
Purbaya-IMF Kompak Sebut Ekonomi Makin Cerah, Tandanya Muncul di Dolar

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional atau IMF menyebut dolar telah kehilangan kekuatannya. Membuat prospek ekonomi sebetulnya mengalami perbaikan meski ada tekanan perang dagang.
Mengutip data Refinitiv, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB hari ini saja, Rabu (15/10/2025) terpantau tengah melanjutkan pelemahan sebesar 0,11% di level 98,934.
Melanjutkan pelemahannya yang telah terjadi sejak perdagangan kemarin, Selasa (14/10/2025) 0,22% di level 99,047.
"Kondisi keuangan global kini sangat longgar, dengan dolar yang telah kehilangan sebagian kekuatannya," kata Direktur Departemen Riset IMF Pierre‑Olivier Gourinchas dalam World Economic Outlook edisi Oktober 2025, Rabu (15/10/2025).
IMF menyebut, pergerakan dolar di masa periode kedua kepemimpinan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat jauh berbeda dari periode pertamanya.
"Alih-alih menguat seperti yang terjadi pada episode ketegangan perdagangan sebelumnya, dolar AS justru melemah," tulis IMF dalam laporannya itu.
Pelemahan dolar ini menurut IMF mencerminkan meningkatnya permintaan lindung nilai (hedging demand) dari investor non-AS serta kemungkinan penilaian ulang pasar terhadap tren penguatan dolar selama dekade terakhir.
Pelemahan dolar ini mereka sebut juga mendukung perdagangan global, berkontribusi terhadap kondisi keuangan global yang lebih longgar, serta menghilangkan tekanan inflasi dari exchange rate pass-through.
"Dengan demikian, hal ini memberi ruang bagi para pembuat kebijakan-terutama di negara berkembang dan ekonomi pasar berkembang-untuk mendukung perekonomian mereka," sebagaimana tertera dalam WEO edisi Oktober 2025.
Dalam WEO edisi Oktober 2025, IMF bahkan turut merevisi ke atas prospek ekonomi global.
Dalam laporan World Economic Outlook terbarunya yang dirilis Selasa (14/10/2025), IMF memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil global tahun 2025 akan mencapai 3,2%.
Persentase itu naik dari proyeksi Juli sebesar 3,0% dan jauh lebih tinggi dari proyeksi April sebesar 2,8% yang dibuat setelah Trump memberlakukan tarif dagang global secara luas.
Untuk 2026, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan tetap stabil di 3,1%.
Cara pandang IMF terhadap perbaikan kondisi ekonomi global ini serupa dengan view Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Baru-baru ini dia menyebut kondisi perekonomian global saat ini mulai membaik, meskipun masih besarnya tekanan ketidakpastian akibat tensi perang dagang.
"Meski tensi geopolitik seperti konflik dagang AS-Tiongkok dan shutdown pemerintah AS terjadi, sepertinya globalnya masih cenderung membaik ya," kata Purbaya saat konferensi pers APBN Kita edisi September 2025, Selasa (14/10/2025).
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik! IMF Naikkan Proyeksi PDB Global Jadi 3,1% Tahun Ini
