Bencana Hantam 3 Negara ASEAN Sekaligus: RI, Malaysia, Thailand
Jakarta, CNBC Indonesia - Banjir bandang melanda Indonesia, Malaysia, dan Thailand dalam beberapa hari terakhir. Cuaca ekstrem yang dipicu sistem badai dan meningkatnya intensitas hujan membuat sejumlah wilayah di Asia Tenggara tersebut lumpuh dan upaya penyelamatan berlangsung di tengah kondisi yang terus memburuk.
Di Indonesia, bencana terparah terjadi di Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar), dengan 90 korban meninggal dan puluhan orang masih hilang. Sejumlah wilayah terisolasi karena jalan terputus dan jaringan komunikasi belum pulih.
"Kami fokus pada evakuasi dan pemberian bantuan," ujar Juru Bicara Polda Sumut, Ferry Walintukan.
"Akses dan komunikasi masih terputus. Semoga cuaca membaik agar helikopter bisa masuk."
Di Sumut, banjir setinggi pinggang merendam permukiman. Warga meminta pengendara melambat agar air tidak semakin masuk ke rumah mereka.
Di Sumatera Barat, warga seperti Misniati (53) mengisahkan bagaimana air naik drastis begitu ia kembali dari salat subuh. Banjir sebenarnya juga menghantam Aceh.
Di Thailand selatan, situasi lebih parah. Setidaknya 55 orang tewas di Provinsi Songkhla. Rumah Sakit Songkhla menyatakan kamar jenazahnya telah penuh.
"Kamar jenazah sudah melebihi kapasitas. Kami membutuhkan lebih banyak ruang," kata Charn, petugas kamar jenazah.
Truk pendingin kini dipakai menyimpan jenazah. Warga menggambarkan banjir yang naik dalam hitungan jam.
"Air naik sampai langit-langit lantai dua," kata Kamban Wongpanya (67).
Pemilik toko, Chayaphol Promkleng, menuturkan awalnya tokonya hanya terendam setinggi mata kaki. Keesokan harinya air sampai pinggang.
"Tidak ada yang bisa saya lakukan," ujarnya.
Dalam insiden ini, Pemerintah Thailand kemudian menskors pemerintah daerah setempat. Bupati Hat Yai terkait dugaan kelalaian penanganan banjir.
Di Malaysia, banjir bandang akibat hujan deras di negara bagian Perlis menewaskan dua orang. Wilayah utara negara itu masih terendam, sementara tim penyelamat terus mengevakuasi warga yang terjebak.
Sistem cuaca penyebab banjir di Indonesia, yang sebelumnya badai tropis, kini melemah menjadi depresi tropis, tetapi tetap membawa hujan deras ke kawasan yang sudah sangat jenuh air.
Para ahli menyebut cuaca ekstrem kali ini diperburuk perubahan iklim yang meningkatkan intensitas hujan dan kekuatan badai. Udara yang semakin hangat membawa lebih banyak uap air, memicu hujan lebih deras dan banjir bandang lebih sering terjadi di Asia Tenggara.
[Gambas:Video CNBC]