Mendag Bertemu Buyer Australia, Ini yang Dibahas

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso bertemu dengan Direktur Regional Australia dan Selandia Baru Sorbent Group Australia, Steve Nicholson untuk membahas penguatan peran Pemerintah Indonesia dalam menjaga keberlangsungan ekspor bubur kayu dan kertas (pulp and paper).
Dalam pertemuan tersebut, buyer asal Australia meminta Pemerintah Indonesia untuk mendorong Pemerintah Australia membuka dialog dengan pelaku usaha produk kertas Australia.
"Kami bertemu buyer dari Australia yang rutin membeli produk pulp and paper Indonesia. Buyer ini mengharapkan dukungan Pemerintah Indonesia untuk mendorong Pemerintah Australia agar dapatberdialog dengan mereka. Kami dukung berbagai upaya untuk semakin memperkuat ekspor produkIndonesia ke Australia," ujar Budi Santoso dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (17/10/2025).
Menurutnya, Kementerian Perdagangan RI memiliki perwakilan perdagangan RI di Australia, yaitu Atdag RI di Canberra dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Sydney. Kedua perwakilan tersebut siap memfasilitasi buyer Australia yang ingin membeli produk-produk Indonesia.
Untuk itu, para perwakilan perdagangan RI di Australia juga dapat membantu mendorong dialog antar pemerintah yang dibutuhkan buyer Australia maupun pelaku usaha Indonesia yang ingin ekspor ke Australia.
Di lain pihak, Steve Nicholson berharap hubungan dagang dengan eksportir Indonesia terus berlanjut dan semakin diperkuat dengan dukungan Pemerintah Indonesia. Hal ini diperlukan untuk memastikan kesinambungan pembelian produk-produk dari Indonesia.
"Kami harap hubungan kita akan terus berlanjut dan kami mengharapkan bantuan Pemerintah Indonesia agar dapat membantu membuka dialog dengan mitra di Australia. Hal ini juga untuk menjaga kesinambungan produksi kami di Australia menggunakan bahan-bahan dari Indonesia," kata Steve.
Sebagaimana diketahui, Sorbent Group Australia memproduksi tisu merek Sorbent yang merupakan produk premium di Australia. Tahun ini di TEI, Sorbent Group Australia menandatangani nota kesepahaman (MoU) pembelian produk Indonesia senilai AUD 260 juta. Nilai ekspor ini merupakan yang terbesar selama beberapa tahun terakhir melalui fasilitasi Atase Perdagangan RI Canberra.
Nilai tersebut meningkat 30% dibanding MoU pada 2024 yang sebesar 200 juta dolar Australia. Atdag RI Canberra Agung Haris Setiawan mengatakan, perwakilan perdagangan RI di Australia siap membantu memfasilitasi berbagai kebutuhan buyer yang ingin membeli produk Indonesia.
"Kami dapat dihubungi untuk membantu buyer mendapatkan produk-produk Indonesia dan kami juga siap memfasilitasi eksportir Indonesia yang ingin memasuki pasar Australia," kata Haris.
Pada Januari-Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dengan Australia mencapai USD 8,60 miliar. Sementara itu, pada 2024, total perdagangannya mencapai USD 15,41 miliar. Ekspor utama Indonesia ke Australia meliputi struktur untuk bangunan, pipa, pupuk, hingga monitor dan proyektor. Di sisi lain, impor utama Indonesia dari Australia meliputi batu bara, emas, bijih besi, hingga gandum.
Asal tahu saja, dalam pertemuan tersebut turut hadir Direktur PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry Irsyal Yasman, Konsul Jenderal RI di Sydney Pendekar Muda Leonard Sondakh, dan Atase Perdagangan (Atdag) RI Canberra Agung Haris Setiawan. Pertemuan berlangsung di sela-sela pelaksanaan Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 pada 15-19 Oktober 2025 di lokasi yang sama.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendag Sita 1,6 Juta Barang Impor Ilegal, Importir Terancam Dicabut
