Video: Pakai B50, Pengusaha Sawit Minta Pemerintah Belajar Dari Brazil

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga memastikan kesiapan industri sawit dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan Crude Palm Oil (CPO) untuk mendukung program pengembangan Biodiesel RI menuju B50 di tahun 2025.

Hanya saja GIMNI berharap adanya kajian lebih dalam terhadap implementasi B50 untuk memastikan biodiesel ini sesuai dengan spesfikasi mesin kendaraan sehingga bisa diterima konsumen.

Hal ini terkait karakteristik biodisel yang jika tidak diujicoba dikhawatirkan bisa merusak mesin dan menimbulkan kerugian besar, sehingga penggunaan B50 tidak boleh dipaksakan, karena ada kekhawatiran efeknya tidak baik terhadap mesin kendaraan.

Dalam penggunaan biodiesel, Indonesia bisa belajar dari negara lain seperti Brazil yang menggunakan etanol nabati sebagai pengganti bensin dan sudah berjalan lebih dari 20 tahun. Dimana saat harga BBM fosil tinggi maka etanol digunakan namun saat harga BBM fosil turun maka etanol ditinggalkan, sehingga bisa mendapatkan banyak keuntungan finansial.

Kebijakan ini juga bisa digunakan oleh RI, saat harga minyak mentah dalam posisi rendah dan harga CPO tinggi maka RI bisa fokus ekspor CPO. Saat terjadi kondisi sebaliknya maka aturan dapat menyesuaikan.

Seperti apa pengusaha melihat rencana implementasi B50? Selengkapnya simak dialog Safrina Nasution dengan Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 15/10/2025)