Strategi RI Undang Investasi 'Kakap' ke KEK Batam-Bintan-Karimun
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia terus mendorong investasi dari berbagai negara, salah satunya dengan Singapura sebagai sumber utama Foreign Direct Investment (FDI) bagi Indonesia selama lebih dari satu dekade.
Pada tahun 2024, total FDI RI dengan Singapura mencapai lebih dari US$ 20 miliar, sementara perdagangan bilateral sebesar US$ 57,6 miliar.
Melansir keterangan resminya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan sebagai salah satu penguatan kerja sama yakni dengan Joint-Investment Promotion Event Investment Opportunities And Business Regulations In The Batam, Bintan, And Karimun (BBK) Free Trade Zone di Singapura.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam kerangka Working Group Batam, Bintan, dan Karimun (WG BBK).
"Kedua Pemerintah menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan lingkungan bisnis dan regulasi guna menarik investasi berkualitas tinggi. Kami membahas beberapa kerja sama di infrastruktur industri, ekonomi hijau, dan layanan kesehatan, mengakui pentingnya ketahanan rantai pasokan dan pertumbuhan berkelanjutan," ujar Airlangga dikutip dari keterangan resminya, Selasa (18/11/2025).
Pemerintah mendorong pertumbuhan di kawasan BBK melalui sejumlah regulasi diantaranya PP Nomor 28 Tahun 2025 dan PP Nomor 25 Tahun 2025 yang menyederhanakan proses perizinan berbasis risiko serta memperkenalkan mekanisme Perjanjian Tingkat Layanan (SLA).
Serta Perpres Nomor 1 Tahun 2024 mengenai Rencana Induk Pengembangan BBK, serta Perpres Nomor 21 Tahun 2025 tentang perencanaan penyediaan lahan di Kawasan Perdagangan Bebas Batam untuk memperlancar pembangunan infrastruktur dan perluasan industri dengan tetap menekankan prinsip keberlanjutan.
"Berbagai kebijakan Pemerintah di Kawasan BBK tersebut menjadi kekuatan pendorong untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi di kawasan dan terus menunjukkan hasil nyata. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya realisasi investasi dari US$ 1,74 miliar pada 2023 menjadi US$ 3,26 miliar pada 2024, serta kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Kepulauan Riau yang mencapai 1,67 juta pada 2024," ujarnya.
Airlangga menjelaskan saat ini BBK juga menjadi tuan rumah bagi lima KEK yang menawarkan paket insentif fiskal dan non-fiskal komprehensif, termasuk keringanan pajak, pembebasan bea masuk, perizinan yang disederhanakan, dan layanan administrasi satu atap.
Dengan sejumlah proyek prioritas yang siap dijalankan, BBK berada pada posisi strategis untuk menjadi tujuan utama investasi di sektor manufaktur, infrastruktur digital, energi terbarukan, dan logistik.
"Kami dengan hangat mengundang lebih banyak perusahaan yang berbasis di Singapura untuk mengeksplorasi peluang investasi di kawasan BBK, khususnya dimanufaktur hijau, ekonomi digital, layanan kesehatan, energi terbarukan, dan logistik regional,"ujarnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Target Utama Investor, Bersaing Dengan Vietnam, India & Meksiko