Banjir Bandang Sumatra Barat, Jalan Putus-Ramai Acara di Hotel Batal
Jakarta, CNBC Indonesia - Bencana banjir besar yang melanda Sumatra Barat menimbulkan dampak beragam bagi industri perhotelan. Di satu sisi, ada sejumlah hotel yang menerima tamu pengungsi. Namun di sisi lain, sebagian besar pelaku usaha justru menghadapi gelombang pembatalan acara dan penurunan okupansi akibat akses jalan yang terputus.
Situasi ini membuat pemulihan sektor pariwisata di wilayah tersebut kembali tertahan. Pasalnya tidak semua hotel menikmati peningkatan okupansi seperti yang terlihat di beberapa titik pengungsian.
"Ya, yang ke hotel ada sih pasti. Ada beberapa yang mungkin yang masuk ke hotel ya, tapi kan enggak seluruhnya. Karena mayoritas mereka masih, masih ada di sekitar situ untuk mengamankan asetnya juga," kata Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran kepada CNBC Indonesia, Jumat (28/11/2025).
Kondisi di lapangan menjadi berat karena kerusakan infrastruktur Hampir seluruh area terdampak masuk dalam jalur bencana, membuat mobilitas masyarakat maupun tamu hotel terganggu.
"Tentu berdampak karena kondisinya cukup parah ya. Apalagi hampir seluruhnya di Sumatera Barat yang terkena jalur bencananya. Kemudian di sisi lain juga banyak jalan yang putus juga. Itu yang sekarang jadi masalah gitu," kata Maulana.
Dampak paling signifikan justru muncul dari sisi aktivitas pertemuan dan penyelenggaraan acara yang selama ini menjadi salah satu penopang pendapatan hotel. Banyak kegiatan yang terpaksa dibatalkan karena lokasi tidak bisa dijangkau maupun karena keselamatan peserta tidak dapat dijamin. Sejumlah hotel bahkan melaporkan okupansi turun drastis akibat situasi tersebut.
"Justru, justru sekarang banyak pembatalan. Pembatalan aktivitas, kegiatan, itu banyak dibatalkan. Ada yang okupansinya sampai 0% malah karena wilayahnya itu tidak bisa diakses ya, atau jalan masuk ke dalam daerah tersebut ya putus," ujarnya.
Maulana menyebut beberapa agenda besar di Sumatra Barat juga tidak dapat berlangsung sebagaimana rencana. Aktivitas pariwisata dan MICE yang biasanya menggeliat di akhir tahun kini terhenti total. Penyelenggara pun tidak punya pilihan selain membatalkan kegiatan karena banyak peserta tak mungkin tiba di lokasi.
"Bahkan kita ada beberapa kegiatan ya, khususnya di Bukittinggi tuh. Ada Minang Geopark, kegiatannya juga harus di-cancel. Terus ada beberapa yang lain yang juga kegiatan-kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) dan seterusnya," katanya.
Pembatalan ini terjadi pada momentum yang sebenarnya krusial bagi perputaran ekonomi hotel. Biasanya, kuartal IV masih menyisakan sejumlah kegiatan pemerintah dan swasta yang dapat menjadi penopang pendapatan. Namun kondisi bencana membuat kegiatan tersebut tersendat dan akhirnya tidak dapat terlaksana.
"Karena ini kan juga momentumnya akhir tahun ya, yang biasanya di kuartal empat itu aktivitas kegiatan pemerintah, walaupun sudah turun, tapi kan sedikit-sedikit tuh masih ada. Itu juga pasti terjadi cancellation di sana," tuturnya.
[Gambas:Video CNBC]