Investor Asing Mulai Lirik Potensi Blok Migas RI, Ini Buktinya!
Bogor, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan strategi jemput bola yang dilakukan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), terutama dalam mempromosikan blok migas RI ke luar negeri menuai hasil positif.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Eksplorasi dan Peningkatan Produksi Nanang Abdul Manaf menjelaskan bahwa roadshow internasional yang digelar berhasil menarik minat puluhan investor global. Termasuk perusahaan migas kakap seperti BP, Shell, dan Equinor asal Norwegia.
"Ini ada tim yang roadshow ke London, ada 30 investor hadir, termasuk perusahaan-perusahaan besar seperti BP, Shell, Equinor dulu start oil ya dari Norway kemudian Enquest, sekarang ada joint study di daerah Papua, Guyana," kata Nanang dalam acara Rapat Koordinasi Dukungan Bisnis SKK Migas, dikutip Kamis (4/12/2025).
Selain itu, investor dari Taiwan yakni CPC, juga menyatakan ketertarikan dan meminta komunikasi langsung dengan tim SKK Migas. Bahkan perusahaan-perusahaan yang sudah beroperasi di Indonesia, seperti ENI serta Pertamina Hulu Energi juga turut berminat.
Menurut Nanang, dari 10 prospek blok migas yang telah dikaji tahun ini, seluruhnya telah diambil investor. Sementara itu, pemerintah tengah menyiapkan sekitar 60 blok migas untuk ditawarkan pada tahun 2026.
"Jadi, dari yang 10 yang kita study untuk akhir tahun ini benar-benar habis. Tinggal kita menyiapkan untuk tahun berikutnya yang sekitar 60," ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menambahkan bahwa minat tak hanya datang dari Eropa dan Taiwan, tetapi juga dari Vietnam. Dengan demikian, investasi migas RI tahun depan diperkirakan dapat mencapai US$ 16 miliar atau sekitar Rp 266 triliun.
"Jadi tambahan sedikit selain perusahaan-perusahaan dari berbagai negara yang sebutkan, ada juga dari Vietnam juga tertarik. Untuk investasi tahun 2025 itu sekitar US$ 16 miliar investasinya. Dan tahun ini lebih kurang sama, tapi angkanya belum selesai," kata Djoko.
(ven/ven)[Gambas:Video CNBC]