Begini Hitung-hitungan Purbaya Ekonomi RI Tumbuh 6% pada 2026

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
13 October 2025 07:25
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pemaparan dalam program Squawk Box CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (10/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pemaparan dalam program Squawk Box CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (10/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa percaya diri pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melepaskan kutukan 5% pada paruh kedua tahun depan.

Ia mengatakan, pada semester II-2026, masyarakat Indonesia akan bisa melihat pertumbuhan ekonomi di level 6%, setelah selama satu dekade terakhir pergerakannya hanya di kisaran 5%.

"Saya pikir sih, second half tahun 2026 akan bisa menuju 6% atau lebih," ungkap Purbaya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, dikutip Senin (13/10/2025).

Pada kuartal III-2025, Purbaya mengakui masih akan ada perlambatan ekonomi dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,12%. Namun, ia meyakini, mulai kuartal IV-2025 ekonomi akan mulai tumbuh di level 5,5%.

Pertimbangannya ialah pemerintah sudah mulai gencar mengeluarkan dana menganggur untuk menggerakkan aktivitas ekonomi, mulai dari penempatan dana menganggur di Bank Indonesia (BI) ke lima bank milik negara, hingga penerapan berbagai paket kebijakan stimulus ekonomi.

Sejak 12 September 2025, Purbaya melakukan penempatan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sebesar Rp 200 triliun. Dana tersebut selama ini disimpan di Bank Indonesia (BI) dengan total sekitar Rp 450 triliun.

Ia mengatakan, dengan kebijakan itu, likuiditas perekonomian akan kembali longgar dan bank bisa menyalurkan kredit lebih deras. Menurut Purbaya, kondisi longgarnya likuiditas yang tercermin dari pertumbuhan uang primer atau M0 akan berefek besar terhadap perekonomian.

Purbaya juga memonitor penyerapan belanja Kementerian Lembaga (KL) lebih intensif. Jika tidak cepat terserap, maka anggaran tersebut akan dialihkan pada program yang lebih membutuhkan.

Model kebijakan baru dalam mengelola APBN ini kata Purbaya setidaknya akan menghidupkan dua mesin ekonomi sekaligus. Pertama mesin yang bersumber dari APBN yakni belanja negara dan kedua adalah melalui swasta, yaitu konsumsi rumah tangga ataupun investasi.

Purbaya menyadari perlunya dukungan semua pihak agar ekonomi tumbuh tinggi, baik oleh Kementerian Lembaga maupun BUMN serta swasta supaya tak ada lagi aktivitas ekonomi yang lesu seperti pada kuartal III-2025, hingga membuat gejolak sosial dan politik.

"Jadi, triwulan ketiga memang masih akan turun karena perlambatan yang terjadi kemarin karena demo yang besar. Tapi triwulan keempat akan 5,5%," jelasnya.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI H2-2025 Jauh Lebih Tinggi

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular