
Update Shutdown AS, Trump Siapkan PHK 750 Ribu PNS-Negosiasi Buntu

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) resmi mengalami shutdown sejak Rabu (1/10/2025) waktu setempat. Kebuntuan antara Partai Republik dan Demokrat di Kongres soal rancangan undang-undang (RUU) pendanaan sementara membuat aktivitas pemerintahan federal lumpuh. Kini, ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) massal mulai mengemuka.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, mengonfirmasi bahwa Presiden Donald Trump siap memulai gelombang PHK terhadap pegawai federal jika negosiasi dengan Partai Demokrat kembali menemui jalan buntu awal pekan ini.
"Saya pikir semua orang masih berharap ketika minggu dimulai kembali, Partai Demokrat menyadari bahwa menghindari PHK adalah hal yang masuk akal," ujar Hassett dalam wawancara dengan CNN, seperti dikutip CNBC, Senin (6/10/2025).
"Namun jika negosiasi sama sekali tidak membuahkan hasil, PHK akan dimulai," tambahnya.
Menurut laporan Kantor Anggaran Kongres (CBO), hingga 750.000 pegawai federal berpotensi dirumahkan setiap hari selama penutupan berlangsung. Mereka termasuk pegawai non-esensial, yang sementara waktu tidak akan menerima gaji hingga pendanaan disetujui kembali oleh Kongres.
"Dengan menggunakan data rencana kontinjensi lembaga dan Kantor Manajemen Personalia, kami memperkirakan hingga 750 ribu pegawai bisa dirumahkan setiap hari," tulis CBO dalam laporannya, dikutip CNBC Indonesia dari situs resmi lembaga tersebut.
"Total biaya kompensasi harian mereka mencapai sekitar US$400 juta (Rp6,6 triliun)," lanjutnya.
Sementara itu, pegawai yang tergolong esensial, termasuk personel militer aktif, tetap diwajibkan bekerja tanpa kompensasi langsung. Pembayaran mereka baru akan dilakukan setelah alokasi anggaran disahkan.
Trump sendiri secara terbuka mengancam akan menggunakan momentum shutdown untuk memangkas ukuran lembaga federal dan memberhentikan pegawai pemerintah yang dianggap tidak efisien.
"Kami akan memberhentikan banyak orang, dan mereka akan sangat terdampak. Banyak hal baik bisa dihasilkan dari penutupan ini," kata Trump di Ruang Oval, dikutip AFP. "Shutdown memberi saya kesempatan yang belum pernah ada sebelumnya untuk menyingkirkan hal-hal yang tidak dibutuhkan pemerintah."
Kebuntuan politik di Washington dipicu oleh perbedaan tajam antara Partai Demokrat, yang mendesak pendanaan tambahan untuk layanan kesehatan publik, dan Partai Republik, yang menilai isu tersebut tidak seharusnya dibahas dalam negosiasi pendanaan jangka pendek.
Sejak 1976, pemerintah federal AS telah shutdown sebanyak 21 kali, dengan yang terlama terjadi pada 2018 saat Trump dan Demokrat berselisih soal pendanaan tembok perbatasan senilai US$5,7 miliar. Kini, krisis fiskal terbaru ini berpotensi menjadi ujian besar bagi ekonomi dan pasar tenaga kerja AS di bawah kepemimpinan Trump.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Shutdown AS di Depan Mata, Trump Tiba-Tiba Beri Warning Ngeri Ini
