IMF Tiba-Tiba Warning Raksasa Eropa, Awas Kejeblos Jurang Petaka
Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Rabu (26/11) mengeluarkan peringatan bahwa Jerman menghadapi prospek pertumbuhan jangka menengah yang menantang dan persisten. Peringatan ini datang meskipun ekonomi Jerman menunjukkan tanda-tanda awal pemulihan setelah dilanda guncangan besar selama beberapa tahun terakhir.
IMF mencatat bahwa reformasi aturan fiskal penting Jerman pada awal tahun ini telah "menyiapkan panggung untuk pemulihan ekonomi, didorong oleh akselerasi bertahap investasi domestik dan konsumsi,".
Namun, lembaga tersebut menekankan bahwa optimisme tersebut hanya bersifat jangka pendek. Prospek jangka menengah Jerman tetap terbatas akibat kendala struktural, yaitu penuaan populasi yang cepat dan pertumbuhan produktivitas yang lemah.
Pertumbuhan Jerman diperkirakan sangat lemah tahun ini, hanya mencapai 0,2%. IMF memperkirakan pertumbuhan akan meningkat menjadi 1% pada tahun 2026 dan 1,5% pada tahun 2027, didorong oleh efek tertunda dari ekspansi fiskal dan pelonggaran kebijakan moneter.
Namun, pertumbuhan yang lemah dalam beberapa tahun terakhir ini sebagian besar disebabkan oleh reformasi struktural yang tertunda lama dan terbatasnya pertumbuhan produktivitas yang mendasari, akibat meningkatnya persaingan di pasar ekspor.
Untuk mengatasi tantangan struktural ini, IMF mendesak Berlin untuk melengkapi upaya fiskalnya dengan serangkaian reformasi pro-pertumbuhan.
"Upaya ini harus mencakup langkah-langkah untuk mendorong lebih banyak inovasi dan digitalisasi, memangkas birokrasi, dan secara spesifik mengurangi kendala pasokan tenaga kerja-terutama di kalangan wanita, pekerja yang lebih tua, dan imigran," lapor IMF, dari dikutip Anadolu Agency, Jumat (28/11/2025).
Di tingkat regional, IMF menekankan bahwa upaya domestik tersebut harus didukung oleh integrasi ekonomi Eropa yang lebih dalam. Ini termasuk mengurangi hambatan perdagangan dan investasi lintas batas serta mengintegrasikan pasar modal dan pasar energi UE dengan lebih baik. Selain reformasi ekonomi, IMF juga memperingatkan pentingnya kebijakan sektor keuangan yang bijaksana untuk menahan risiko.
Mengenai risiko eksternal, IMF menegaskan bahwa prospek ekonomi Jerman cenderung ke sisi negatif. Risiko ini berasal dari meningkatnya ketegangan geopolitik, eskalasi konflik perdagangan, dan volatilitas harga komoditas.
Selain itu, risiko internal seperti pertumbuhan produktivitas domestik yang lebih lambat dari perkiraan, implementasi proyek investasi publik yang lemah, dan kekurangan tenaga kerja yang persisten juga dapat membatasi pertumbuhan dan meningkatkan tekanan fiskal.
"Tanpa reformasi yang lebih berani, baik secara domestik maupun di tingkat UE, Jerman masih menghadapi prospek pertumbuhan jangka menengah yang menantang secara persisten," tandas IMF.
(tps/luc)[Gambas:Video CNBC]