MARKET DATA

Jaga Keandalan Smelter, Inalum Usulkan Bangun Pembangkit Sendiri

Verda Nano Setiawan ,  CNBC Indonesia
21 November 2025 19:35
Direktur Utama (Dirut) PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, Melati Sarnita menyampaikan paparan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI. (Tangkapan Layar Youtube/Komisi VI DPR RI Channel)
Foto: Direktur Utama (Dirut) PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, Melati Sarnita menyampaikan paparan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI. (Tangkapan Layar Youtube/Komisi VI DPR RI Channel)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membeberkan pentingnya pasokan listrik untuk unit smelter. Pasalnya, gangguan listrik sekecil apapun dapat menimbulkan hal yang cukup fatal bagi operasional smelter perusahaan.

Sebagaimana diketahui, Inalum saat ini tengah melakukan pembangunan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) fase 2 yang merupakan ekspansi dari Proyek SGAR Fase 1, berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2028 mendatang.

Direktur Utama Inalum Melati Sarnita menjelaskan pihaknya tengah mengajukan permintaan ke BPI Danantara untuk pembangunan captive power plant. Sehingga perusahaan tidak lagi bergantung dengan pihak lain.

"Kenapa proposal kita minta captive pembangkit Pak, supaya kita tidak tergantung. Karena kita harus running 100 persen setiap hari dalam satu tahunnya," ujar Melati dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, dikutip Jumat (21/11/2025).

Menurut Melati, keandalan pasokan listrik untuk unit smelter cukup vital. Mengingat, apabila pasokan listrik terputus, potline dapat rusak permanen dan tidak bisa dipulihkan.

"Saya harus bangun ulang di bawahnya. Jadi sangat berbahaya buat kami kalau listriknya itu tergantung pada orang lain. Jadi memang kita memerlukan captive source yang memang didedikasikan untuk operasi smelternya sendiri," kata dia.

Ia lantas mencontohkan model pasokan listrik yang ingin diterapkan perusahaan di Kalbar seperti dengan pola operasi Inalum di Sumatera Utara. Dimana, di wilayah itu, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) milik Inalum menjadi tulang punggung smelter, sementara PLN berfungsi sebagai penyangga apabila terjadi gangguan.

"Nah, nantinya di Kalimantan Barat, pasti backbone-nya kami mau dari captive power generation yang dedicated untuk smelter yang baru. Kalau support-nya dari grid itu akan tidak apa-apa Pak. Tapi jangan sampai backbone-nya di grid yang sources-nya terlalu banyak, sehingga kita tidak bisa mengontrol stabilitas dari energy source untuk operasi smelternya," kata dia.

(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Petaka Baru Muncul di China, Suhu Panas Mendidih Bak Neraka


Most Popular