Kabar Baik! Uang Mulai Banyak Muter di Mal, Rojali-Rohana Hilang?
Jakarta, CNBC Indonesia - Perputaran uang di pusat-pusat perbelanjaan/ mal mulai menggeliat. Setidaknya demikian dari pantauan pengusaha penyewa atau tenant di pusat perbelanjaan.
Setelah sempat lesu di bulan-bulan sepi, Juli-September, geliat pengunjung mal kini dilaporkan mulai meningkat.
"Saat ini memang, mendekati akhir tahun, Oktober-November-Desember, biasanya memang akan ada peningkatan. Ynag sepi itu di bulan-bulan 7, 8, 9. Bulan 10, 11, 12 itu mulai bergerak, mulai ada sinyal positif. Ada pergerakan kenaikan penjualan," kata Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/10/2025).
"Peningkatan ini juga setelah adanya sinyal positif dari kebijakan pemerintah, kebijakan Menteri Keuangan ke masyarakat. Lalu ada program-program yang juga akan segera terealisasi. Program MBG itu juga ikut mendorong perputaran uang di dalam negeri, banyak lapangan kerja. Ada juga perputaran produk, yang mendorong kenaikan omzet," paparnya.
Budihardjo menjelaskan, kenaikan penjualan tersebut ditopang peningkatan transaksi, juga bersamaan dengan adanya kenaikan harga jual.
"Tapi memang transaksi sudah mulai naik, terutama di weekend. Untuk persentase (kenaikan omzet 2025), saya belum tahu, Nanti lihat bulan depan ya," ucap Budihardjo.
Fenomena Rohana-Rojali Hilang?
Lalu bagaimana dengan rombongan hanya nanya-nanya (Rohana) dan rombongan jarang beli (Rojali) yang beberapa waktu lalu sempat jadi fenomena di mal-mal Indonesia?
Budihardjo mengatakan, Rohana dan Rojali merupakan fenomena yang sudah ada di mal-mal, bahkan sejak dulu.
"Jadi nggak hilang. Memang Rohana dan Rojali itu fenomena yang tetap ada, dari dulu. Mereka (pengunjung mal) cuma melihat-lihat, ada yang belinya nanti. 80% mereka ke mal cuma nonton, jalan-jalan, rapat. Cuma 20-an persen yang ke mal itu tujuannya untuk membeli," ucap Budhardjo.
"Yang 80% itu pas makan belanja, atau pas lihat-lihat belanja di online," sambungnya.
Lalu apakah geliat positif di mal ini bakal bisa berlanjut sampai akhir tahun nanti?
"Iya (bisa berlanjut). Syaratnya, uang beredar banyakin di dalam negeri, ajak investor buka pabrik untuk kebutuhan lokal, illegal import diberantas," ujar Budihardjo.
Seperti diketahui, setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, penguatan daya beli sekaligus memacu pertumbuhan baru jadi arah kebijakan pemerintah. Termasuk kebijakan fiskal. Yang kemudian direalisasikan dengan peluncuran sejumlah paket stimulus.
Terbaru, pemerintah merilis paket stimulus ekonomi 8+4+5 yang mulai digelontorkan pada kuartal akhir tahun 2025 ini. Paket stimulus ekonomi ini memakan anggaran senilai Rp16,23 triliun. Terdiri dari 8 program akselerasi ekonomi 2025, 4 program dilanjutkan ke 2026, dan 5 program penyerapan tenaga kerja.
Mulai bulan Oktober 2025, pemerintah mengguyur stimulus berupa bantuan pangan, terdiri dari 10 kg beras dan 2 liter minyak goreng.
Lalu, ada program magang kerja yang pesertanya mendapat uang saku setara UMK. Ada juga stimulus berupa diskon pajak PPN DTP untuk properti, tiket pesawat dan transportasi di momen libur Natal 2025/Tahun Baru 2026.
Serta, bantuan sosial (bansos) berupa Program Keluarga Harapan(PKH) dan Bantuan Langsung Tunai sementara (BLTS) Rp900.000.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Pengusaha Ungkap Mal "Harus" Batasi Jumlah Restoran, Ada Apa?