Kronologi Tentara Gerebek Markas Penipuan Online, Ratusan Ditangkap
Jakarta, CNBC Indonesia - Tentara Myanmar melakukan penggerebekan kembali pada markas penipuan online di negara itu. Dalam update terbaru Rabu, junta militer mengatakan, ratusan orang ditangkap, di perbatasan Myanmar dan Thailand.
Junta Myanmar sebenarnya telah lama dituduh menutup mata terhadap penipuan online. Karena bisnis itu, dianggap memperkaya sekutu milisi junta.
Tetapi sejak Februari, negara itu mengumumkan tindakan keras.Hal ini mendapat lampu hijau pasca upaya lobi ke China dilakukan.
"Penggerebekan tambahan yang dimulai bulan lalu merupakan bagian dari upaya 'propaganda'", menurut beberapa pemantau dikutip AFP (20/11/2025).
"Ini dirancang untuk melampiaskan tekanan Beijing tanpa terlalu merugikan keuntungan yang memperkaya sekutu milisi junta," tambahnya.
Lalu bagaimana kronologinya?
Militer Myanmar menyerbu pusat perjudian dan penipuan Shwe Kokko pada Selasa pagi.Laman pemerintah The Global New Light of Myanmar, yang pertama kali melaporkan.
"Selama operasi tersebut, 346 warga negara asing yang saat ini sedang diselidiki ditangkap," katanya.
"Hampir sepuluh ribu ponsel yang digunakan dalam operasi perjudian daring juga disita," tambahnya.
Sejak kudeta tahun 2021 memicu perang saudara, wilayah perbatasan Myanmar yang pemerintahannya longgar, telah terbukti menjadi lahan subur bagi pusat-pusat penipuan. Menurut para analis, pusat penipuan itu dikelola oleh ribuan pekerja sukarela serta orang-orang yang diperdagangkan dari luar negeri.
China sendiri merupakan pendukung militer junta. Namun negara itu semakin kesal dengan banyaknya warga negaranya yang menjadi pelaku sekaligus korban penipuan.
Sementara itu, junta pada hari Rabu menyalahkan kelompok oposisi bersenjata karena membiarkan pusat-pusat penipuan beroperasi di bawah perlindungan mereka. Tetapi mengatakan telah mengambil tindakan setelah merebut kembali kendali teritorial.
Dalam pemberitaan Global New Light of Myanmar, perusahaan Yatai milik tersangka pemeras China-Kamboja, She Zhijiang disebut "sebagai entitas yang terlibat" dalam mengelola wilayah Shwe Kokko. Ia ditangkap di Thailand pada tahun 2022 dan diekstradisi minggu lalu ke China di mana ia menghadapi tuduhan keterlibatan dalam perjudian daring dan operasi penipuan.
Ia dan perusahaannya, Yatai, sebelumnya berada di bawah sanksi Inggris dan AS. Washington mengatakan ia mengubah sebuah desa di perbatasan Myanmar-Thailand menjadi Shwe Kokko, kota resor yang dibangun khusus untuk perjudian, perdagangan narkoba, prostitusi, dan penipuan yang menargetkan orang-orang di seluruh dunia.
Pada bulan Oktober, junta Myanmar mengumumkan penggerebekan di pusat penipuan KK Park di dekatnya, tempat mereka mengatakan sedang menghancurkan lebih dari 600 bangunan. Sebuah penyisiran yang dipublikasikan secara luas yang dimulai pada bulan Februari mengakibatkan sekitar 7.000 terduga penipu dipulangkan dan Thailand memberlakukan blokade internet lintas batas.
Korban penipuan di Asia Tenggara dan Timur saja telah ditipu hingga US$37 miliar pada tahun 2023. Menurut laporan PBB, kerugian global kemungkinan "jauh lebih besar".
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tentara Gerebek Markas Penipuan Online, 2.000 Orang Lebih Ditahan