Internasional

Akhirnya! Hamas Setuju Proposal Perdamaian Gaza ala Trump, tapi...

luc, CNBC Indonesia
04 October 2025 06:20
Warga Palestina yang mengungsi dari Gaza utara akibat operasi militer Israel, bergerak ke selatan setelah pasukan Israel memerintahkan penduduk Kota Gaza untuk mengungsi ke selatan, di Jalur Gaza tengah, 20 September 2025. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Foto: Warga Palestina yang mengungsi dari Gaza utara akibat operasi militer Israel, bergerak ke selatan setelah pasukan Israel memerintahkan penduduk Kota Gaza untuk mengungsi ke selatan, di Jalur Gaza tengah, 20 September 2025. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Hamas pada Jumat (3/10/2025) menyatakan kesediaannya menerima sebagian poin dalam rencana 20 butir Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri perang Gaza, termasuk kesepakatan pertukaran sandera. Namun, kelompok itu menghindari isu paling krusial seperti perlucutan senjata dan penarikan bertahap pasukan Israel, yang menjadi tuntutan utama dalam dokumen tersebut.

Trump, melalui unggahan di platform Truth Social, menilai tanggapan Hamas sebagai sinyal positif.

"Pernyataan Hamas menunjukkan mereka siap untuk PERDAMAIAN yang langgeng. Israel harus segera menghentikan pemboman Gaza agar kita bisa mengeluarkan para sandera dengan aman dan cepat," tulis Trump.

"Saat ini terlalu berbahaya untuk melakukannya. Kami sudah mendiskusikan detail teknis yang harus dibahas lebih lanjut. Ini bukan hanya tentang Gaza, tetapi tentang perdamaian Timur Tengah yang sudah lama dicari."

Tanggapan Hamas

Dalam surat tanggapannya yang dilihat Reuters, Hamas menegaskan "apresiasi terhadap upaya Arab, Islam, dan internasional, termasuk Presiden Donald Trump, untuk menghentikan perang di Jalur Gaza, pertukaran tahanan, serta masuknya bantuan kemanusiaan secara segera."

Kelompok itu menyatakan menyetujui "pembebasan seluruh tahanan Israel, baik hidup maupun jenazah, sesuai formula pertukaran yang tercantum dalam proposal Presiden Trump, dengan mempertimbangkan kondisi lapangan."

Hamas juga menambahkan siap "memasuki negosiasi melalui mediator untuk membahas detail implementasi."

Lebih jauh, Hamas menyatakan kesediaannya "menyerahkan administrasi Jalur Gaza kepada badan independen Palestina yang terdiri dari teknokrat berdasarkan konsensus nasional Palestina, dengan dukungan Arab dan Islam." Tawaran serupa pernah disampaikan sebelumnya oleh Hamas, termasuk soal penyerahan administrasi dan pelepasan sandera.

Namun, Hamas tidak menyebut soal perlucutan senjata, salah satu poin penting dalam rencana Trump yang juga didukung Israel. Seorang pejabat senior Hamas bahkan menegaskan kepada Al Jazeera bahwa kelompok itu tidak akan melucuti persenjataannya "sebelum pendudukan Israel di Gaza benar-benar berakhir."

Respons Internasional

Israel sejauh ini belum memberikan komentar resmi. Namun saksi mata di Gaza melaporkan intensifikasi serangan udara Israel di Gaza segera setelah Hamas mengeluarkan pernyataannya. Serangan menghantam beberapa rumah di distrik Remal serta target di Khan Younis, meski tidak ada laporan korban jiwa saat itu.

Senator Partai Republik Lindsey Graham menilai respons Hamas hanyalah penolakan terselubung. "Klasik 'ya, tapi'. Tidak ada perlucutan senjata, Gaza tetap di bawah kendali Palestina, dan pelepasan sandera dikaitkan dengan negosiasi. Ini pada dasarnya penolakan atas proposal 'ambil atau tinggalkan' dari Trump," katanya di X.

Qatar, melalui juru bicara kementerian luar negerinya, mengatakan telah mulai berkoordinasi dengan Mesir dan Amerika Serikat untuk melanjutkan pembahasan atas rencana Trump tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik respons awal Hamas dan mendorong semua pihak memanfaatkan peluang untuk mengakhiri perang. Kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, menilai proposal Trump bisa membuka jalan bagi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. "Kami siap dan bersemangat untuk bertindak," katanya.

Ancaman Trump

Sebelum Hamas memberikan jawaban, Trump sempat mengeluarkan ancaman keras. "Jika kesepakatan terakhir ini tidak tercapai sebelum Minggu pukul 18.00, maka 'NERAKA' yang belum pernah disaksikan siapa pun sebelumnya akan menimpa Hamas," katanya.

Trump juga mengeklaim bahwa "semua negara sudah menandatangani" dukungan bagi proposalnya.

Trump sebelumnya memaparkan rencana perdamaian itu kepada sejumlah negara Arab dan Muslim, lalu mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih. Netanyahu menyatakan dukungannya, menyebut dokumen itu memenuhi tujuan perang Israel. Hamas sendiri tidak dilibatkan dalam perundingan awal penyusunan rencana tersebut.

Rencana Trump mencakup gencatan senjata segera, pertukaran seluruh sandera Hamas dengan tahanan Palestina di penjara Israel, penarikan pasukan Israel secara bertahap, perlucutan senjata Hamas, serta pembentukan pemerintahan transisi yang dipimpin badan internasional.

Selain itu, bantuan kemanusiaan ke Gaza akan didistribusikan oleh lembaga internasional netral. PBB menyebut pihaknya sudah menyiapkan 170.000 ton metrik bantuan yang siap masuk begitu jalur terbuka.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Bisa Tercapai Minggu Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular