MARKET DATA

Bertemu Wakil PM Belarusia, Mendag Kasih Bocoran Soal Hal Penting Ini

Martyasari Rizky,  CNBC Indonesia
15 December 2025 20:45
Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri Belarusia Viktor Karankevich di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (15/12/2025). (Dok. Humas Kemendag)
Foto: Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri Belarusia Viktor Karankevich di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (15/12/2025). (Dok. Humas Kemendag)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri Belarusia Viktor Karankevich di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (15/12/2025). Pertemuan ini membahas upaya peningkatan hubungan dagang Indonesia dan Belarusia, sekaligus mendorong penjajakan produk-produk potensial dari kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak menyoroti peluang kerja sama perdagangan yang dapat dimaksimalkan seiring dengan implementasi Perjanjian Perdagangan Bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia atau Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (Indonesia-EAEU FTA). Mendag Budi menyambut baik rampungnya proses telaah hukum (legal scrubbing) naskah perjanjian tersebut.

"Kami bertemu Wakil PM Karankevich hari ini, dan membahas peningkatan hubungan dagang antara Indonesia dan Belarusia. Kami optimistis Indonesia-EAEU FTA akan memotivasi pelaku usaha Indonesia dan Belarusia untuk semakin menggiatkan perdagangan. Kami mendorong berbagai kemungkinan penjajakan produk-produk potensial Indonesia dan Belarusia, terutama untuk memaksimalkan skema Indonesia-EAEU FTA," kata Budi dalam keterangan resminya, dikutip Senin (15/12/2025).

Menurut Budi, langkah lanjutan yang perlu segera dilakukan adalah menyebarluaskan informasi terkait potensi, manfaat, serta peluang dari Indonesia-EAEU FTA kepada para pemangku kepentingan di Indonesia maupun negara-negara Uni Ekonomi Eurasia, termasuk Belarusia. Dengan begitu, perjanjian ini dapat diimplementasikan secara optimal.

Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri Belarusia Viktor Karankevich di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (15/12/2025). (Dok. Humas Kemendag)Foto: Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri Belarusia Viktor Karankevich di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (15/12/2025). (Dok. Humas Kemendag)
Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri Belarusia Viktor Karankevich di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (15/12/2025). (Dok. Humas Kemendag)

"Kami harapkan dukungan dan kerjasama Wakil PM Karankevich dalam upaya peningkatan perdagangan ini. Peningkatan perdagangan Indonesia dengan Belarusia dan Uni Ekonomi Eurasia dapat dicapai melalui optimalisasi akses pasar dan diversifikasi produk," ujarnya.

Lebih lanjut, Budi menyampaikan sejumlah produk Indonesia yang dinilai berpotensi untuk meningkatkan ekspor ke Belarusia, antara lain kendaraan bermotor, kopi, perangkat penerima televisi berwarna, minyak kelapa sawit, dan alas kaki. Sementara itu, Indonesia juga melihat peluang impor dari Belarusia, seperti pupuk potasium, susu bubuk rendah lemak, bungkil kedelai, produk setengah jadi dari besi dan baja, serta bubur kayu kimia buatan.

Di sisi lain, Wakil PM Viktor Karankevich turut menyambut baik selesainya perundingan Indonesia-EAEU FTA dan menyatakan penantian terhadap penandatanganan naskah perjanjian tersebut. Ia meyakini implementasi Indonesia-EAEU FTA akan mendorong peningkatan ekspor Belarusia ke Indonesia.

Perlu diketahui, Uni Ekonomi Eurasia terdiri atas Belarusia, Kazakhstan, Armenia, Rusia, dan Kirgistan. Dengan rampungnya proses telaah hukum, naskah perjanjian Indonesia-EAEU FTA kini tinggal menunggu penandatanganan yang direncanakan berlangsung di sela Konferensi Tingkat Tinggi Uni Ekonomi Eurasia (EAEU Summit) di St. Petersburg, Rusia, pada 21 Desember 2025 mendatang.

Sementara itu, berdasarkan data perdagangan, total perdagangan Indonesia dengan Belarusia pada Januari-Oktober 2025 mencapai US$191,70 juta. Angka tersebut meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebesar US$99,70 juta. Pada 2024, total perdagangan kedua negara tercatat US$128,50 juta, naik hampir 50% dibandingkan 2023 yang sebesar US$89,10 juta.

Indonesia saat ini menjadi mitra dagang terbesar Belarusia di kawasan ASEAN, disusul oleh Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Ekspor utama Indonesia ke Belarusia pada 2024 meliputi monitor dan proyektor, mesin listrik, ikan kering dan diasinkan, kopra, serta lemari pendingin. Adapun impor utama Indonesia dari Belarusia antara lain pupuk kalium, susu dan krim, air dadih, teropong, serta elemen kimia radioaktif.

(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deal Tarif Impor! Amerika Untung, Buat RI Gak Terlalu Buruk


Most Popular
Features