Kenapa Buruh Pilih Kumpul di JCC Meski Kata Said Iqbal Tarifnya Mahal?
Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi buruh di Jakarta kali ini berlangsung tidak seperti biasanya. Tak jadi melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara/ Gedung MPR?DPR RI, ribuan buruh justru berkumpul di dalam Aula JCC Senayan, Jakarta.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengungkap alasan di balik perubahan lokasi tersebut, termasuk curhat soal mahalnya biaya sewa gedung yang harus mereka tanggung sendiri.
"Di Jakarta yang seyogyanya di DPR RI, setelah kami pertimbangkan dengan sungguh-sungguh, dan memetakan beberapa informasi yang kami dapat, bahwa situasi politik pasca kejadian 28-30 Agustus yang lalu belum kondusif," ujar Said Iqbal dalam konferensi pers di lokasi, Kamis (30/10/2025).
Ia menjelaskan, keputusan memindahkan lokasi aksi diambil setelah memantau situasi keamanan dan politik yang dinilai belum stabil.
"Jadi ada informasi-informasi dan pemetaan dari kawan-kawan buruh yang melihat dan memantau suasana. Jadi ditemui misal setelah aksi KSPI dan Partai Buruh, biasanya akan dilanjutkan dengan aksi-aksi dari kelompok lain. Bagi kelompok lain yang melakukan aksi, kami nggak bisa larang. Itu hak berdemokrasi. Tapi belajar dari pengalaman 28 Agustus, kami berkesimpulan bahwa situasi belum kondusif," jelasnya.
Namun, di balik keputusan itu, Said tak menampik, biaya menyewa gedung JCC Senayan cukup memberatkan.
"Sebenarnya pilihan kami bukan JCC, ini mahal bener. Ini mahal bener. Iya betul mahal, bagi kita juga mahal banget. Ini memang kita bayar sendiri ya. Tapi akhirnya kami minta, ada diskon-diskon kepada pengelola. Kalau enggak ya udah, kami mau ke DPR aja. Kita juga nggak mau lagi diskusi apapun," kata dia.
Ia bahkan berseloroh, pihak pengelola JCC Senayan mungkin sempat berkomunikasi dengan pihak lain agar mereka mendapatkan potongan harga.
"Akhirnya mungkin, mungkin ya pengelola JCC berkomunikasi dengan Sekretariat Negara ya. Ini mungkin ya.. Mungkin terjadi diskusi, kami minta diskon total. Biaya diskon total," ujar Said Iqbal.
Menurutnya, KSPI dan Partai Buruh tetap independen dan tidak menerima bantuan dari pihak manapun untuk kegiatan ini.
"Jadi tidak ada tekanan manapun. KSPI dan Partai Buruh independen. Kami gak dapat tekanan tendensi apapun untuk melakukan aksi atau tidak melakukan aksi," tegas dia.
Said mengaku biaya penyelenggaraan acara benar-benar ditanggung secara mandiri dari iuran anggota. Bahkan, banyak buruh yang harus menanggung sendiri ongkos transportasi mereka.
"Boleh ditanya, mereka bayar sendiri, bayar bus-nya, bayar makanannya. Kalau nggak, ada organisasi hanya ngasih cuma air mineral doang sama roti satu. Itu kemampuan kami. Membayar ke anggota cuma itu, dari iuran mereka itu juga," ungkapnya.
Ketika ditanya soal berapa besar diskon yang akhirnya diberikan pihak pengelola, Said menjawab ringan.
"Nggak tau deh, yang penting kita bayarnya murah, nggak sampai Rp100 juta. Kalau nggak salah, kita bayar di bawah Rp100 juta saja," ungkapnya.
Alasan Pilih Ngumpul di JCC
Ia menambahkan, pilihan gedung JCC Senayan juga diambil karena alternatif lain seperti Tennis Indoor atau Basket Hall sudah terpakai untuk acara lain.
"Oleh karena itu, kami memutuskan akhirnya dipindahkan ke JCC Senayan. Tapi sebenarnya kami ingin Tenis Indoor, karena yang paling agak murah terjangkau oleh buruh. Tapi ternyata dipakai. Terus kita ambil yang lebih kecil, di Basket Hall juga dipakai," jelasnya.
Lebih lanjut, Said menegaskan kegiatan ini tetap memiliki makna aksi, bukan sekadar pertemuan internal.
"Sekali lagi, ini bukan yang pertama kali yang dilakukan oleh KSPI. Kami biasa aksi itu di dalam ruangan. Sudah sering. Fiesta-fiesta itu, Mayday Fiesta. Yang paling penting, kita menunjukkan bahwa suara buruh tetap ada," katanya.
Menurutnya, aksi di dalam ruangan seperti ini juga menjadi strategi agar suara buruh tetap terdengar di tingkat nasional.
"Kalau di daerah, nggak kelihatan, maka harus ditarik ke pusat. Karena harus didengar suaranya. Kalau di pusat, dengan bantuan kawan-kawan media, kan kedengeran. Walaupun kami anggota harus keluarin biaya," ujarnya.
Soal tindak lanjut, Said menyebut aksi buruh akan terus berlanjut di berbagai daerah hingga akhir tahun.
"Kalau demo daerah berlangsung terus sampai 30 Desember 2025. Kalau di pusat kan... Kalau ini kita nggak didengar, terus melobi Mensesneg (Prasetyo Hadi) dan Wakil Ketua DPR (Sufmi Dasco) nggak didengar, ya mogok nasional. Tapi itu nanti kita putuskan rapat dulu. Setelah rapat, baru kita tentukan bulannya," pungkas Said Iqbal.
Foto: Suasana konsolidasi aksi Serikat Buruh di Aula JCC Senayan, Jakarta, Kamis (30/10/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Suasana konsolidasi aksi Serikat Buruh di Aula JCC Senayan, Jakarta, Kamis (30/10/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10.000 Buruh Demo Besar-besaran Hari Ini di DPR, Ini Tuntutannya
Foto: Suasana konsolidasi aksi Serikat Buruh di Aula JCC Senayan, Jakarta, Kamis (30/10/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)