Bos Bulog Buru-Buru Kebut Pembangunan 50 Gudang Baru, Ini Alasannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog mempercepat pembangunan 50 gudang baru sebagai tahap awal dari proyek 100 gudang yang diperintahkan Presiden Prabowo Subianto. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi lonjakan produksi pada panen raya 2026, sekaligus memperkuat cadangan pangan nasional.
Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, percepatan pembangunan gudang baru untuk memastikan kesiapan menghadapi lonjakan produksi pertanian menjelang panen raya Februari-Mei 2026, menjadi fokus utama dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bulog bersama Menteri Pertanian/Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman hari ini, Kamis (20/11/2025).
"Rakernas ini rutin kami laksanakan, namun di Rakernas ini ada beberapa poin yang menjadi stressing kami," kata Rizal saat ditemui usai rapat di kantornya.
Rizal mengatakan, stok beras Bulog saat ini berada di 3,8 juta ton dan diperkirakan turun menjadi sekitar 3,2 juta ton pada akhir Desember 2025. Dengan puncak panen yang segera tiba, penyerapan baru harus disiapkan sejak dini.
"Sedangkan 3,2 juta ton ini kan perlu ada nanti penyerapan baru. Seperti disampaikan Pak Mentan adalah sekitar bulan Februari, Maret, April, Mei ini kan puncak panen. Oleh karena itu Bulog ke depan akan menambah gudang," ujarnya.
Tahap Pertama: Target 50 Gudang Baru
Ia menegaskan, 50 gudang pertama menjadi prioritas karena lahan pembangunannya sudah siap seluruhnya.
"Target awal kami itu sekitar 50 gudang dulu yang prioritas utama, karena yang 50 gudang ini ada di lahan yang sudah existing punya milik Bulog," ungkap dia.
Sementara 50 gudang sisanya akan dibangun di lahan hibah pemerintah daerah. "Yang 50 lainnya itu dukungan, bantuan dari Kabupaten dan Kota yang support menghibahkan lahannya untuk dijadikan gudang Bulog," jelasnya.
Adapun seluruh lokasi gudang, kata Rizal, disinkronkan lintas kementerian agar pembangunannya tepat sasaran.
Foto: Stok beras di gudang Bulog. (Dok. Kementan)Stok beras di gudang Bulog. (Dok. Kementan) |
"Lokasinya sudah dirapatkan, dikomunikasikan dengan jajaran Kementerian Pertanian termasuk dengan Kementerian Dalam Negeri, dengan kami juga. Jadi ini disinkronkan, di-matchkan," ujar Rizal.
Sesuai arahan Presiden, lanjutnya, gudang harus dibangun di kabupaten/kota yang belum memiliki gudang Bulog agar tidak terjadi tumpang tindih wilayah.
Pembangunan gudang juga akan menyasar wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), termasuk Papua Pegunungan dan Kepulauan Maluku Utara.
"Termasuk yang di 3T, seperti di Kepulauan Maluku Utara, kemudian di Pegunungan-Pegunungan Papua. Itu juga kita akan bangun," ujarnya.
Siap Beroperasi Maret 2026
Bulog menargetkan sebagian gudang sudah dapat digunakan pada Maret 2026, sehingga hasil panen raya langsung bisa diserap.
"Harapannya di bulan Maret nanti sudah jadi dan bisa masuk. Hasil panen raya itu sudah bisa masuk ke gudang baru," kata Rizal.
Meski demikian, Rizal mengakui kapasitas 50 gudang baru belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan nasional. Karena itu, Bulog masih akan menyewa gudang filial dan memanfaatkan teknologi penyimpanan alternatif.
"Kami harus menyewa gudang-gudang filial lainnya. Nah gudang-gudang itu kita akan gunakan semaksimal mungkin termasuk dengan teknologi-teknologi yang lainnya," ungkap dia.
Salah satu teknologi yang disiapkan adalah penyimpanan berbasis plastik vakum. "Seperti nanti ada beberapa teknologi baru untuk penyimpanan tanpa menggunakan gudang, tapi menggunakan plastik dan lain sebagainya. Itu akan divakum," pungkasnya.
(wur)[Gambas:Video CNBC]
Foto: Stok beras di gudang Bulog. (Dok. Kementan)