MARKET DATA

PTBI 2025: BI dan Pemerintah Sinergi Perkuat Ekonomi Nasional

Elga Nurmutia,  CNBC Indonesia
04 December 2025 15:33
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto memberi sambutan dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2025
Foto: Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto memberi sambutan dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2025

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mengupayakan stabilitas ekonomi nasional di tengah tantangan global. Untuk itu, Presiden Prabowo Subianto mengarahkan Bank Indonesia (BI) untuk memperkuat kebijakan moneter demi mewujudkan pertumbuhan yang tangguh dan mandiri di Tanah Air.

Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025, di Gedung Grha Bhasvara Icchana, Kompleks Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (28/11/2025). Prabowo menyatakan tema yang diangkat pada PTBI 2025 tangguh dan mandiri selaras dengan agenda pemerintah yang ingin menciptakan kemandirian ekonomi dalam mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.

Prabowo pun memberikan apresiasi atas sinergi yang kuat antara Kementerian dan Lembaga, termasuk BI. Kolaborasi tersebut mampu melahirkan berbagai kebijakan yang terbukti menjaga pertumbuhan ekonomi nasional tetap stabil.

"Hari ini bisa kita berdiri di depan rakyat dengan kepala yang tegak bahwa kita yang diberi kepercayaan oleh rakyat bahwa kita mampu mengendalikan perekonomian Indonesia dengan kehati-hatian, dengan kesungguhan," ujar Prabowo.

Prabowo bertekad untuk terus menjalankan pemerintahan yang bersih, adil, bebas dari penyelewengan dan korupsi, mengedepankan akal sehat, serta pro terhadap rakyat.

Pada akhirnya, kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan atas kepercayaan diri dan tekad yang kuat akan membuat Indonesia bisa berdiri di atas kaki sendiri, termasuk di bidang ekonomi.

Menurutnya, Indonesia sudah berada di jalan yang tepat meskipun masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki bersama. Dengan demikian, seluruh pihak harus saling bersinergi dan bersatu demi menuju Indonesia emas.

Optimisme BI Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Upaya pemerintah dalam mendorong ketahanan ekonomi nasional perlu didukung dengan sinergi dan kebijakan yang kuat. Hal ini dilakukan karena secara umum prospek ekonomi global masih dibayangi oleh ketidakpastian.

Hal tersebut terlihat dari lima ciri utama. Pertama, berlanjutnya kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) yang berakibat pada penurunan perdagangan dunia. Kedua, pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, terutama AS dan China. Ketiga, tingginya utang pemerintah dan suku bunga di negara maju yang berdampak pada beban fiskal di negara-negara berkembang.

Keempat, meningkatnya risiko sistem keuangan dunia seiring transaksi produk derivatif yang berlipat. Kelima, maraknya transaksi kripto dan stablecoin tanpa pengaturan dan pengawasan yang jelas, sehingga diperlukan Central Bank Digital Currency (CBDC).

Melihat hal itu, Gubernur BI, Perry Warjiyo menuturkan, bahwa Indonesia membutuhkan respons kebijakan yang tepat demi menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berdaya tahan.

Pertumbuhan ekonomi yang solid tentu ditopang oleh sinergi kebijakan pemerintah, BI, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kuncinya hanya satu, sinergi. Dengan sinergi itu insya Allah kinerja ekonomi Indonesia tahun 2026 dan 2027 akan lebih baik," kata Perry.

Perry menyebutkan, perekonomian Indonesia ke depan diyakini akan lebih baik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dan berdaya tahan, dengan tetap mewaspadai ketidakpastian global yang tinggi.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 berada di kisaran 4,7%-5,5% dan meningkat lebih tinggi pada 2026 dan 2027 masing-masing dalam kisaran 4,9%-5,7% dan 5,1%-5,9% berkat dukungan oleh konsumsi dan investasi yang meningkat, serta ekspor yang cukup baik di tengah perlambatan ekonomi dunia.

