MARKET DATA

TINS Yakin Produksi Timah Bisa Capai Target, Ini Strateginya

Firda Dwi Muliawati,  CNBC Indonesia
26 November 2025 12:50
Timah balok siap jual. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)
Foto: Timah balok siap jual. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk (TINS) optimistis produksi timah perusahaan bisa mencapai target yang telah ditetapkan untuk tahun 2025 ini. Per Oktober 2025 saja, produksi timah TINS tercatat mencapai 15.500 ton, sementara target yang telah ditentukan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 sebesar 21.500 ton.

Sekretaris Perusahaan TINS Rendi Kurniawan mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah menggenjot produksi timah dengan mengoptimalisasi produksi dari pertambangan rakyat yang berada di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) TINS.

"Jadi hingga akhir tahun kita optimistis itu tetap tercapai. Sehingga bulan yang sepuluh saja kita sudah di 15.500 ton hingga hari ini," ungkap Rendi, dikutip dari Dokumen Hasil Pelaksanaan Public Expose Tahunan 2025 PT TIMAH Tbk, Rabu (26/11/2025)

Saat ini masih banyak penambang rakyat yang menjual hasil timah dari wilayah operasi TINS ke smelter swasta. Hal itu dinilai sebagai praktik ilegal karena seharusnya timah yang ditambang dari wilayah tambang TINS seharusnya dijual ke PT Timah.

Dengan begitu, perusahaan tengah mendorong agar produksi dari pertambangan rakyat di wilayah IUP TINS bisa dijual kembali ke perusahaan. Hal itu dilakukan melalui pengamanan yang ketat.

"Di IUP kita itu banyak pertambangan rakyat, rakyat sudah menambang dijual IUP kita, lalu jual ke smelter swasta yang ditambang luar IUP PT Timah. Itu jadi ilegal sekarang, penjualan semua ke Timah," tambahnya.

Menurutnya saat ini perusahaan berupaya untuk menutup celah kebocoran penjualan timah ke smelter swasta.

"Yang selama ini istilahnya kayak diambil di tengah jalan oleh para smelter-smelter swasta ini seperti itu. Nah itu sekarang sudah semakin ditutup, untuk timah di IUP kita itu kepada swasta-swasta yang mengambil timah kita," jelasnya.

Dengan pengamanan yang ketat, perusahaan mencatat peningkatan penerimaan bijih timah mencapai 3.000 ton per bulan.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS) Restu Widiyantoro optimistis produksi timah perusahaan pada 2026 bisa menyentuh angka 30.000 ton. Hal itu ditopang oleh produksi perusahaan yang meningkat pada empat bulan terakhir.

Angka tersebut dipatok lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan untuk tahun ini sebesar 21.500 ton. Artinya, proyeksi produksi timah perusahaan pada tahun depan ditargetkan lebih tinggi mencapai 8.500 ton. Bukan tanpa dasar, hal itu menimbang, pihaknya bisa menambah produksi timah hingga 6.500 ton per bulan di tahun 2026.

Dengan optimisme tersebut, pihaknya menargetkan produksi timah tahun 2026 mencapai angka 30.000 ton.

"Untuk kami laporkan bahwa target sejak yang 21.500 (ton) itu target tahun 2025, itu 21.500. Dan kami sangat yakin dengan posisi pencapaian empat bulan terakhir, kami bisa mencapai 30.000 ton target untuk tahun ke depan. Jadi sampai dengan Desember 2026 untuk mencapai 30.000 ton," ujar Restu dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (22/9/2025).

Capaian produksi perusahaan tercatat terus meningkat selama Mei-Agustus 2025. Perusahaan mencatat, produksi timah tersebut bisa meningkat setelah Satuan Tugas (Satgas) sektor khusus timah.

Detailnya, pada bulan Mei 2025 produksi timah perusahaan mencapai 1.228 ton, pada Juni 2025 produksi timah perusahaan mencapai 1.409 ton, pada Juli 2025 produksi timah perusahaan mencapai 1.713 ton, dan pada Agustus 2025 produksi timah perusahaan mencapai 1.877 ton.

Padahal, perusahaan sendiri menargetkan produksi timah secara bulanan mencapai 1.800 ton di tahun 2025.

Dengan adanya kerja sama dengan Satgas Nanggala yang dibentuk oleh internal perusahaan dan Satgas Halilintar bersama aparat penegak hukum (APH) melalui TNI, pihaknya optimis produksi bisa meningkat hingga 6.500 per bulan di tahun 2026.

"Apabila statistiknya bisa naik terus, kami memperkirakan bisa mencapai figur yang warna merah. Jadi target 1.800 ton Sn per bulan bisa tercapai. Jadi dari mulai Agustus, September, Oktober, November, Desember, empat bulan ini," tambahnya.

Peningkatan produksi timah perusahaan melalui kerja sama dengan satgas tersebut dinilai bisa memberantas praktik pertambangan ilegal yang beroperasi di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Timah. Secara tidak langsung, produksi timah perusahaan bisa meningkat.

"Jadi kebetulan kami sudah menyiapkan tim untuk mengurangi aktivitas yang ilegal. Kalau mau dibina, diorganisir secara legal, dia bisa melakukan kegiatan dengan baik. Tetapi kalau tidak mau, akan pelan-pelan kami geser dari bisnis pertimahan, khususnya di wilayah Bangka Belitung," tandasnya.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PT Timah Bentuk Satgas Internal, Bos TINS Beberkan Tugasnya


Most Popular