Kemenperin Tiba-Tiba Usul Impor Gas dari AS, untuk Apa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
07 October 2025 17:10
Liquefied natural gas (LNG) trucks are seen at Sinopec's Beihai LNG terminal in Guangxi Zhuang Autonomous Region, China July 24, 2018. Picture taken July 24, 2018. REUTERS/Stringer  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian mengusulkan opsi impor gas dari Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu strategi untuk menjaga daya saing industri nasional, sekaligus membuka ruang negosiasi timbal balik tarif dagang.

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Sri Bimo menilai harga gas di AS yang jauh lebih kompetitif disebut menjadi peluang yang layak dipertimbangkan.

"Amerika ini saat ini harga gasnya di bulan Oktober rata-rata US$3,4-3,7 per MMBTU. Nah ini saya sempat berdiskusi dengan ibu moderator. Ini kita hubungkan dengan tarif resiprokal Trump, ini mungkin ya. Karena kalau kita bisa ya usulan ke Amerika, tentu nanti akan dapat timbal baliknya. Mungkin dari 19% ini bisa diturunkan lagi tarif resiprokal kita ke Amerika," katanya Selasa (9/10/2025).

Ia menilai, jika usulan ini terealisasi, tidak hanya akan berdampak pada biaya produksi yang lebih efisien, tapi juga memperkuat daya saing ekspor produk nasional ke pasar Amerika.

"Sehingga produk-produk kita ini akan bisa berdaya saing ke Amerika dan mungkin di dalam negeri juga bisa meningkat daya saingnya. Ini mungkin salah satu usulan ya kalau ini memungkinkan," lanjutnya.

Gagasan ini juga diamini oleh Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Saleh Husin. Ia menyebut saat ini kebutuhan gas industri terus meningkat seiring dengan pertumbuhan sektor manufaktur, sementara pasokan dalam negeri terbatas. Oleh karena itu, ia mendorong agar pelaku industri diberi peluang untuk mengimpor gas, dengan catatan penggunaannya murni untuk kebutuhan produksi.

"Saya diskusi dengan dirjen migas gimana kebutuhan gas industri bisa terpenuhi? Sementara industri tumbuh moga tahun depan ketika kebutuhan gas dalam negeri terbatas, mungkin pelaku industri ini dimungkinkan boleh impor gas untuk kebutuhan industri bukan untuk importir umum yang itu kan untuk dagang," tegas Saleh.

Ia menegaskan bahwa ketersediaan energi yang terjangkau menjadi salah satu kunci penting untuk mendorong pertumbuhan industri nasional. Terlebih jika pemerintah masih berkomitmen terhadap target pertumbuhan ekonomi di angka 8%.

"Karena industri tumbuh dengan sendiri serap lapker nilai tambah salah satunya bahu membahu apa yang diinginkan presiden ekonomi 8%, tanpa industri tumbuh, jangan harap ekonomi tumbuh 8% tercapai, maka bahu membahu keinginan presiden tercipta," ujar mantan Menteri Perindustrian itu.


(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: RI Buka Opsi Impor Gas Untuk Pelaku Industri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular