video CNBC]