Internasional

China Perketat Ekspor Logam Tanah Jarang, Trump Kebakaran Jenggot

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
12 October 2025 21:15
Rare earth element atau yang juga dikenal dengan sebutan logam tanah jarang (LTJ) . (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Rare earth element atau yang juga dikenal dengan sebutan logam tanah jarang (LTJ) . (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China membela kebijakan pembatasan ekspor logam tanah jarang (rare earth element/REE), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh langkah itu jadi penyebab ketegangan dagang antara dua negara. China menyebut justru AS yang memicu masalah dan menilai tuduhan Trump tidak masuk akal.

Memang, Trump baru-baru ini mengumumkan tarif tambahan 100% terhadap produk dari China dan rencana pengendalian ekspor baru untuk perangkat lunak penting mulai 1 November. Langkah ini langsung mengguncang pasar saham AS dan menekan nilai saham-saham teknologi besar.

Banyak perusahaan global khawatir lantaran perusahaan tersebut bergantung pada pasokan logam tanah jarang dari China. Ketegangan ini juga bisa mengganggu rencana pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan akhir bulan ini.

China pun menanggapi postingan Truth Social Trump pada Jumat (10/10/2025) lalu. Unggahan tersebut menuduh Beijing meningkatkan ketegangan perdagangan setelah gencatan senjata enam bulan lalu antara dua negara terbesar di dunia, yang memungkinkan mereka untuk memperdagangkan barang tanpa tarif tarif yang sangat tinggi.

"Hubungan kami dengan Tiongkok selama enam bulan terakhir telah menjadi hubungan yang sangat baik, sehingga membuat langkah Perdagangan ini menjadi lebih mengejutkan," kata Trump dilansir Reuters, Minggu (12/10/2025).

Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa kebijakan ekspor mereka sepenuhnya sah dan wajar. Pemerintah menegaskan langkah ini merupakan reaksi terhadap tindakan Amerika yang sebelumnya telah memasukkan sejumlah perusahaan China ke daftar hitam dan memberlakukan biaya tambahan untuk kapal yang terkait dengan China.

Menurut Beijing, justru langkah-langkah tersebut yang merusak suasana pembicaraan ekonomi dua negara.

"Tindakan AS telah sangat merugikan kepentingan China dan merusak suasana pembicaraan ekonomi dan perdagangan bilateral, dan China dengan tegas menentangnya," kata kementerian itu.

Hal itu juga menunda pengumuman pungutan yang sesuai pada impor AS yang terikat oleh China, tidak seperti di awal tahun, ketika kedua negara adidaya secara progresif menaikkan tarif satu sama lain sampai tarif AS adalah 145% sementara China adalah 125%.

China juga menolak tuduhan bahwa kebijakan ekspornya bermotif politik. Pemerintah menegaskan kebijakan ini dibuat karena kekhawatiran logam tanah jarang bisa disalahgunakan untuk kepentingan militer, terutama di tengah meningkatnya konflik bersenjata di berbagai wilayah dunia.

Meski demikian, Beijing menegaskan bahwa pembatasan tersebut tidak berarti pelarangan total. Ekspor untuk penggunaan sipil tetap diperbolehkan selama sesuai dengan peraturan yang berlaku.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Prabowo Ungkap Harta Karun RI, Bisa Modernisasi Sistem Senjata

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular