Warga Negara Asing (WNA) yang terjaring dalam Operasi Wirawaspada dihadirkan dalam konferensi pers di Gedung Direktorat Jenderal Imigrasi, Jakarta, Selasa (16/12/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi menangkap 220 WNA yang diduga melakukan pelanggaran keimigrasian dalam Operasi Wirawaspada serentak yang digelar pada 10-12 Desember 2025. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Dari total 220 WNA yang diamankan, pelanggar terbanyak didominasi warga negara China, disusul oleh Nigeria, India, Korea Selatan (Korsel), dan Pakistan. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Sejumlah barang bukti berupa paspor hingga smartphone juga ikut diamankan oleh Ditjen Imigrasi. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Operasi tersebut merupakan operasi pengawasan keimigrasian yang berkaitan dengan pengawasan orang asing di luar wilayah pertambangan. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Imigrasi Yuldi Yusman mengatakan, penindakan tersebut merupakan bagian dari operasi pengawasan keimigrasian serentak yang menargetkan tenaga kerja asing (TKA), baik di kawasan pertambangan maupun di luar wilayah pertambangan. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Dalam operasi tersebut, Imigrasi mencatat sebanyak 2.298 kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh kantor imigrasi di seluruh Indonesia. Pengawasan, difokuskan pada tiga lokasi utama yang menjadi konsentrasi aktivitas orang asing di sektor pertambangan dan industri. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Lokasi pertama adalah kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), lokasi kedua adalah kawasan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Pelabuhan Khusus Weda Bay, dan wilayah PT Timah di kawasan Bangka Belitung. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Selain itu, Imigrasi juga menemukan orang asing yang dijamin oleh mitra perusahaan dan diduga berperan aktif dalam produksi timah di PT Mitra Graha Raya (MGR), khususnya pada aspek teknis pengoperasian mesin. Atas temuan tersebut, Imigrasi memanggil PT Mitra Graha Raya beserta mitra-mitranya untuk dimintai keterangan lebih lanjut. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)