Hilirisasi, Bikin RI Tambah Cuan & Perpanjang Umur Tambang

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan kebijakan hilirisasi di sektor pertambangan bukan hanya menambah penerimaan negara, tapi juga menjaga keberlanjutan industri pertambangan dalam jangka panjang. Secara tidak langsung, hilirisasi tambang bisa memperpanjang umur dan meningkatkan nilai tambah ekonominya.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan, pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri menjadi bisa menjaga keseimbangan antara ekonomi, lingkungan, dan masa depan industri pertambangan.
"Dengan adanya kebijakan pengolahan di dalam negeri itu justru adalah bagian dari kita melihat di samping nilai tambahnya di dalam negeri itu juga ini keberlanjutan tambang yang ada itu justru umur tambangnya itu menjadi lebih panjang," jelasnya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia Special Road to Hari Tambang dan Energi 2025, dikutip Jumat (17/10/2025).
Menurutnya, kebijakan hilirisasi yang tengah digenjot pemerintah sudah menunjukkan hasil nyata. Di satu sisi, penerimaan negara meningkat dari pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor minerba. Di sisi lain, aktivitas industri di dalam negeri juga tumbuh, membuka lapangan kerja baru dan mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah.
Namun, program hilirisasi dinilai tidak bisa berjalan tanpa pengendalian produksi yang ketat. Salah satu alasan pemerintah mengubah sistem Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari tiga tahun menjadi satu tahun adalah agar pasokan mineral dan batu bara bisa dikendalikan lebih baik.
"Kalau kita tidak ada pengendalian terhadap supply maka harga itu kan kecenderungannya adalah akan turun terus. Ini kan dampaknya terhadap penerimaan negara," katanya.
Selain itu, hilirisasi juga bisa membuka peluang untuk menggali potensi mineral ikutan yang selama ini terbuang. Misalnya, dari pengolahan tembaga dapat diperoleh emas, perak, hingga logam tanah jarang (LTJ).
"Jadi pada saat dilakukan pengolahan di dalam negeri ternyata terdapat mineral ikutan seperti emas, perak, dan logam tanah jarang. Ini juga dengan adanya hilirisasi akan terlihat detail potensi terhadap penerimaan negara," tandasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 52% Proyek Hilirisasi Prabowo untuk Nikel Cs, Tembus Rp 322 Triliun