Inflasi diperkirakan akan tetap terjaga rendah dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2026 dan 2027 yang didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, eratnya sinergi pengendalian inflasi baik di pusat maupun di daerah, dan penguatan implementasi Program Ketahanan Pangan Nasional. BI juga menjaga stabilitas eksternal dan sistem keuangan yang disertai perkembangan pesat digitalisasi.

"Stabilitas ekonomi nasional terjaga, neraca pembayaran sehat, cadangan devisa cukup, pertumbuhan kredit meningkat, stabilitas sistem keuangan terjaga, ekonomi keuangan digital pesat, e-commerce, digital banking, uang elektronik tumbuh tinggi," ungkapnya.

 


Langkah dan Strategi BI Dorong Perekonomian

Transformasi struktur ekonomi nasional untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi dan berdaya tahan akan terus dilakukan oleh BI. Transformasi ini dilakukan melalui sinergi dalam lima area penting.

Pertama, penguatan stabilitas dan mendorong permintaan. Kedua, hilirisasi, industrialisasi dan ekonomi kerakyatan. Ketiga, meningkatkan pembayaran dan pasar keuangan. Keempat, akselerasi ekonomi keuangan digital nasional. Kelima, kerja sama investasi dan perdagangan internasional.

"Sinergi fiskal moneter semakin diperkuat dalam menjaga stabilitas, stimulus mendorong permintaan, penerbitan SBN (Surat Berharga Negara) oleh pemerintah, pembelian SBN oleh Bank Indonesia di pasar sekunder, juga pengelolaan DHE (Devisa Hasil Ekspor) SDA (Sumber Daya Alam). Sinergi KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) menjaga stabilitas sistem keuangan sekaligus implementasi Undang-Undang P2SK, mendorong pembiayaan, konsolidasi perbankan, pendalaman pasar keuangan, literasi keuangan, dan juga pelindungan konsumen," tutur dia.

Dia bilang, pertumbuhan tinggi mengharuskan transformasi sektor riil, kebijakan industrial dan struktural ditempuh, meningkatkan modal, tenaga kerja, dan produktivitas. Kebijakan industrial untuk hilirisasi SDA unggulan dan penguatan industri manufaktur prioritas, seperti hilirisasi nikel, tembaka, bauksit, timah, tanah jarang, dan lainnya.

Untuk itu, BI akan terus mendukung pembiayaan untuk program hilirisasi dan industrialisasi melalui koordinasi erat dengan KSSK lewat pembelian obligasi berkualitas tinggi dari pasar sekunder, penyediaan fasilitas lindung nilai, hingga sekuritisasi di pasar uang. Selain itu, sinergi juga dilakukan guna mengakselerasi ekonomi digital nasional.

Perry melanjutkan, BI akan terus mempercepat digitalisasi sistem pembayaran, mulai dari QRIS hingga digitalisasi bantuan sosial dan transaksi keuangan daerah, efektivitas kerja sama investasi dan perdagangan penting mendukung program hilirisasi dan kebutuhan pembiayaannya, fokus pada bilateral dan regional. Termasuk, mendukung kerja sama internasional sekaligus memperluas transaksi local currency hingga sistem pembayaran digital antarnegara.

Lebih jauh, di tengah masih tingginya risiko ketidakpastian global pada 2026, kebijakan moneter yang dirancang BI tetap mengedepankan keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan. Adapun empat kebijakan BI antara lain, makroprudensial, digitalisasi pembayaran, pendalaman pasar uang, serta pengembangan UMKM dan ekonomi keuangan syariah.

"Di kebijakan moneter pertama dengan terkendalinya inflasi, kami akan mencermati ruang penurunan suku bunga BI rate lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan. Kedua stabilisasi nilai tukar rupiah dari gejolak global intervensi NDF di pasar luar negeri dan intervensi spot di NDF dan pembelian SBN di pasar sekunder dalam negeri," kata dia.

Ketiga, ekspansi likuiditas moneter pro-market untuk efektivitas penurunan suku bunga dan pendalaman pasar uang. Keempat, kecukupan cadangan devisa dijaga instrumen penempatan valas DHE SDA diperluas.

Dengan begitu, lanjut dia, kebijakan makroprudensial diperlonggar pada tahun 2026 untuk mendorong kredit perbankan lebih tinggi lagi. Dalam hal ini, BI memberikan insentif likuiditas makroprudensial untuk mendorong kredit ke sektor-sektor pemerintah, yang mana jumlah insentif ditingkatkan menjadi Rp 423 triliun mulai Desember 2025.

Berikutnya, BI berupaya menyalurkan insentif likuiditas bagi bank-bank agar mereka dapat lebih cepat menurunkan suku bunga. Hal ini dilakukan melalui koordinasi dengan KSSK untuk mengatasi special rate di perbankan. Kemudian, koordinasi KSSK mendorong permintaan kredit untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

"Di sistem pembayaran digitalisasi terus diakselerasi sesuai Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030 mendorong ekonomi keuangan digital nasional. Dengan semboyan satu nusa, satu bangsa, satu bahasa," jelasnya.

Dalam rangka mendorong ekonomi digital keuangan nasional, ada sejumlah upaya yang dilakukan oleh BI. Pertama, memperkuat infrastruktur New BI-Fast yang interkoneksi dengan fast payment industry serta modernisasi sistem BI-RTGS sebagai pusat data transaksi pembayaran.

Kedua, melakukan konsolidasi industri dengan klasifikasi perusahaan sistem pembayaran utama dan non-utama. Ketiga, inovasi QRIS dengan target 60 juta pengguna dan 45 juta pengguna yang sebagian besar adalah UMKM. Keempat, perluasan kerjasama QRIS setelah sukses dengan ASEAN, Jepang, dan Tiongkok serta perluasan ke kawasan Korea Selatan, India, dan Saudi Arabia. Kelima, eksperimen penerbitan digital rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran digital yang sah di Indonesia.

"Pendalaman pasar uang dan pasar valas terus kami akselerasi sesuai blueprint pendalaman pasar uang 2030 untuk mendukung pembiayaan perekonomian nasional dengan sasaran transaksi pasar uang naik ke Rp81 triliun per hari pada 2030. Transaksi pasar valas naik ke US$ 18 miliar per hari pada tahun 2030," ungkap dia.

Sebagai mewujudkan target tersebut, BI melakukan peningkatan transaksi repo dan pembentukan struktur suku bunga yang efisien di pasar primary dealer terus didorong. Lalu, penguatan pelaku pasar bersama Asosiasi Pasar Uang dan Valuta Asing Indonesia (Apuvindo), pengembangan infrastruktur pasar uang dan Bank Indonesia terintegrasi dengan teknologi terkini. Tak ketinggalan, dilakukan sinergi pembiayaan ekonomi dengan pemerintah, KSSK, Danantara, dan asosiasi industri.

BI juga terus memperkuat transformasi kelembagaan dengan berfokus pada tiga pilar utama, yakni penguatan fungsi organisasi dan proses kerja yang terintegrasi, percepatan digitalisasi kebijakan dan kelembagaan melalui penyempurnaan business process re-engineering dalam kerangka Integrated Digital Central Bank (IDCB), serta penguatan sumber daya manusia melalui kepemimpinan, pengembangan kapabilitas baru, dan penguatan Employee Value Proposition.

Sejalan dengan upaya transformasi tersebut, BI sepanjang 2025 meraih 10 (sepuluh) penghargaan internasional yang semakin mengukuhkan citra Bank Indonesia sebagai salah satu bank sentral terbaik di emerging markets.

(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Rate Berpotensi Kembali Dipangkas, Bulan Depan?


Most Popular