MARKET DATA
Internasional

Restoran AS Mendadak Bangkrut Berjemaah, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan,  CNBC Indonesia
21 November 2025 17:20
Restoran Hooters asli di Clearwater, Florida. Pada hari Jumat, 30 Desember 2022. (AP Photo/Tamara Lush/File Foto)
Foto: Restoran Hooters asli di Clearwater, Florida. Pada hari Jumat, 30 Desember 2022. (AP/Tamara Lush/File Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor layanan makanan dan minuman Amerika Serikat (AS) dilanda guncangan hebat sepanjang 2025. Sejumlah gerai rantai restoran besar, termasuk merek-merek ternama, menghadapi kesulitan finansial akut hingga terpaksa bangkrut berjamaah dan menutup ratusan gerai mereka di seluruh negeri.

Fenomena ini terjadi meskipun pasar fast-casual di AS diproyeksikan tumbuh signifikan hingga puluhan miliar dolar di tahun-tahun mendatang, menunjukkan adanya tekanan makroekonomi dan masalah manajemen.

Rantai restoran casual dining menjadi korban utama. Hooters, bar olahraga populer, mengajukan kebangkrutan pada Maret dan menutup atau menjual setidaknya 130 lokasi. Neil Kiefer, CEO Hooters, menyoroti masalah kepemilikan internal sebagai salah satu penyebab kegagalan.

"Selama bertahun-tahun merek Hooters telah dimiliki oleh perusahaan private equity dan kelompok lain yang tidak memiliki sejarah atau pengalaman dengan merek Hooters," kata Kiefer kepada Newsweek, Jumat (21/11/2025).

Bisnis makanan Meksiko On The Border Mexican Grill juga mengajukan kebangkrutan Bab 11, menutup 77 gerai di 24 negara bagian. Jonathan Tibus, Chief Restructuring Officer On The Border Holdings, menjelaskan mengapa jenis restoran ini rentan.

"On The Border telah terbebani dalam beberapa tahun terakhir oleh faktor-faktor makroekonomi yang berdampak negatif pada Perusahaan. Restoran casual dining sangat dipengaruhi oleh sensitivitas konsumen untuk makan di luar dibandingkan tetap di rumah," tutupnya.

Krisis ini meluas hingga ke raksasa cepat saji. Jack in the Box, misalnya, memproyeksikan penutupan 150 hingga 200 restoran.

Bisnis lain seperti Abuelo's yang menutup 24 lokasi dan Outback Steakhouse yang menutup 21 restoran pada Oktober juga ikut terdampak.

Gelombang penutupan ini menggarisbawahi bagaimana faktor makroekonomi dan perubahan perilaku belanja konsumen dapat menghantam keras sektor hospitality yang padat modal, mengancam ribuan lapangan kerja di seluruh AS.

 

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Matahari Plaza Kalibata Tutup Operasi


Most Popular