Menaker Beberkan Jurus Tata Ekosistem Ketenagakerjaan RI, Ini Dia
Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan komitmen pemerintah menata ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan adil, melalui penetapan lima kategori penghargaan baru yang akan digelar rutin setiap tahun. Kategori ini sekaligus menjadi arah agenda strategis Kemnaker ke depan.
"Malam hari ini, ada lima kategori, mulai dari perusahaan besar, menengah, hingga kecil," ujar Yassierli dalam acara Naker Award 2025 di Jakarta, Rabu malam (26/11/2025).
Yassierli menjelaskan, kelima kategori bukan sekadar penghargaan, melainkan bagian dari agenda strategis yang akan diperluas pada tahun-tahun berikutnya.
"Ini adalah award kategori baru, dan Insyaallah kita akan buat rutin setiap tahun untuk 5 kategori ini. Ada beberapa agenda strategis terkait dengan 5 kategori ini. Dan saya berharap partisipan kandidat untuk tahun depan lebih banyak lagi," ujarnya.
Lima kategori tersebut diantaranya:
1. Perusahaan yang Telah Mempekerjakan Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas (TKPD)
Yassierli menekankan pentingnya komitmen perusahaan dalam menyediakan ruang kerja bagi penyandang disabilitas.
"Yang pertama, yang mempekerjakan teman-teman disabilitas kami menjadikan ini sebagai suatu inisiatif strategis. Tadi baru ada yang satu (pekerja), ada yang sekian puluh (pekerja). Itu luar biasa. Jadi walaupun satu, itu juga sesuatu, tetap yang luar biasa," ujarnya.
Ia menegaskan, balai latihan kerja akan terus dibenahi agar menjadi pusat pelatihan tenaga kerja disabilitas.
"Kita ingin teman-teman perusahaan tinggal tahu beres, kita sudah siapkan misalnya untuk resepsionis, untuk kerja administrasi, untuk kemudian membantu bisa jadi di lantai produksi, apapun itu. Karena konsepnya adalah ekosistem ketenagakerjaan yang kita kembangkan harus adil dan inklusif," ujar Yassierli.
Ia menekankan amanat konstitusi Pasal 27, di mana setiap warga negara berhak mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang layak.
Yassierli pun menargetkan peningkatan pemenuhan kuota dalam kategori ini. "Jadi tahun depan kami berharap perusahaan besar angka 2 persen, angka 1 persen. 1 persen itu minimal ya, dari jumlah tenaga kerjanya 1 persen adalah tenaga kerja disabilitas," imbuh dia.
2. Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan (WLLP) Terbaik
Kategori penghargaan kedua diberikan kepada perusahaan yang rutin melaporkan lowongan kerja pada platform Siap Kerja.
"Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan (WLLP) ini juga akan kita terus tingkatkan," ujarnya.
Saat ini, jumlah lowongan yang tercatat dalam platform Siap Kerja mencapai sekitar 300 ribu.
"Hitung-hitungan kasar kita itu 1 juta kalau kita comply semua data dari job portal-job portal swasta," sambung Yassierli.
Ia pun membuka wadah kritik dan saran untuk perbaikan platform Siap Kerja, demi memfasilitasi, dan memudahkan para pencari kerja mendapatkan lowongan pekerjaan.
"Kalau ada isu terkait dengan kemudah-gunaan platform Siap Kerja, kalau ada feedback, ada masukan, ada kritik tentu kita bisa perbaiki," ujarnya.
3. Sending Organization (SO) Pemagangan Luar Negeri Terbaik
Adapun pengiriman peserta magang ke luar negeri juga menjadi salah satu fokus besar kementeriannya.
"Sending organization ke Jepang, ke Taiwan kami berharap juga terus ditingkatkan. Banyak peluang-peluang untuk magang ke luar negeri," kata Yassierli.
Ia pun mendorong peningkatan yang signifikan. "Saya selalu minta ketika ada accepting organization atau gubernur dari Jepang dari manapun, tolong dong ditambah nolnya di belakang. Jadi kalau awalnya mengirim 10 ribu, tinggal tambah nolnya 100 ribu," imbuhnya.
Menurut Yassierli, program magang membawa manfaat besar.
"Banyak testimoni dari para peserta magang yang sudah kita kirim ke luar negeri, mereka kembali ke Indonesia dengan pengalaman yang luar biasa, semangat kerja, profesionalisme," ujarnya.
4. Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Terbaik
Saat ini terdapat lebih dari 4.000 Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK). Yassierli mengajak semua pengelola BLK Komunitas memperkuat kinerjanya.
"Saya juga mengajak semua pengelola BLK Komunitas untuk kita kembali menata BLK Komunitas yang kita miliki,"ucap dia.
Adapun pendataan ulang, Yassierli menargetkan, akan dilakukan pada tahun 2026 mendatang.
"Insyaallah tahun 2026 kita akan mulai pendataan lagi, mana yang benar-benar aktif, tidak ada salahnya karena yang aktif kemudian kita berikan bantuan program," ujarnya.
"Kita berharap, kami punya target 1 juta orang dilantik 1 tahun. Itu angka yang tidak kecil dan kita butuh perpanjang tangan dari balai-balai yang ada, termasuk di situ adalah BLK Komunitas," sambung Yassierli.
5. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Terbaik
Yassierli menegaskan pentingnya percepatan sertifikasi kompetensi. "Kita punya PR untuk terus memberikan layanan terbaik dalam proses sertifikasi kompetensi," kata dia.
Saat ini baru sekitar 1,4 juta tenaga kerja tersertifikasi. ia menyebut sertifikasi merupakan bukti pengakuan yang kuat bagi seseorang, yang sudah memiliki kompetensi memadai.
"Harus kita percepat. Prosesnya juga kemudian harus semakin akuntabel," ucapnya.
Ia menegaskan perlunya transparansi. "Jelas, ketika kemudian kapan mulai sertifikasi, kemudian berapa biaya sertifikasi, kapan selesainya proses sertifikasi termasuk dalam hal penataan LSP-LSP yang ada," sambung dia.
Lebih lanjut, Yassierli turut mengapresiasi BNSP yang selama ini telah menjadi bagian dari Kemnaker, dalam memastikan terus para calon pencari kerja atau mereka yang sudah bekerja memiliki sertifikat kompetensi.
Menurutnya, kelima kategori ini akan menjadi fondasi agenda strategis Kemnaker dalam membangun ekosistem tenaga kerja yang lebih inklusif, kompeten, dan adaptif di masa depan.
Foto: Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli menyampaikan laporan dalam acara Naker Award 2025 di Jakarta, Rabu (26/11/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli menyampaikan laporan dalam acara Naker Award 2025 di Jakarta, Rabu (26/11/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) |
[Gambas:Video CNBC]
Foto: Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli menyampaikan laporan dalam acara Naker Award 2025 di Jakarta, Rabu (26/11/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)