Sumur Rokan Dikelola Pakai AI, Berhasil Tahan Laju Penurunan Produksi

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
17 October 2025 18:06
Dok Pertamina
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengelola ribuan sumur di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Digitalisasi yang dilakukan melalui Digital and Innovation Center (DICE) menjadi sarana pemantauan real-time sekaligus melakukan analisa data untuk seluruh proses operasional hulu migas Rokan, mulai dari pengeboran, pengapalan, lifting, inventory, hingga operasional produksi.

Operation Head Subsurface Development and Planning Zona Rokan, Mochamad Taufan mengatakan seluruh operasional ribuan sumur migas di wilayah kerja Rokan kini bisa dimonitor di fasilitas yang disebut DICE.

"DICE membantu mengintegrasikan data-data terutama dari sumur yang jumlahnya ribuan sehingga bisa diolah menjadi suatu rekomendasi secara cepat dan tepat dengan menggunakan AI," ujar Taufan dikutip Jumat (17/10/2025).

Menurut Taufan, digitalisasi dan kecerdasan buatan dibutuhkan untuk mengolah data di WK Rokan yang memiliki operasional luas dan masif sehingga harus dikelola secara efektif dan efisien. Melalui bantuan AI, Rokan berhasil menahan laju penurunan produksi sebelum alih kelola dari sekitar 11% per tahun menjadi nol persen.

Taufan menjelaskan, fasilitas DICE dilengkapi 66 layar yang menampilkan data dan informasi dalam bentuk dashboard digital. Di antaranya terkait pemantauan aktivitas pengeboran, jadwal pengeboran yang terintegrasi (Integrated Drilling Schedule), penyiapan lokasi pengeboran dan pembangunan fasilitas sumur minyak, pengelolaan kegiatan produksi, dan perawatan peralatan.

"Manajemen PHR menggunakan data dan pemantauan DICE sebagai pertimbangan untuk proses pengambilan keputusan," jelas Taufan.

WK Rokan, lanjut Taufan, memiliki luas wilayah 6.400 km2 dengan 12.600 sumur aktif, didukung 35 stasiun pengumpul, dan 13.200 km jaringan pipa alir dan 500 km jaringan shipping line.

"Jaringan pipa ini kalau dibentangkan dari Sabang sampai Merauke bisa hampir tiga kali bentangan. Pengeboran sumur pengembangan di WK Rokan juga sangat masif, sekitar 500 sumur per tahun atau lebih dari 50% pengeboran sumur pengembangan di Indonesia ada di WK Rokan," tandas Taufan.

DICE menjadi fasilitas andalan di WK Rokan untuk pemantauan terintegrasi sebagai pusat kendali operasional dan big data guna memantau kegiatan di lapangan secara real time. Taufan menambahkan, pemanfaatan teknologi AI merupakan bagian dari program Optimization Upstream (OPTIMUS) di lingkungan Subholding Upstream.

OPTIMUS merupakan upaya untuk mengoptimalkan produksi sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. Hingga akhir 2025, program OPTIMUS yang dijalankan PHR ditargetkan mampu menghasilkan efisiensi operasional hingga US$ 46 juta atau setara Rp 762 Miliar.

Selain mendorong efisiensi biaya, OPTIMUS juga menjadi instrumen budaya perusahaan yang menekankan kolaborasi, optimalisasi proses, dan pemanfaatan teknologi sebagai cara kerja baru di lingkungan Subholding Upstream Pertamina. Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, WK Rokan menjadi salah satu sumber minyak andalan Pertamina. WK Rokan mampu memproduksi minyak bumi setara 26% produksi minyak nasional.

"Pertamina berkomitmen meningkatkan produksi migas untuk mencapai ketahanan energi nasional. Pada WK Rokan kami melakukan berbagai upaya untuk menjaga laju produksi, sehingga tingkat produksinya masih dapat terjaga dengan baik," pungkas Fadjar.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Minyak PHR Masih di Bawah Target, Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular