Sport Tourism Bisa Ciptakan 30 Juta Lapangan Kerja di Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia — Direktur Utama InJourney Maya Watono menyebut sport tourism memiliki potensi besar bagi Indonesia.
Menurutnya, sektor ini harus digarap dengan serius karena dampak ekonominya tidak hanya pada peningkatan kunjungan wisata, tetapi juga penyerapan tenaga kerja yang masif.
"Dengan adanya sports-sports event, ini bisa mendongkrak PDB sebenarnya, dari 4% ke 6% dan membuka lapangan kerja yang sangat luar biasa besarnya. Jadi kami sudah menghitung juga, bisa dengan adanya pariwisata terutama didongkrak oleh sports tourism, lapangan kerja ini bisa mencapai 30 juta lapangan kerja di Indonesia sampai 2029, yang mana 25% Indonesian workforce bisa tertampung bila kita menseriusi sektor ini," jelas Maya dalam acara Indonesia Sports Summit 2025 di Indonesia Arena GBK, Jakarta, Minggu (7/12/2025).
Maya mengatakan, olahraga sebagai magnet wisata mampu menarik kunjungan wisatawan dalam jumlah besar, memperkuat branding destinasi, dan menggerakkan ekonomi lokal sepanjang tahun.
"Attracting large number of visitors, destination branding, kita driving traffic, boost economy, dan enhance year long tourism through facilities," ujarnya.
Tak hanya manfaat ekonomi, sport tourism juga menjadi sarana pertukaran budaya. Maya mencontohkan bagaimana MotoGP membuka kesempatan Indonesia tampil di panggung global.
"Untuk MotoGP, bagaimana kita menampilkan budaya Indonesia, budaya NTB (Nusa Tenggara Barat), budaya Indonesia ke mata dunia. Dilihat oleh 200 negara seluruh dunia, bayangkan bisa melihat budaya Indonesia 200 negara seluruh dunia," ucap dia.
Menurutnya, pertukaran budaya yang terbentuk membuat sport tourism berperan sebagai alat branding suatu negara yang efektif.
"Jadi cultural exchange itu juga terjadi sebagai nation branding. Nah ini adalah beberapa contoh yang kami lakukan bagaimana sports bisa menjadi catalyst for tourism (katalisator pariwisata)," terang Maya.
Maya menegaskan, keberhasilan dalam mengembangkan sport tourism membutuhkan kerja sama seluruh ekosistem pariwisata. InJourney, kata dia, tidak bisa bekerja sendiri.
"Kami harus bekerja sama cukup erat dengan stakeholder yang lain. Kementerian lembaga yang lain, Kemenpora, Kemenpar, Kemenbud. Kami bekerja sama dengan pastinya pemerintah daerah juga, Pemprov, Pemda, private sector (pihak swasta) juga," ujarnya.
Ia menekankan gotong royong adalah kunci. "Kami juga banyak bekerja sama, kita juga saling support ya. Jadi private sector juga. Dan kalau tidak seperti itu ini semua kolaborasi tidak bisa terjadi. Kami semua di InJourney selalu menyebutnya gotong royong ya. Indonesia kalau tidak gotong royong itu tidak mungkin bisa," pungkasnya.
(mkh/mkh)[Gambas:Video CNBC]