MARKET DATA

Waspada La Nina Awal 2026, Momok Ini Bisa Jadi Ancaman RI!

Tim Redaksi,  CNBC Indonesia
13 December 2025 20:15
Pekerja mengangkat ikan asin di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (23/10). Memasuki musim penghujan dan isu Badai La Nina menjadi momok yang cukup mengkhawatirkan bagi nelayan. Menurut salah satu nelayan Ros mengatakan nelayan kerap mengalami masalah saat menjaring ikan di musim hujan. "Sulitnya menangkap ikan dan memikirikan kebocoran rumah. Mau menjemur ikan sulit karena cuaca tidak menentu," jelasnya. Seperti diketahui nelayan juga perjuangan melawan kelam wabah pendemi global tersebut, dampak Covid-19 juga mulai merambah pada kehidupan ekonomi masyarakat kecil, yang mengeluhkan perekonomian turun drastis dari waktu normal. Hal sama sangat terasa pada perekonomian nelayan Indonesia. Nelayan terpaksa harus menjual hasil tangkapan kepada masyarakat dengan harga yang sangat murah atau turun lebih dari 50 persen dari harga biasanya. Hal ini terjadi karena banyak pabrik pengolahan yang ditutup demi mengikuti anjuran pemerintah dalam rangka mencegah penularan Covid-19.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Nelayan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memperingatkan adanya risiko fenomena La Nina yang terjadi hingga Maret 2026 mendatang. Salah satu yang menjadi sorotan adalah potensi penurunan produksi pertanian dan menekan pasokan sejumlah komoditas pangan.

Ancaman tersebut berpotensi membuat inflasi di Tanah Air melonjak. Tak ayal, di periode yang sama, terjadi pula puncak inflasi karena adanya momen Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 19-20 Maret 2026 mendatang.

"Langkah antisipatif dilakukan melalui perluasan pembiayaan produktif bagi petani dan pelaku usaha pangan, optimalisasi program kredit termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian, serta perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk memastikan pasokan dari wilayah surplus mengalir lancar ke wilayah defisit," papar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah (Rakorpusda) Pengendalian Inflasi 2025, di Jakarta, dikutip Sabtu (13/12/2025).

La Nina sendiri merupakan fenomena iklim global yang ditandai dengan penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur. Fenomena ini bagi Indonesia meningkatkan curah hujan.

Dia pun menekankan BUMN Logistik juga terus dioptimalkan guna memperkuat efisiensi rantai pasok dan menjaga stabilitas harga di tingkat nasional.

Adapun, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani menjelaskan bahwa fenomena La Nina lemah saat ini tengah berlangsung dan diprediksi bertahan hingga Maret 2026. Namun, dampaknya terhadap peningkatan curah hujan dinilai tidak terlalu signifikan saat puncak musim hujan nanti.

"La Nina lemah akan bertahan hingga awal tahun 2026, namun pada puncak musim hujan dampaknya terhadap penambahan curah hujan tidak terlalu signifikan. Meski begitu, curah hujan tinggi pada periode tersebut tetap perlu diwaspadai," ujarnya.

(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BMKG Ingatkan RI Siaga La Nina, Begini Prediksi Musim Hujan 2025/2026


Most Popular
Features