Mau Berlakukan Biodiesel B50 di 2026, Bahlil Pertimbangkan DMO Sawit

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
14 October 2025 15:40
A worker unloads oil palms at a plantation outside Kuala Lumpur January 29, 2007. REUTERS/Bazuki Muhammad
Foto: REUTERS/Bazuki Muhammad

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bakal mempertimbangkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO).

Hal ini menyusul rencana penerapan mandatori pencampuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar dengan bahan bakar nabati biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 50% atau B50 pada tahun 2026. Kebijakan ini akan meningkat dibandingkan saat ini yaitu B40 atau pencampuran biodiesel sebesar 40%.

Bahlil menjelaskan, penerapan program B50 akan berdampak pada peningkatan kebutuhan CPO di dalam negeri. Oleh karena itu, guna memenuhi tambahan pasokan minyak sawit tersebut, terdapat tiga cara yang dapat diambil pemerintah.

Pertama yakni melalui intensifikasi lahan, kedua melalui pembukaan lahan baru, dan ketiga adalah pengurangan sebagian volume ekspor.

"Nah kalau alternatif ketiga yang dipakai, memangkas sebagian ekspor, maka salah satu opsinya, saya ulangi, salah satu opsinya adalah mengatur antara kebutuhan dalam negeri dan luar negeri. Itu di dalamnya adalah salah satu instrumennya DMO," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan pemerintah tengah mempersiapkan rencana penerapan B50 untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.

"Jadi, kita mengharapkan B50 tahun 2026 itu bisa diimplementasikan. Ya berarti kalau B50, ketergantungan kita terhadap energi fosil itu kan bisa dikurangi," ujar Yuliot di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Yuliot menilai penerapan B50 akan berdampak positif terhadap pengembangan energi bersih dan lingkungan sekitar. Hal ini juga sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk mencapai net zero emission.

"Justru ini menjadi lebih baik ke depan. Ini bagian kita juga untuk pencapaian net zero emission," ujarnya.

Menurut dia, saat ini pemerintah masih melakukan assessment untuk memastikan ketersediaan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai bahan baku biodiesel.

Terlebih, kebutuhan FAME untuk penerapan B45 diproyeksikan sekitar 17 juta kilo liter (kl), sementara untuk kebutuhan B50 akan meningkat menjadi sekitar 19 juta kiloliter.

"Jadi, dari assessment ini ya kita melakukan. Ini pemetaan itu apakah itu bisa, tapi kita dorong implementasinya adalah B50 untuk tahun 2026," kata Yuliot.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bahlil Sebut RI Bisa Terbebas dari Impor Solar, Asalkan...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular