China & Eropa Akan Bicara '4 Mata' soal Harta Karun Baru Bumi
Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) akan menggelar pembicaraan langsung dengan China dalam beberapa minggu mendatang untuk membahas kebijakan ekspor mineral penting logam tanah jarang (rare earth). Sebelumnya pembatasan akan diberlakukan Beijing, penguasa 60-70% harta karun baru bumi tersebut.
Kekhawatiran memang menggelayuti Eropa. Mineral penting logam tanah jarang penting bagi industri kawasan, tidak sebatas pada teknologi digital tapi juga pada teknologi pertahanan, mulai dari jet tempur, kapal selam, hingga sistem pelacak laser.
"Kami sangat prihatin dengan hubungan perdagangan dengan China, khususnya terkait pembatasan ekspor bahan baku penting," ujar Presiden Dewan Eropa Antonio Costa mengatakan, setelah bertemu Perdana Menteri (PM) China Li Qiang di sela-sela KTT ASEAN di Malaysia, dikutip AFP, Selasa (28/10/2025).
"Kami berharap dapat menangani hal ini dengan tepat," kata Costa lagi menegaskan pembicaraan berlangsung di Brussel, Belgia.
Kebijakan pembatasan ekspor diumumkan Beijing awal bulan ini. Hal tersebut memicu gangguan rantai pasok dan membuat beberapa perusahaan Eropa terpaksa menghentikan produksi.
"Dengan China, kami ingin memiliki hubungan dagang yang baik. Namun kenyataannya, kami menghadapi sejumlah masalah yang perlu segera kami atasi," kata Costa.
"China tahu betul apa yang sedang kami hadapi dan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasinya," tambahnya.
Sementara itu, China menunda kebijakan pembatasan ke AS. Ini seiring pembatalan tarif 100% AS, saat kedua belah pihak bertemu di Malaysia.
Para negosiator AS mengatakan pertemuan tersebut telah membangun "kerangka kerja yang sukses". Ini penting untuk memuluskan pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping di KTT APEC di Korea Selatan (Korsel), 30 Oktober.
"Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan dengan Tiongkok," kata Trump kepada para wartawan.
Sementara negosiator perdagangan utama Beijing, Li Chenggang, mengatakan konsensus awal telah dicapai. Namun memang kedua negara melalui "konsultasi yang sangat intensif".
(tfa/șef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Dikaruniai Logam Tanah Jarang, Bisa Untuk Alat Pertahanan Hingga EV